Part 3

50 6 0
                                    

Pagi-pagi sebelum matahari terbit, para vampire dan werewolf berburu bersama di hutan sekitar untuk mengisi tenaga. Para vampire yang lebih lincah bertugas memerangkap buruan, sementara para werewolf yang lebih kuat bertugas melumpuhkannya.

Hasil buruannya lalu diserahkan ke para vampire dulu untuk mereka hisap darahnya, barulah dagingnya untuk para werewolf. Dongheon dan Hoyoung merasakan pengalaman melihat sisi baru dari satu sama lain.

Dongheon cukup terkejut melihat Hoyoung yang menghisap darah dari seekor rusa. Matanya berubah jadi biru sepenuhnya dan taringnya bertambah panjang. Karena masih baru dia kelihatannya masih belum terlalu ahli dalam menghisap darah.

Begitu selesai terlihat darah masih mengalir dari mulut hingga ke dagu dan lehernya. Hoyoung lalu berdiri dan malu-malu mengelap wajahnya sambil menatap Dongheon. Dongheon hanya tertawa kecil, dia yakin Hoyoung akan lebih kaget melihat cara makannya.

Setelah memastikan semua orang sudah cukup makan, dua kawanan ini pun berangkat.

Werewolf yang bertugas mencari informasi menemukan lokasi persembunyian orang-orang ini ada di sebuah rumah mewah di pinggiran kota. Rumah ini secara resmi adalah milik suami istri dokter yang terkenal. Werewolf itu mencurigai kalau di dalam rumah ini ada laboratorium tersembunyi untuk meneliti vampire dan werewolf.

Dongheon dan Hoyoung mengingat lagi waktu mereka pertama bertemu Kangmin. Badan Kangmin kurus sekali dan ada beberapa bekas suntikan di tubuhnya. Mereka sama-sama curiga kalau Kangmin menjadi bahan percobaan.

Setelah memastikan kondisi aman, mereka pun melumpuhkan penjaga di depan dan masuk ke dalam rumah lalu mulai berpencar. Dongheon dan Hoyoung bertugas memeriksa basement, Yeonho dan Yongseung di lantai 1, Gyehyeon dan Minchan di lantai atas, dan sisanya di bagian lain dari rumah.

Gyehyeon dan Minchan naik melalui tangga dan sampai di ujung lorong lantai atas. Di depan mereka terlihat ada banyak ruangan di sisi kanan dan kiri. Terdengar juga samar-samar suara beberapa orang dari dalam ruangan.

"Kita mulai dari mana nih?", bisik Minchan.

"Gimana kalau dari situ?", jawab Gyehyeon sambil menunjuk sebuah ruangan bertuliskan "Ruang Direktur".

Minchan memberikan sinyal ok dan mereka pun langsung meluncur, untungnya di dalam tidak ada orang. Minchan memeriksa berkas-berkas di meja, sementara Gyehyeon memperhatikan rak. Di ruangan itu ada dua rak kaca besar, keduanya penuh dengan berbagai penghargaan di bidang penelitian tentang DNA manusia.

"Waaah...", ujar Minchan sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Kenapa?", tanya Gyehyeon penasaran.

Minchan lalu menunjukkan apa yang dia temukan, berlembar-lembar kertas laporan percobaan. Di dalamnya penuh daftar kondisi fisik anak-anak yang dijadikan bahan percobaan, mulai dari fungsi otaknya, kekuatan tubuhnya, sampai detail kerja setiap organ tubuhnya. Yang lebih ngeri lagi, semua anak-anak dalam daftar itu berusia di bawah 15 tahun.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar. Gyehyeon pun segera menarik Minchan bersembunyi di balik gorden yang panjang. Terdengar seseorang memasuki ruangan. Orang itu lalu duduk di kursi tepat di hadapan tempat Minchan dan Gyehyeon bersembunyi.

Tok, tok, tok

"Masuk!", seru orang yang kelihatannya adalah si direktur ini.

"Pak, saya mau melaporkan ada dua anak yang belum menunjukkan peningkatan apapun. Padahal yang lain sudah mulai terlihat efek virusnya", terdengar suara seorang perempuan melapor.

"Kalau gitu bunuh aja mereka, jangan sampai ada sisa", jawab si direktur.

"Baik Pak", ujar perempuan itu sebelum keluar dari ruangan.

WOLFVAMP (A Verivery Fanfiction) Book 2: The DestinyWhere stories live. Discover now