semua siswa menari mengikuti irama musik dengan gila dan mungkin mereka juga saling melepas rindu. belum lagi jay dan sunghoon yang emang keliatan banget sebagai pro player dalam club malam. sedangkan heeseung dan gadis berdiri agak jauh, tidak ikut dalam kerumunan. menyaksikan kelakuan jay dan sunghoon yang sudah hilang arah.

heeseung memeluk pinggang gadis dari belakang dan keduanya mengikuti irama musik dengan pelan. sesekali heeseung memberi kecupan singkat di kepala gadis, ataupun leher dan belakang telinga gadis. rasanya gadis udah ga perlu takut lagi berbuat seperti ini bersama heeseung.

"dis, bosen ga?"

"apa?!" gadis kurang bisa mendengar heeseung karena kerasnya musik.

"bosen ga?" heeseung lebih memilih mendekatkan mulutnya di telinga gadis daripada harus mengeraskan suaranya.

"habis ini kita pulang aja." jawab gadis sambil melihat ke arloji yang menunjukan pukul 12 malam.

"telinga aku sakit, keluar yuk."

heeseung langsung menarik tangan gadis dan membawanya keluar ballroom.

"mau kemana hee?" tanya gadis.

"gapapa, jalan-jalan aja."

heeseung pun masih setia menggandeng gadis dan membawanya jalan mengelilingi sekolah. gadis gatau pasti kenapa heeseung serandom ini kalau lagi bosen, tapi gadis nurut aja. keadaan sekolah benar-benar sepi dan remang-remang. bikin merinding.

"dis kedinginan yah?" tanya heeseung dan melepas blazernya.

"engga kok.." gadis sedikit berbohong. padahal dia emang agak kedinginan, apalagi baju yang dia pakai itu cukup terbuka.

heeseung langsung memasangkan blazernya untuk gadis yang sedikit kegedean. membuat heeseung gemas sendiri.

"gemes deh! badan kamu kecil banget." tawa heeseung.

"iya deh yang tinggi.."

mereka pun berjalan sampai akhirnya berada di lorong yang cukup gelap dan sepi. jujur daritadi gadis udah merapalkan doa karena takut banget liat hantu. beda sama heeseung yang daritadi santai dan ga takut sama sekali.

"dis, inget lorong ini?" tanya heeseung sambil tersenyum.

"mm, inget banget." jawab gadis pelan.

"...disini, harga diri aku di rusak dan dijatuhin." lanjut gadis dan langsung membuat heeseung membulatkan matanya.

"dis, maaf. maksud aku ga gitu, dis.." heeseung langsung memegang kedua tangan gadis dan rautnya berubah menjadi penuh penyesalan dan merasa sangat bersalah.

tujuan heeseung ga gitu, maksudnya dia lagi flashback dimana heeseung selalu jalan di lorong ini dan ada gadis yang menyaksikan dia di tengah kerumunan siswi-siswi.

"iya hee, gapapa. habisnya liat lorong ini langsung memori itu yang keputer di otak aku." jawab gadis sambil tersenyum santai.

"maafin aku.." heeseung langsung memeluk gadis dengan erat.

"ih gapapa hee, udah lewat juga."

"aku juga mau minta maaf sama kejadian itu, semua gara-gara aku." ujar heeseung masih dengan nada penyesalan.

"engga kok, kamu kan nolongin aku? salah dimananya?"

gadis mengelus punggung heeseung. dia ga merasa sama sekali heeseung bersalah atas kejadian itu kok. gadis lebih sakit hati saat heeseung mengakhiri hubungan mereka hari itu juga.

"udah udah, kemana lagi yuk?" gadis melepas pelukan heeseung.

"itu kelas kayaknya ga dikunci deh." heeseung melihat ke salah satu kelas.

unexpected sin ; lee heeseungTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon