Part 1

47 6 0
                                    

"Hyung! Sebelah kanan!", terdengar teriakan seseorang dari belakang Dongheon. Dongheon pun segera mengikuti arahannya dan berbelok ke kanan sambil menghindari sebuah pohon. Lalu,

"Wah! Bagus Hyung!", seru suara itu lagi saat Dongheon berhasil menangkap seekor rusa jantan yang sudah dia kejar sejak tadi.

"Hyung sekarang kayaknya udah bisa berburu sendiri deh", ujar si pemilik suara sambil mendekati Dongheon yang sedang berjongkok sambil menikmati hasil buruannya. Darah rusa itu terlihat menetes dari kedua lengannya.

"Yeonho-ah", panggil Dongheon sambil berdiri.

"Kenapa Hyung?", jawab Yeonho.

"Ayo balik", ujar Dongheon sambil berjalan melewati Yeonho.

"Lo, nggak dihabisin Hyung?", tanya Yeonho bingung. "Kalau gitu buat aku ya?", serunya saat Dongheon tidak menjawab.

"Hyung masih belum terbiasa ya makan daging langsung gitu?", tanya Yeonho sambil berusaha mengimbangi langkah Dongheon yang sedang berjalan cepat. Ukuran badannya memang sedikit lebih kecil dari Dongheon.

Dongheon masih terdiam, dia mengingat tatapan mata rusa yang tadi dibunuhnya. Dia sempat ragu sejenak sebelum menancapkan taringnya di leher rusa itu tadi, tapi instingnya lagi-lagi mengambil alih.

"Apa selalu kayak gini? Apa kita bakalan selalu lepas kendali setiap lihat daging?", tanya Dongheon dengan tatapan sedih.

"Hmm... nggak juga sih. Lama kelamaan juga Hyung pasti belajar buat ngendaliin. Kayak aku", ujar Yeonho sambil tersenyum bangga.

Dongheon tertawa kecil, "Ya kan kamu udah jadi werewolf dari kecil", ujarnya. "Yaudah, Hyung mau istirahat dulu ya", lanjutnya sambil berbelok dan berjalan menuju kamarnya.

Kamar Dongheon sama seperti kamar-kamar kosong lainnya di rumah ini, tidak ada bedanya. Tidak ada barang-barang khusus yang menunjukkan kalau kamar ini ditempati seseorang.

Dongheon berbaring di tempat tidurnya sambil menatap langit-langit, sudah hampir satu tahun sejak dia diterima tinggal di rumah ini. Rumah ini adalah markas salah satu pack werewolf berukuran sedang, hanya ada kurang dari 10 werewolf di sini, termasuk dirinya.

Leader-nya, Minchan, adalah yang menolong Dongheon waktu diserang werewolf liar pertama kali dulu. Dia juga yang menemukan Dongheon saat pertama kali berubah sendirian di tengah hutan beberapa hari setelah dia pergi dari rumah.

Semua werewolf di pack ini lumayan baik, setidaknya tidak ada yang pernah bertindak jahat pada Dongheon. Tapi tidak ada juga yang bisa membuatnya tersenyum, rasanya sudah lama sekali dia tidak tersenyum. Hanya ada Yeonho yang terkadang mengingatkannya pada Kangmin.

Uri-Kangminie, sudah sebesar apa dia sekarang?, batin Dongheon sedih.

Tok, tok, tok, terdengar suara ketukan di pintu.

"Makan malam sudah siap, leader minta semua orang makan bareng di ruang makan", terdengar suara dari luar.

"Iya", jawab Dongheon sambil menghela nafas dalam dan mulai berdiri.

Makan malam hari ini menunya daging lagi. Tapi dagingnya tidak dimasak menjadi steak seperti biasa, melainkan dicampur dengan sayur-sayuran. Dongheon pelan-pelan menyingkirkan semua sayuran di piringnya satu persatu. Pikirannya mengarah ke satu orang, Hoyoung.

Hoyoung selalu memarahi Dongheon yang tidak suka sayur, tapi akhirnya dia tetap menerima kalau Dongheon memindahkan sayurannya ke piringnya atau menyuapkannya langsung ke mulutnya.

"Dongheon!", panggil Minchan dengan agak keras, dia rupanya sudah memanggil Dongheon berkali-kali sejak tadi.

"Ya?", jawab Dongheon kaget.

WOLFVAMP (A Verivery Fanfiction) Book 2: The DestinyWhere stories live. Discover now