"Boleh" Lia tersenyum lebar membuat darah Renjun berdesir, jantungnya berdetak kencang melihat senyuman manis itu.

"Ah sudah sampai aku masuk dulu" Lia berpamitan sebelum masuk ke kelasnya, mereka berbeda jurusan. Lia jurusan sastra dan Renjun jurusan biologi.

Renjun tersenyum mengacak acak rambut halus Lia. "Sampai bertemu nanti" Lia mengangguk lalu Renjun menjauh dari Lia menuju kelasnya, Lia terus menatap punggung Renjun hingga punggung Renjun menghilang.







"Buku yang mana ya? Ini aja deh"

Bruk

Lia tidak mengetahui Renjun berdiri di belakangnya sehingga ketika Lia berbalik badannya bertabrakkan dengan badan Renjun. Karena Lia terkejut tubuh rampingnya hampir saja terjatuh syukurlah Renjun cergap memeluk pinggang ramping Lia.

Wajah mereka sungguh sangat berdekatan namun segera Lia mendorong dada Renjun tidak ingin berlama lama, mereka sama sama canggung sambil menetralkan detak jantung mereka yang berdetak tidak karuan.

"Maaf" Lia belum berani menatap wajah Renjun karena ia berani taruhan wajahnya memerah sekarang.

Renjun terkekeh "Sudah? Udah mau magrib nih gak baik anak gadis pulang malam malam"

Lia mengangguk lalu segera menuju penjaga perpusatakaan untuk memproses peminjaman buku.

Motor Renjun berjalan dengan kecepatan sedang membelah jalanan, terlihat langit yang mulai mengelap.

Renjun menengok ke kaca spion dan terlihat wajah cantik Lia di boncengan nya menikmati angin menerpa wajahnya dengan rambut yang berterbangan kesana kemari mengikuti arah angin.

"Li! "

"Ya! " Bukan ngegas tapi tau sendiri kalau di motor mendadak kuping temen jadi budek kalau di ajak ngomong.

"Kamu punya... Pacar gak?! "

"Enggak! "

"Masa sih! "

"Iya Renjun, siapa juga yang mau dengan aku? Cantik kagak, pinter kagak!"

Gak cantik dia bilang? Gue patahin juga leher lo-Renjun penyabar.

Renjun mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan sesuatu yang ia simpan sejak lama. Tarik nafas Njun keluarkan pelan lewat dubur, oke.

"Lo... Mau gak" Sekarang nada bicaranya jadi pelan.

"Mau apa? " Shit, muka Lia menempel pada telingga Renjun membuat Renjun agak terkejut.

"Mau gak lo jadi pacar gue? Kalau gak mau ju-"

"MAU!! GUE MAU!! " RIP kuping Renjun.

Gak romatis banget emang nembak di atas motor tapi ya mau gimana lagi, Renjun bukan tipe cowok yang romantis dulu aja waktu nembak Ningning nembaknya di sungai waktu Ningning lagi nyuci.

Sesampai di rumah Lia, Renjun langsung ikut turun dari motornya mengantar kekasih barunya (ahay) sampai depan pintu.

"Makasih ya Njun" Lia mesam mesem malu habis di tembak.

"Iya, orang tua kamu ada di dalem? "

"Ee.. Ak.. Aku sudah gak punya orang tua. Papaku meninggal waktu aku masih di dalam kandungan Mama dan Mama baru meninggal 3 tahun yang lalu"

"Aduh maaf Li, aku gak tau" Renjun memang tidak begitu mengena  teluk beluk Lia karena Renjun selama dekat Lia gadis itu tidak pernah menceritakan keluarganya.

"Gak papa Njun, kamu kan pacar aku jadi kamu berhak tau"

"Jadi kamu tinggal sendiri? "

"Aku tinggal sama kakakku, kayaknya dia udah pulang kerja. Kenapa? Mau ketemu? "

"Gak dulu deh aku sudah di tungguin adek adek aku di rumah, udah mau magrib lain kali aja ya" Padahal dia gak pulang pulang juga mereka mana peduli.

Setelah motor Renjun menghilang dari penglihatan Lia, Lia segera masuk ke dalam rumahnya.

"Kak Yeji sudah lama pulang? " Lia menduduki dirinya di depan TV, di depannya ada kakaknya yang tengah menonton TV sambil mengupas mangga.

"Belum juga, kamu pulang sama siapa? Kok gak minta kakak jemput? "

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Belum juga, kamu pulang sama siapa? Kok gak minta kakak jemput? "

"Aku pulang bareng Renjun"

Yeji menatap adiknya sambil memakan mangga yang telah ia kupas tadi. Jangan makan dengan kulitnya ya sahabat.

"Pacar kamu? "

Lia tersenyum malu malu wajahnya memerah mengingat kejadian 10 menit yang lalu.

"Iya, baru aja di tembak"

"Iddihhhh pacaran tros!! "

"Baru ini ya" Lia ingin melempar batal ke arah Yeji namun ia urungkan mengingat sekarang Yeji sedang memegang pisau.

"Yang penting dia laki laki yang baik bukan yang kayak yang kemarin ya Li, kakak gak mau kejadian dulu terjadi lagi"

Lia terdiam kejadian yang menimpanya satu tahun yang lalu membuat Lia  trauma dan ketakutan tapi entah mengapa dirinya merasa nyaman ketika berada di samping Renjun.







Vote★


BABY SUNOO||NCT DREAMWhere stories live. Discover now