Nabila's heart

336 28 2
                                    

"H-haallo paa?"
ucap nabila terbata bata, wajah pasrah nya membuat kedua sahabat nya ikut gugup juga kala itu.

"hallo...nabila dimana kamu?! naira sama kamu?"
intonasi endro terdengar jelas sangat mengkhawatir kan putri kesayangan nya itu.

"i-iyyaa pah, N-naira sama nabila, t-tapi nairaaa....."
nabila mengulum bibir nya, ragu untuk melanjutkan kalimat itu.

"naira? ada apa sama naira?! kamu apain adek kamu?!!" tanya endro dengan lantang

"naira ada di rumah sakit pahh! papa kesini sekarang"
nabila melancarkan kalimat nya, gadis itu membranikan diri dengan apapun yang akan terjadi nanti.

"Papa kesana sekarang!!!" endro mematikan telvon nya. nampak rina langsung memasang wajah panik di sebelah suami nya.

"pahh naira kenapa pah?" rina memutar posisi duduk nya ke arah endro.

endro terdiam fokus melihat jalan dan memberi tau mang cecep untuk segera ke rumah sakit.

"puas kamu sekarang ma?! liat ulah kamu!!"
endro mendelik, telunjuk nya menuding ke arah rina.

nafas rina seperti hilang seketika, dada nya sesak mendengar kabar itu.

***
25 menit perjalanan

langkah endro menuju kamar yang sudah nabila whatsapp sejak 20 menit yang lalu, di buntuti rina berwajah cemas berlinang air mata.

nampak 3 remaja duduk saling menyenderkan kepala di pundak satu sama lain.

"bil bil bokap lo" ujar cika menepuk pelan paha nabila yang sedang bersender muram di bahu cika.
sontak 3 remaja ini berdiri menyambut endro dan rina.

nabila menelan saliva nya, jantung nya seketika beredatak 2x lebih cepat, langkah endro makin mendekat. gadis itu sudah menyiapkan wajah nya untuk pendaratan tangan endro kesekian kali.

cika dan jojo hanya bisa mematung, bersiap siap melihat kejadian yang tak mereka inginkan.

kini langkah endro makin dekat, wajah merah nya makin terlihat jelas sedang menahan amarah, tangan nya mengepal dengan keras.

"dimana naira?" tanya endro ke nabila dengan tegas.

"mana adik kamuuu?!!" tanya rina menggoncang bahu nabila dengan wajah berlinang air mata.

rina menutup wajah nya menyender pelan ke tembok di belajang nabila.

"naira lagi di periksa dokter paah, ada di dalem"
jawab nabila dengan pelan, seraya menundukan kepala nya.

"kenapa bisa gini!! ada apa? naira kenapa bisa kambuh lagi?" tanya endro dengan penuh emosi

nabila hanya terdiam pasrah.

rina memalingkan badan nya perlahan seraya mengusap pelan air mata nya

PLAAAKKKKK!!!!

tamparan  tangan endro benar mendarat.
membuat orang di sekitar situ menutup paksa mata nya.

nabila membuka pelan mata nya, ternyata tamparan kali ini mendarat di pipi rina.

serentak nabila, cika dan jojo mendelik heran.
mereka saling betatapan dengan penuh kebingungan.

lain hal dengan rina yang seketika memegangi pipi bekas tamparan suami nya.
wajah nya tertup rambut coklat kemerahan yang tergerai.

"INI SEMUA ULAH KAMU MAA!!! NAIRA BISA SPERTI INI KARNA KAMU GA BECUSSSSS JAGAIN NAIRA!!!!"

tangan endro menuding wajah istri nya yang tertunduk menangis.

"maafin mama paahh, mama ga tau kalo akhirnya begini" lirih wanita itu sesegukan menahan tangis nya.

nabila dengan sigap memeluk dan mengusap bahu rina.

"maaa tenang yaaa" ucap gadis itu menenagkan.

endro berkacak pinggang, mungusap wajah nya bernafas cepat manahan amarah.
pria itu mondar mandir tepat di pintu ruangan anak kesayangan nya.

35 menit berlalu

suasana masi sunyi semua hanya terdiam dan berdoa, berharap naira dalam keadaan baik baik saja.

suara engsel pintu ruangan itu terdengar, membuat semua yang berada disitu memalingka fokus nya ke ruangan naira.

dokter keluar dari pintu itu seraya melepaskan stetoskop yang melingkar di leher nya, di ikuti suster yang membawa hasil pemeriksaan naira.

endro yang sedari tadi mondar mandir langsung sigap mendekati dokter itu.
begitu juga dengan rina, nabila, cika dan jojo.

"dokter gimana anak saya? anak saya kenapa? gapapa kan dok?"
pertanyaan pertanyaan itu tak henti keluar dari mulut endro, di barengi wajah panik nya mata memerah manahan tangis.

dokter itu tersenyum, seolah memberikan kabar baik.

"bapak dan keluarga yang tenang yaa, naira baik baik saja"

semua menghela nafas tenang, tak terkecuali rina yang langsung terduduk dikursi tunggu itu, badan nya melemas tapi sudah sedikit lebih tenang karna mendengar kabar itu.

nabila cika dan jojo sontak langsung berpelukan saling menenangkan.

"dokter saya bole masuk? saya mau liat anak saya dok" ucap endro memohon ke dokter itu.

"eee maaf pak untuk saat itu biarkan naira istirhat sebentar yaa, 1 jam lagi saya cek kondisi nya. kalo sudah lebih membaik naira boleh pulang malam ini juga"

endro hanya terdiam sambil memandangi anak gadis nya dari kaca kecil di pintu.
ia mungulum bibir nya dan mengangguk pelan
"baik dok" ujar nya.

dokter itu membalas dengan angggukan dan pergi ke ruangan nya.

kini mereka hanya bisa menunggu 1 jam lagi untuk menengok keadaan naira.

"bill.... guee sama jojo pamit pulang dulu yaa takut kemaleman" ucap cika sedikit pelan.
"lo kalo ad apa apa kabarin kita ya bil" potong jojo dari belakang cika.

nabila mengangguk tersenyum, mata nya sedikit sayu.
"thanks yaaa"  ujar nya.

"om tante cika sama jojo permisi pulang dulu yaaa"
cika mengulurkan tangan nya untuk berpamitan,

endro menggung tanpa senyuman. masi terlihat jelas wajah nya mencemaskan putri kesayangn nya.

B E R S A M B U N G !!?!

okeyy frween kita lanjut setelah pesan" berikut ini.

Diary NairaWhere stories live. Discover now