Part 2

36 6 0
                                    

Besoknya, suasana di rumah pack werewolf mendadak tegang. Semua werewolf sibuk mempersiapkan senjata masing-masing. Dongheon yang sudah siap sedang berdiri menunggu Minchan di gerbang depan. Pisau kecil terselip di saku kanan dan kirinya dan juga sebuah pedang panjang tersampir di punggungnya

"Udah siap?", tanya Minchan. Di belakangnya terlihat Yeonho mengikuti.

Dongheon menganggukan kepalanya sekali.

"Bagus, yang lain juga udah siap. Sebentar lagi mereka datang", ujar Minchan.

Benar saja, beberapa saat kemudian tampak segerombolan orang berpakaian rapi mengenakan jas berjalan memasuki kompleks rumah. Di bagian depan ada orang yang kelihatannya adalah leader kawanan ini. Rambutnya merah dan tatapan matanya dingin, sama seperti yang diceritakan Minchan.

Di sisi kanannya ada vampire muda berambut pirang. Badannya tinggi besar dan kulitnya pucat khas vampire. Terlihat dari wajahnya dia masih cukup muda, mungkin seusia Yeonho. Belum diketahui dengan jelas bagaimana virus vampire ini bisa menyebar. Tapi kalau benar virus ini menghidupkan orang mati, berarti anak ini mati di usia muda, pikir Dongheon.

Lalu di sebelah kiri leader ada seorang vampire berambut cokelat terang yang berjalan sambil menunduk. Badannya kurus tinggi, posturnya mengingatkan Dongheon pada seseorang. Lalu vampire ini mengangkat kepalanya dan nafas Dongheon berhenti.

Sekelebat mata biru menatap balik Dongheon sebelum warnanya kembali menghitam, seperti mata yang Dongheon kenal dengan baik. "Hoyoung-ah", gumam Dongheon.

Hoyoung menghentikan langkahnya dan menatap Dongheon dalam diam, ekspresinya datar.

Dongheon berusaha memperhatikan Hoyoung baik-baik. Selain matanya, sepertinya tidak ada yang berubah. Mungkin kulitnya yang biasanya putih jadi sedikit lebih pucat. Tapi yang lain masih sama. Masih seperti Hoyoung yang dia kenal dan selalu muncul di pikirannya setiap hari.

Minchan dan leader pack vampire, Gyehyeon, sedang bernegosiasi di dalam ruangan, sementara yang lain disuruh menunggu di luar.

Dongheon sejak tadi berusaha menangkap pandangan Hoyoung, tapi Hoyoung berlagak seperti tidak mengenalnya. Dia terlihat sibuk mengobrol dengan vampire muda yang tadi memperkenalkan dirinya dengan nama Yongseung.

Dongheon akhirnya berjalan mendekat, "Hoyoung-ah", panggilnya.

Hoyoung mengangkat kepalanya menatap Dongheon, matanya berubah menjadi biru.

"Hyung!", seru Yongseung sambil memegang lengan Hoyoung.

Dongheon mundur selangkah, "Itu... ayo kita ngobrol. Kayaknya ada yang perlu kita omongin. Berdua", ujarnya.

Hoyoung perlahan melepaskan pegangan Yongseung dan berjalan pergi. Dongheon mengikuti di belakangnya

"Kamu marah ya sama Hyung?", tanya Dongheon begitu mereka sampai di pinggiran hutan tidak jauh dari rumah. Dia paham bahasa tubuh Hoyoung.

"Hyung", panggil Hoyoung pelan. Suara pertamanya yang Dongheon dengar hari ini. Suara lembut khas Hoyoung yang selalu muncul di mimpi Dongheon.

Dongheon tanpa sadar tersenyum, "Gimana kabar Kangmin? Dia udah lulus sekarang?", tanyanya.

Butuh beberapa detik sebelum Hoyoung menjawab pertanyaan Dongheon.

"Kangmin udah nggak ada Hyung", ujar Hoyoung sambil menundukkan kepalanya.

"Hah? Maksudmu gimana?", tanya Dongheon kaget.

"Kangmin... hilang", jawab Hoyoung, suaranya tercekat.

"Kangminie... hilang? Kok bisa... gimana...", Dongheon langsung panik, dia tidak tahu harus bilang apa.

Tapi, yang terpenting sekarang adalah Hoyoung yang ada di depannya, tubuh kurusnya terlihat gemetar dan dia terlihat seperti akan menangis.

WOLFVAMP (A Verivery Fanfiction) Book 2: The DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang