Pertemuan Rekan

205 16 0
                                    

Di pagi hari yang indah yang terasa damai di suatu rumah yang berada di tengah hutan yang dikelilingi pegunungan, seorang laki-laki duduk sambil memainkan ponselnya di halaman depan dengan secangkir kopi hangat di meja sebelahnya. Tiba-tiba ketenangannya itu terusik karena sebuah suara berisik yang sangat memekakan telinganya.

"OOONIIIIIII-SSSSAAAANNNN." Teriak seorang gadis yang baru saja keluar dari rumah menuju laki-laki yang dipanggilnya sebagai kakak.

"Huhh, pagi tenangku hancur seketika." Gumam laki-laki itu sambil memegang dahinya.

"Ada hal apa yang sampai membuatmu berteriak seperti di hutan?....Eh iya kita memang tinggal di tengah hutan ya." Sambung laki-laki itu.

"Aku dengar malam ini Nii-san akan mengadakan pertemuan dan memanggil seluruh anggota?" Tanya gadis itu dengan mata berbinar.

"Kukira ada apa, ternyata hal itu. Ya, sore ini kita berangkat!"

"YEAAYY. Akhirnya aku bias bertemu lagi dengannya. Aku sangat rindu." Ucap sang adik dengan menggebu dan terlihat semburat tipis menghias wajah cantiknya.

"Astaga kau sebegitu sukanya dengannya ya, dasar adik kecilku ini memang tidak pernah menyerah ya. Ahaha." godanya sambil mengacak rambut adik perempuannya.

"hehehe. Ah kalau begitu aku akan mempersiapkan segala yang akan kita bawa. Nii-san bersantai saja, biarkan aku yang menyiapkan keperluanmu." Ucap gadis itu sambil berlari memasuki rumah.

Sore Hari

"Semua sudah siap?" Tanya sang kakak sambil melihat adiknya yang sedang memakai sepatu di genkan. (genkan adalah batas tempat memakai atau melepas sepatu, bias disebut juga teras yang berbatasan langsung dengan bagian pintu keluar/masuk).

"Hmmp...semua sudah, aku juga sudah memasak makanan untuk seluruh anggota loh." Ucap adik.

"Kau memang adikku yang baik hati. Kalau begitu ayo kita berangkat."

"Apa kita akan berjalan kaki atau kita berjalan sampai ke stasiun lalu naik kereta?"

"Bicara apa kau ini? Untuk apa kita mencuri mobil tempo hari kalau bukan buat di pakai untuk saat seperti ini?"

"Hee iya ya aku sampai lupa kalau kita mencuri mobil waktu itu." Sang adik mengangguk.

"Ayo berangkat sebelum ada anggota yang sampai duluan. Aku bisa terlihat buruk kalau sampai datang lebih awal dari yang lainnya." Ucap sang kakak.

"Sasuga Kuro-nii san."

Waktu yang dibutuhkan untuk sampai di markas merek, hanya memakan setengah jam perjalanan jika dengan mobil. Tanpa disadari mereka kini sudah hampir sampai. Sudah terlihat papan tulisan yang bertuliskan 'Welcome YorkNew City'. Setelah mobil mereka memasuki tempat yang terdapat beberapa bangunan tua dan telah ditinggalkan. Tempat ini berada di pinggiran YorkNew City. Mereka lalu turun dari mobil dan menuju ke dalam salah satu reruntuhan bangunan yang diyakini sebagai markas dan tempat berkumpul semua anggota nantinya.

"Kurasa kita datang terlalu cepat. Jadi kau masih bisa melakukan apapun yang kamu mau." Ucap sang kakak yang sudah mengambil posisi di bagian atas reruntuhan sambil membaca buku kesukaannya.

"Ini masih jam 5 sore juga, masih ada 7 jam sebelum pertemuan. Aku mungkin ingin sedikit berlatih pedang supaya bisa ku pamerkan kepadanya." Ucap adik yang sudah mengeluarkan pedangnya sambil mengayunkannya.

Dua setengah jam berlalu, muncullah dua orang laki-laki berambut kuning. Yang satunya dengan model rambut klimis yang di tata kebelakang memakai baju olahraga, dan yang satunya dengan rambut pendek ke bawah dengan senyum di wajah yang selalu menyenangkan bagi yang melihatnya, karena terlihat ramah, tapi dia orang yang cukup aneh karena dia sangat terobsesi dan mencintai handphone nya itu.

"Hallo dancho, ahh..dan hallo (y/n). Apa kabar?" ucap laki-laki yang memegang handphone yang beralih melihat sang gadis yang berada di sudut ruangan yang sedang mengayunkan pedangnya itu.

"Hallo juga Shal dan juga Sphinx. Kabar kami seperti biasa. Wah tumben sekali kalian yang pertama kali datang." Gadis yang ternyata bernama (y/n) itu menjawab.

"Phinks hei, bukan Sphinx!! Dasar bocah, kau pikir aku piramida hah?! Dasar kau ini dari dulu...huft." Protes laki-laki yang berambut klimis.

"Hahaha.. sudahlah Phinks, itu kan panggilan sayang (y/n) ke kita." Bela laki-laki disebelah Phinks yang bernama Shalnark.

"Huh, ternyata (y/n) juga sayang kita ya. Kukira hanya Fe...." Ucap Phinks terpotong karena ada katana melayang yang hampir mengenainya.

"A..Ap..Apa yang kau bilang. Ba...baka sore wa kankei nai deshou." Wajah (y/n) memerah, dan ternyata katana yang melayang ke arah Phinks adalah ulahnya yang merasa malu. Apalagi saat temannya menggoda tentang perasaannya terhadap salah seorang anggota kelompok mereka.

Tiba-tiba muncul seorang wanita dari balik dinding tempat mereka masuk, yang berpakaian seperti wanita kantoran.

"Ara~ apa aku ketinggalan sesuatu." Ucap wanita itu sambil berjalan dari balik kegelapan bayangan dinding.

"Pakunoda, kau sehat kan?" ucap Shalnark.

"Lama tidak berjumpa ya Shalnark. Kau juga Phinks."

"Tch.. kau sangat lama." Decih Phinks.

"Oh? Aku yakin tepat waktu."

"Lewat 10 menit."

"Sudahlah kalian baru ketemu juga sudah berdebat." (y/n) yang sedari tadi diam di sudut ruangan mulai angkat bicara. "Paku nee-san, ohisashiburi desu." (y/n) berlari menghampiri dan memeluk wanita yang di panggil Pakunoda tadi.

"Ya ampun adik kecilku sudah sebesar ini. Padahal baru 3 tahun lebih 2 bulan lalu kita terakhir bertemu. Kau sudah tumbuh jadi gadis yang sangat cantik. Danchou pasti merawatmu dengan sangat baik." Ucapnya mengelus-elus kepala (y/n).

Moment-moment nostalgia itu berlangsung sampai beberapa anggota sampai. Yang kemudian datang setelah Pakunoda adalah Bonolenov bersama Kurtopi, Shizuku, setelahnya disusul pria besar yang bernama Uvogin yang biasa dipanggil Uvo. Dia adalah salah satu anggota yang dekat dengan (y/n), karena sering memanjakannya dan selalu memberikan apapun yang (y/n) mau.

"Yo. Lama tidak berjumpa dengan kalian. Dan ini, (y/n), ini katanamu kenapa menancap di dinding?" Tanya Uvo yang keheranan karena katana yang ia lemparkan kepada Phinks masih menancap di dinding belakang. Uvo mengambil dan menyerahkannya kepada pemiliknya.

"Ahh... Uvo-san. Arigatou." (y/n) mengambil dan memasukannya ke sarung pedangnya.

"Aku tiba danchou, target kali ini apa? Cepat beri kami perintah." Ucap Uvo.

"Jangan buru-buru, Uvo. Tunggu sampai Feitan dan yang lainnya sampai." Balas Shalnark.

"Kau masih tidak berubah, tidak sabaran" ucap Pakunoda sambil tersenyum.

"Sial, masih lama kalau menunggu mereka."

"Apa anggota barunya juga akan datang?" Tanya Pakunoda.

"Entahlah, Tanya saja pada Feitan." Ucap Shalnark.

(y/n) yang mendengarnya langsung melihat kearah mereka, penasaran siapakah anggota baru itu dan kenapa Feitan juga dikaitkan. Bagi (y/n), Feitan adalah orang yang special di hidupnya. Sejak masih berada di kota asal mereka, (y/n) dan Feitan sudah saling mengenal dan selalu bersama. Ya, (y/n) sangat menyukai Feitan. Namun sayangnya Feitan adalah orang dengan tipe yang tidak peka, atau bisa di bilang tidak peduli akan hal itu. Padahal (y/n) selalu menunjukan sikap yang berbeda saat berbicara dan bersikap padanya. Bagaimanakah nanti jika ia bertemu, apakah Feitan telah berubah hati atau masih menjadi laki-laki dingin seperti selama ini, pikir (y/n). Karena sedari dulu (y/n) dan Feitan tidak pernah berpisah sangat lama. Paling-paling hanya 1 bulan lamanya, dan ini sudah 3 tahun lebih dari pertemuan terakhir mereka, apakah laki-laki yang ia sukai masih seperti yang dulu atau bagaimana, (y/n) tidak tahu.

.

.

Yo readers no minna-san yang setia, semoga kalian dalam keadaan sehat semua ya. Jadi gini.... cerita ini  sebenarnya Yuuki ambil dari ff Yuuki, dan baru upload ini di sini, sebelumnya ada di ff, tapi jangan heran ya kalau kalian nemu cerita ini di ff dengan cerita yang berbeda. :D

Give Me Your Love, I Give All of MineWhere stories live. Discover now