40. Welcome

1.2K 240 39
                                    

Voment juseyo😓

Jawa Tengah | 19 Desember 2021
By : GwenXylona

-Welcome-

"Bawa dia pergi atau lo juga jangan pernah datangin gue lagi?!"

Somi terdiam, Jaemin itu emang random, tapi dia bukan tipikal laki-laki yang tega, Jaemin akan lebih baik membuat dirinya sendiri yang tak nyaman dibanding orang lain. Bergerak menyembunyikan hantu lainnya dibelakangnya, Somi sedikit tidak terima dengan respons tak terduga sahabatnya, "Maksud lo apa?" tanyanya sedikit menuntut.

"Bawa dia pergi dari hadapan gue, Somi."

"Sejak kapan lo jahat sih, Na? Dia cuma butuh bantuan lo, nggak akan bikin lo mati. Oke lo emang nggak pernah bantuin makhluk manapun, tapi kali ini aja tolong, dia di sini bukan sebagai pelindung kayak gue!"

Jaemin menatap Somi dalam, "Lo nggak tahu apa-apa, Sonia. Bawa dia pergi, abis itu lo balik lagi, gue ceritain dikit, tapi bawa dia pergi dan jangan pernah lagi bawa dia ke hadapan gue, ya?"

Somi menggeleng, "Dia pergi, gue juga pergi. Maaf, kali ini lo kelewatan, lo nggak kayak Jaemin yang gue kenal." ujarnya seraya membawa gadis berambut sebatas bahu dibelakangnya itu pergi dari kamar Jaemin.

Jaemin sendiri hanya terpaku ditempat, terlalu lama loading, "Somi? Pulangin dia, tapi abis itu balik lagi ke sini!"

"Selama lo masih nggak mau bantu dia, selama itu juga gue nggak akan pernah datang ke lo, Jaem. Permisi."

Jaemin ingin sekali mengejar, namun Somi dan gadis hantu itu lenyap dibalik tembok, Jaemin nggak bisa nembus tembok, jadi dia diam saja di atas ranjang, kalaupun ngejar lewat tangga, Jaemin sadar dia manusia biasa, sementara Somi bisa saja sampai Amerika saat Jaemin sibuk berlari menuruni tangga, ditambah rumah Kakek Lee tak sekecil rumah petakan, dia pasti kalah telak.

Jaemin mengeluh, meraih ponselnya untuk mendial nomor seseorang, sadar jika ia tak bisa melakukan ini sendirian, ia butuh teman. Sambungan lama tak tersambung, bahkan kesabarannya nyaris lenyap dan hendak memilih melempar ponsel itu tatkala tiba-tiba suara dari seberang terdengar,

"Na? Sori tadi pemotretan, kenapa?"

"Lo ke Jakarta sekarang ya, Mas? Gue beliin tiketnya."

"Hah? Gua nggak sekere itu, babi. Kenapa sih, kangen?"

Jaemin melongos, "Bantuin gue, tolongin gue, ya?"

"Gue cabut sekarang. Kasih alamat rumah baru lo itu! Lo punya gue, Jaem. Lo punya gue!"

Terdengar suara ribut di sana, Jaemin hanya diam saja, sementara lawan bicaranya kembali bersuara, "Asal lo tahu, Dek. Tiap hari sejak dulu gue selalu nunggu lo minta bantuan, kenapa baru sekarang? Lo nggak bisa sendirian, karena lo bukan gue yang dari kecil emang sendirian."

Jaemin sedikit tersenyum, "Lo yang kekeuh nggak mau ke sini, Mas. Lo sendiri yang bikin diri lo kesepian padahal di sini banyak kesempatan."

"Karena gue pikir, sendiri itu enak, nggak bakalan ada yang ganggu, nggak ada yang ngelarang ini itu, nggak ada yang ngatur, tapi ternyata definisi sendiri itu nggak semudah itu dijalani, sendiri itu pas lo jalan di pasar malam yang rame, tapi lo nggak kenal salah satu dari mereka, itu baru sendiri, bukan pas lo nggak ada teman di rumah."

Sejenak Jaemin terdiam, mencerna kalimat panjang Masnya itu, "Gue tunggu di Jakarta, jangan lupaa oleh-olehnya."

"Matur thank you udah nelpon gue."

Linier [Babu Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang