40

6.5K 474 306
                                    

satu tamparan yang keras dilayangkan lagi untuk heeseung dari papahnya. entah sudah berapa tamparan yang heeseung dapatkan karena dia mendebat terus semua perkataan papah. mamah, gadis dan keluarga laura sendiri pun menjadi saksi.

"apa susahnya sih kamu tinggal nurut aja sama papah? stay sebentar di venue sampai kamu ngumumin pernikahan? hah?! dasar anak kurang ajar, bikin malu!"

heeseung menyeka sudut bibirnya yang sudah berdarah. pipinya pun sangat merah. sorot matanya terlihat marah dan tampak berair.

"papah juga apa susahnya ngertiin heeseung? ohiya, papah kan ga punya hati-"

tinjuan langsung di layangkan lagi tepat di sudut bibir dan membuat heeseung langsung tersungkur. papah langsung meraih vas bunga di sampingnya dan hendak membantingnya tepat ke arah heeseung.

"pah! udah cukup!" teriak mamah sambil menghampiri heeseung dan memeluknya.

"heeseung dari dulu emang kurang ajar sama orang tuanya, mau jadi apa kamu?!"

"pah udah pah! maafin, ini semua salah gadis-"

"kamu ga salah!" bela heeseung.

"gadis, kamu ke mobil duluan sama mamah. biar papah ngobrol dulu sama heeseung dan keluarganya laura."

gadis ga bisa nahan tangisnya liat keadaan heeseung, dia gamau ninggalin heeseung disana tapi sorot mata papahnya emang lagi marah banget, daripada nanti makin menjadi-jadi dan berimbas makin parah ke heeseung, akhirnya gadis langsung lari keluar.

mamah membantu heeseung berdiri sejenak kemudian menyeka darah yang terus keluar dari luka yang ada di wajah heeseung. terakhir mamah pun menghapus air mata heeseung yang lolos tiba-tiba.

"heeseung, maafin mamah gabisa apa-apa..."

heeseung menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"gausah minta maaf, mah. biar heeseung yang selesein. udah gih mamah susulin gadis, keliatannya dia nangis tadi, tolong tenangin gadis ya mah... buat aku..." ujar heeseung dengan lembut dan tidak peduli orang-orang di sekitarnya mendengar hal tersebut.

mamah pun mengelus rambut heeseung sejenak dan mendekat ke papah sebentar.

"tolong jangan terlalu keras sama heeseung, kamu bisa jadi sosok suami yang baik, tapi belum berhasil jadi sosok ayah yang baik!" pinta mamah dengan lirih, kemudian tangannya mengambil vas bunga dari tangan papah dan mengembalikannya ke tempat semula.

kini tersisa papah, heeseung, dan keluarga kecil laura berada di ruang tengah. disana, papah meminta maaf kepada keluarga laura atas kekacauan yang ditimbulkan oleh heeseung. tidak bisa bohong raut papah sangat malu. disana heeseung juga dipaksa terus untuk minta maaf kepada laura dan keluarganya.

"heeseung, kamu pernah papah kursusin etika sama attitude kan? bisa minta maaf yang bener?"

heeseung masih menunduk dengan kedua tangan yang mengepal. ga bisa di deskripsikan lagi perasaan heeseung saat ini.

"maaf." hanya itu yang bisa heeseung ucapkan dan masih menunduk.

"jangan kayak orang tolol, heeseung! bikin papah malu aja. ngomong yang bener."

heeseung mengangkat wajahnya dan menarik nafas yang panjang. karena dirinya udah capek dan pasrah, heeseung hanya bisa menuruti apa yang papahnya minta. heeseung menarik sudut bibirnya agar dapat tersenyum. terpaksa.

"maaf ya, tante nila sama laura. heeseung udah bikin kacau. heeseung bakal nikahin laura januari mendatang nanti..."

pulang.

sesampainya di apartemen, heeseung langsung membasuh wajahnya di westafel. rasanya dia pengen menghilang aja dari dunia. tadi, pernikahan yang ga dia inginkan itu sempat di bahas, dan direncanakan awal tahun nanti alias 5 bulan lagi. menurut heeseung itu bukan jangka waktu yang lama.

unexpected sin ; lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang