"Jangan kembali sebelum kamu menemukan Guci pengganti yang kamu Pecahkan!"
Tubuh pemuda itu terpelanting cukup jauh, hawa dingin menyapa dirinya yang hanya terbalut Piyama tidur tipis tanpa menggunakan alas kaki
Hanya kecelakaan kecil, sebab ia tak sengaja memecahkan Guci kesayangan Ibu Tirinya. Lantas dengan kasar Ibunya itu menarik dirinya
Menampar sekali dengan teriakan mencela dan membuang dirinya keluar Rumah, tidak peduli Fakta bahwa ini adalah awal Musim Dingin
Tidak peduli bahwa mungkin tubuhnya bisa beku di terpa Badai salju kencang semalaman ini
Ayahnya, hanya diam tanpa melakukan apapun, sepenuhnya tunduk di kekuasaan Ibu Tiri
Tidak, tolong Jangan kasihani Hyunsuk. Ia sudah terbiasa kok, rasanya tidak sakit hanya sedikit perih saja ketika Pantatnya membentur ujung lantai cukup keras
Namanya Choi Hyunsuk. Remaja Delapan belas tahun yang hidup di tengah tengah neraka.
Pemuda itu menghela nafas sejenak, menepuk pakaian yang terkena salju lantas berjalan dengan kaki telanjang
Menyusuri jalan sunyi Distrik Gangnam yang seluruhnya tertutupi salju tebal
Badai salju sedang ganas ganasnya disini, pantas tidak ada orang sama sekali.
Hyunsuk tidak tahu harus kemana, jika ia meminta bantuan Mashiho ia tak akan tega. Sahabatnyanya itu sudah banyak membantu, lagipula Hyunsuk sedikit sungkan pada Suami Sahabatnya
Kakinya bergetar menahan dingin, kuku kukunya mati rasa dan tubuh yang hampir membeku di tempat. Kalau ia meminta bantuan Ryujin pun sepertinya itu bukan ide yang bagus, Ryujin seorang gadis. Akan jadi perbincangan yang tidak tidak kalau ia dan Ryujin hanya berdua di Rumah
"Aku harus bagaimana?" Suranya melirih, hampir ambruk ketika Cuaca Sepertinya enggan berdamai dengan keadaan tubuhnya
Angin kencang dan Salju salju keras itu telak menghantam tubuh Kurusnya, terasa seperti Kerikil tajam ketimbang Butiran salju
Ketika kesadarannya semakin menipis, Hyunsuk merasa tubuhnya ringan. Sebuah lingkaran seolah terbentuk mengelilingi dirinya, badai salju itu sama sekali tidak berpengaruh pada lingkaran Transparan itu
Eksistensi hawa dingin yang semula menusuk perlahan menghilang, berganti dengan hangat yang nyaman di sekitar tubuhnya
Ya, hanya di lingkaran kecil di sekeliling Hyunsuk salju berhenti turun, hanya dalam lingkaran kecil di sekeliling Hyunsuk hawanya begitu hangat. Membuat siapapun bahkan Hyunsuk, rasanya ingin tertidur amat pulas
Ia mematung, kabut tebal menutupi jalan. Siluet seseorang berjubah terlihat diantara Kabut dan Salju yang menutupi pandangan
Sampai ketika matanya bertemu dengan Netra Sepekat malam yang menatapnya dengan Kaku, Hyunsuk berjengit "Siapa kau?"
Pria itu tersenyum tipis, semakin mendekati Hyunsuk lalu mengusap Lembut Wajah Hyunsuk
Sampai pada akhirnya Kegelapan meyelimuti Seorang Choi Hyunsuk.
_______________
Hyunsuk mengerjap pelan, hampir berteriak ketika ia terbangun di Ruangan asing. Nuansa putih dan Aroma maskulin yang bukan miliknya sama sekali
Ia sedikit terhuyung, menumpu tubuh dengan kedua tangan ketika hampir jatuh saat mencoba bangkit dari Tempat Tidur
Mata Cantiknya mengedar, melihat berbagai Pajangan kuno dan antik di setiap sudut kamar
Membuka pelan pintu kemudian mengerjap bingung, suasananya benar benar seperti rumah jaman dulu
"Kau ini bodoh atau bagaimana sih? Katanya Goblin yang hidup abadi, tapi memasak Telur Rebus saja tidak bisa." Omelan Berisik laki laki menyapa telinganya, ia berjalan pelan mengintip di balik pintu Dapur. Menemukan dua orang Pria yang sibuk dengan panci gosong dan beberapa telur yang pecah
Pria yang satunya berdecak "Mending kau diam kalau tidak mau membantu, lagipula bukankah kau ada tugas mencabut nyawa Kucing Orange milik nenek tua di Kota?"
Temannya mendengus malas, mengambil satu apel dan menggigitnya "Aku malas. Kucing Orange biasanya bisa melawan."
"Cih sama kucing saja kalah dan kau manis berhenti mengintip, aku tahu kau disana." Yang memegang wajan berteriak, bersedekap dada menatap lurus pada Hyunsuk yang kini tersandung pakaiannya Sendiri
"M—maaf, apa kalian yang menyelamatkan aku?" Hyunsuk buru buru bangkit, menunduk lalu mengusap lengan canggung
Yang menggigit apel menggeleng "Dia yang menyelamatkanmu, aku sih cuma menonton Oh ya manis namaku Yoon Jaehyuk, malaikat pencabut Nyawa yang mempesona."
Pria itu mengulurkan tangan, menaik turunkan alis menggoda.
Hyunsuk sudah ingin menyambut uluran tangan Jaehyuk, tapi Pria lainnya menyela menarik tangan Hyunsuk menjauhi Jaehyuk "Jangan dekati dia, kamu bisa tertular Penyakit Siput Gila."
Dan Choi Hyunsuk hampir kehilangan nyawa ketika lelaki itu dengan lancang merangkul pinggangnya, menariknya mendekat dan melanjutkan acara —ayo merebus telur— yang gagal hampir lima kali
Jaehyuk mendengus "Aku merasa tidak punya harga diri sebagai malaikat pencabut nyawa." Kemudian dia menghilang, setelah sebelumnya mencuri satu Kotak Susu Pisang dari lemari Es milik temannya
"Nahh manis namaku Yoshi, yang menyelamatkanmu. Kau baik baik saja kan? Butuh sesuatu?" Hyunsuk mengerjap, rona kemerahan samar menjalar di pipinya manakala Yoshi Tersenyum lebar melambai kemudian meraih tangannya
Hyunsuk menggeleng "Terimakasih." Ia membungkuk, kemudian enggan mengangkat wajah. Tidak mau Yoshi melihat pipinya yang merah luar biasa
"Kau lupa padaku?"
"Hmmm?" Hyunsuk mendongak, menatap Lamat Lamat wajah lelaki di depannya. Tidak asing, rasanya seperti kembali ke rumah
"Tiga tahun lalu, di bawah salju pertama Tanah Gapyeong. Ingat?" Yoshi menunduk, menyatukan kening mereka. Lamat menatap mata Cantik Hyunsuk yang bersinar indah
Tidak ada jawaban, melainkan pelukan hangat dengan isakan lirih dan bahu bergetar "Kamu kemana saja? Aku hampir lupa kalau aku punya satu lagi harapan disaat semuanya terasa begitu memuakkan."
Tiga tahun lalu, tepat ketika Salju pertama turun di tanah Gapyeong Hyunsuk Akhirnya merasakan kebahagiaan, Hyunsuk Akhirnya mengerti bagaimana di Cintai begitu luar biasa oleh satu orang ketika seluruh dunia membuangnya
Tapi secepat itu pula Yoshi menghilang, Seperti terbang bersama hembusan angin dingin pertengahan musim dingin kala itu
Dan lagi satu harapannya hilang, membawa kembali jiwa dingin Hyunsuk pada keputusasaan yang tidak berujung.
"Aku minta maaf Hyunsuk, ini syaratnya, Syarat agar aku bisa menemuimu kembali. Syarat agar kita bisa bersama selamanya. Tanpa harus berpisah lagi." Yoshi berbisik, mengusap air mata Hyunsuk kemudian mengecup hangat kening Lelakinya
Hyunsuk mendongak "Jangan pergi lagi." Pintanya sendu, menghambur memeluk Yoshi ketika Pria itu mengangguk sembari tersenyum lembut
Yoshi menangkup wajah Hyunsuk "Aku akan selalu datang kepadamu Seperti salju pertama turun."
Kadang hidup memang sebaik itu, ketika semuanya menyebalkan dan begitu mengecewakan akan ada satu hal yang membawa kembali harapan yang sempat terkubur, akan ada satu hal yang terasa begitu membahagiakan sampai rasanya mampu menggenggam Dunia
Dan setiap orang memilikinya, pasti tapi entah kapan.
Semangatin Aku ayo biar bisa Rajin Update lagi 😭😭
STAI LEGGENDO
Always You And Me (Oneshoot Compilation)
FanfictionWarning! Boyslove Pairing Kanemoto Yoshinori × Choi Hyunsuk Kumpulan Oneshoot Yoshi dan Hyunsuk.
