Chapter 1 : Akhirnya ! Akhirnya?

24 2 0
                                    

Siang hari ditanggal 14 Agustus. Tanggal yang sangat spesial bagi mereka semua terutama si bungsu dari pertemanan itu, benar sekali, Kai. "Juna" Seseorang memanggil nama sang pria yang baru saja selesai melakukan permainan bola basket. Arjuna menengok kearah suara yang memanggilnya dan ia melihat temannya, Satria. "Eh iya, kenapa ri?" Arjuna menjawab sembari berjalan kearah tempat duduk di dekat daerah lapangan itu. "Lu udah beli kue titipan gua kemaren kan? Buat si Kai" Satria bertanya dengan mengikuti langkah temannya itu. "Udah kok, ada di rumah".

"Oke lah, si Kai, Tama, sama Bima dikit lagi mau selesai kelas, abis itu aja surprise in nya?" Pria berbadan tinggi itu akhirnya bertanya kepada Arjuna setelah mereka berdua duduk di bangku tertuju. "Boleh banget, berarti kita ke rumah gua dulukan?" "Yap, benar sekali". Dua lelaki itu akhirnya sedikit berbincang lagi sebelum mereka akhirnya berjalan kearah rumah Arjuna untuk mengambil kue yang ia maksud.

------

"BIMAAA" Suara seseorang yang memanggil namanya. Ternyata, Tama lah yang memanggil nama pria tersebut. "Napa Tam? Tumben nyariin" Bima berhenti melihat kearah temannya itu sembari menunggu pria itu dekat dengannya "Ituuu, tadi Juna bilang ke rumahnya dulu buat ambil kue ultahnya si Kai" Tama berkata "Ohh, oke. Ayolah" Bima berkata sebelum mencapai di sepeda motornya. Dan mereka mulai berjalan kerumah Arjuna.

------

Setelah mereka semua datang di rumah Arjuna, mereka melihat kearah kue yang telah di siapkan "Wehhh, Jun. Cakep juga ini kue" Tama berkata "Akhirnyaa tu bocil satu cukup umur juga" Satria berkata sembari melihat kearah ponselnya dan sedikit tertawa. "Bener banget, btw kita beraksi disini kan ?" Arjuna berkata sembari mengembalikan kue yang sudah di siapkan oleh mereka kedalam lemari es. Mendadak, salah satu ponsel milik 4 pria itu berdering, ternyata itu ponsel milik Tama.

"Ehhh, bentar dah, Kai nelfon" Tama berkata. Suasana ruangan yang ramai demgan suara tawa Arjuna, Satria, dan Bima mendadak sunyi, dan semua orang fokus kepada Tama. "Halo, Kai?" Tama berkata dan menganggkat telfon tersebut serta menyalakan mode speaker. "Dimana lu Tam?" Kai berkata di balik telfon tersebut, suasana dibalik telfon itu terdengar seperti suasana jalan raya dan sangat berangin."Gua lagi dirumah Juna. Dateng yok" Tama berkata lalu membuang mukanya dari telfon tersebut.

"Ohh, oke gua otw ya guh. Tunggu guaa~" Pria lebih muda itu berkata lalu mematikan telfonnya "Topi ultah yang kemaren gua beli mana Bim? Yang gua titip" Satria berkata sembari melihat kearah Bima yang sedang membersihkan meja makan. "Ada di motor, bentar ya" Pria itu berkata lalu berdiri sembari mengambil kunci motornya untuk mengambil topi ulang tahun yang di maksud oleh Satria.

Setelah kembali dari motor nya, Bima kembali dan membagikan secara rata topi itu antara mereka semua. Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan di pintu masuk. Itu dia, Kai. Sambari Bima berjalan kearah pintu untuk menjawab ketukan pintu tersebut, ia meredupkan lampu dan Arjuna bergegas mengambil kue serta menyalakan lilin diatas kue itu. Bima membuka pintu, dan benar saja. Kai datang.

"Eh, Bim. Tama mana ?" Kai bertanya dan berusaha melihat di balik bahu Bima walaupun gagal karena lampu yang telah diredupkan "Ada di dalem, masuk dulu" Bima mempersilahkan Kai masuk. Saat Kai masuk, ia disambut oleh suasana rumah yang redup dan sepi. Mendadak, lampu menyala.

"SELAMAT ULANG TAHUN, SELAMAT ULANG TAHUN. SELAMAT ULANG TAHUN DEDEK KAI, SELAMAT ULANG TAHUN. WUUUUUU" Keempat pria itu bernyanyi lagu ulang tahun walaupun sangat tidak harmonis. Arjuna keluar membawa kue serta Satria dan Tama di belakangnya. Bima memasangkan topi ulang tahun untuk Kai dan mereka semua bertepuk tangan.

"Ayo dongg, make a wish kai" Tama berkatan dengan senyuman lebar. Kai memejamkan matanya "gua harap, gua bisa menghadapi masa dewasa gua bersama kalian" Kai berkata dalam batinnya sebelum meniup lilin dan kembali membuka mata. Teman - temannya tersenyum lebar dan bertepuk tangan. "Wahhh, selamat dewasa ya Ai" Tama berkata dengan senyuman lebar pada wajahnya. "Iya nih, wahhh" Arjuna berkata menyambung perkataan Tama. Arjuna menaruh kuenya di meja dapur agar tidak rusak.

"Niat banget kalian nyiampin begini buat gua" Kai melepas jaket nya dan menaruh jaketnya di sofa juga duduk di sofa yang tidak lama di susuli oleh teman - temannya. "Jelas lah, si bontot cukup umur itu wajib di rayain" Bima berkata. "Ya udah, lu mau apa Ai ? Gua traktir dah. Baru cair nih gaji" Bima menyambung lagi. "Ga ada sih, makan ae lah yuk" Kai berkata melihat kesekitarnya "Ya ayo aja, tapi bener di traktir kan ?" Arjuna berkata dan menatap Bima. "Gua pernah boong, Jun? " "Yaaa, kaga sih. Ya udahlah gas. Motor gua aja biar cepet."

--------

"Thanks ya bim. Baik banget lu gila" Arjuna berkata dan memasuki kamarnya saat kembali kerumahnya. Arjuna nyaris sekali lupa untuk mengingatkan mereka. "GUYSSS, SINI BENTARR" Arjuna berteriak dari kamar tidurnya. Memanggil empat pria lainnya untuk berbicara bersama. Mereka mematikan tv dan bergegas kearah kamar Arjuna. Setelah sampai mereka duduk diatas kasur Arjuna yang luas itu.

Arjuna melihat kesekelilingnya dan mengangguk "Oke..first, selamat Kai sekarang lu udah dewasa." Arjuna berkata menepuk punggung Kai "Gua tau lu udah nunggu waktu ini seumur hidup lu.. Tapi sorry aja nih, menjadi seorang dewasa ga semudah itu. Jujur, ini bakal berat banget perjalanan ini." Arjuna sambung. "Jadi, karena kita semua udah cukup umur, kita semua harap apapun yang terjadi. Gak cuman di Kai tapi kita semua. Ayo kita jalanin masa dewasa kita bersama" Satria berkata dengan senyuman tipis. "Ini mungkin sedikit alay, tapi gua harap kita semua bisa lewatin segala kejamnya dunia dewasa bareng." Sambung Satra.

--------

Yang baru saja kalian saksikan adalah sesuatu yang dilakukan oleh kumpulan pria berteman itu saat ada seseorang diantara mereka cukup umur. Percakapan serius antara mereka dan perjanjian untuk terus bersama dan menjalankan masa dewasanya ini bersama melalui semua naik dan turun. Tetapi, kali ini lebih serius dari biasanya karena mereka semua sudah cukup umur.

--------

"Thanks, Jun, Ian. Yang lain juga, gua minta tolong damping gua di halaman dan bab baru hidup gua ini." Kai berkata dengan senyuman tipisnya. Dan Kai berkata kepada diri sendiri. "Jadi dewasa emang ga gampang, tapi gua harap kita bisa jalanin bareng untuk selamanya." Tanpa ia ketahui apa yang akan datang di masa depannya dan mereka semua.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 06, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kita, Dunia Dan TakdirWhere stories live. Discover now