When you come... *3*

923 45 8
                                    

*Kia POV*

Ketika aku sedang tertidur, aku merasakan seseorang sedang menyentuh kepalaku. Perlahan aku membuka mata, melihat siapa yang telah mengganggu tidurku.

Abyan? Apa yang sedang kamu lakukan? Tanyaku dalam hati. Wajahnya begitu dekat denganku. Diliat dari jarak seperti ini, wajah Abyan begitu manis. Matanya yang bewarna cokelat seperti menggunakan kontak lens, begitu indah. Aku hanya terdiam melihat pemuda yang bekerja dirumahku ini.

Tanganku mulai bergerak dengan sendirinya. Entah tanpa sadar atau sadar, aku menyentuh tengkuk Abyan. Mendekatkan perlahan wajahnya. Perlahan tapi pasti bibirku dan bibirnya bertemu. Aku tidak menggerakkan bibirku, hanya menempelkan dibibirnya yang tipis dan merah. Karena begitu tenggelam dengan suasana seperti ini, aku mulai memejamkan mata, dan menekan tengkuk Abyan agar dia tidak melepaskanku.

Beberapa detik kemudian, aku melepaskan bibirku darinya. Aku melihat Abyan membuka matanya dan menjauhkan diri dariku. Dia duduk deperti semula dibelakang kemudi. Apa yang barusan aku lakukan? Aku mencium Abyan? Kataku dalam hati. Aku sedang mabuk pasti. Aku agak panik dan takut Abyan marah padaku. Bagaimana juga dia bekerja dirumahku, aku tidak ingin karena kejadian ini dia meminta pada Bibi untuk berhenti kerja dirumahku.

Aku melihat Abyan menundukkan wajahnya. "Abyan, maafkan aku. Aku sungguh tidak bermaksud." Kata ku meminta maaf. Abyan diam, tidak mengeluarkan kata-kata. "Abyan, sungguh aku minta maaf. Maafkan atas kelancanganku." Kataku lagi yang masih melihat kearah Abyan. Abyan masih terdiam. "Abyan, tolong maafkan aku. Aku sungguh-sungguh tidak bermaksud." Kali ini aku menarik tubuhnya agar melihat kearahku. Sekali lagi, aku melihat wajah Abyan.

Abyan tersenyum, melihat kearahku. Sedikit malu, dia menyembunyikan wajahnya yang agak merona merah. "A..a-aku tidak marah. Aku juga memaafkan mu." Kata Abyan, akhirnya. Aku bernafas lega mendengar jawaban Abyan.

Kami meneruskan perjalanan pulang. Sesekali aku melihat kearah Abyan. "Apa benar tadi aku mabuk sehingga bisa mencium Abyan?" Tanyaku dalam hati, melihat wajah Abyan dari samping dan juga umm bibirnya. Aku membalikkan posisiku kearah jendela, mencoba menutup mata, kepalaku masih agak berat.

*Abyan POV*

Kami telah sampai dirumah Kia. Aku memarkirkan mobil Kia didalam garasi. Membuka seatbelt, aku melihat kearah Kia. Dia masih tertidur. Tiba-tiba aku mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Dimana Kia mencium bibirku. Bagaimana bisa seorang Kia menciumku? Tanyaku dalam hati seraya menyentuh bibirku sendiri. Kia pasti mabuk saat itu. Aku merasakan pipiku memerah mengingat kejadian itu. Astaga Abyan, apa-apaan kamu ini! Seru ku dalam hati dan menampar pipiku sendiri. Aaawww sakit! Gerutuku.

Dengan menarik nafas panjang dan mengeluarkannya, aku mencoba membangunkan Kia.

"Kia, kita sudah sampai dirumah." Aku mencoba mengguncangkan lengannya pelan.

Kia bereaksi, membuka matanya perlahan dan melihat kearahku. "Kita sudah sampai." Kataku lagi menyadarkan Kia yang menatapku.

Kia tidak mengeluarkan suara, hanya menganguk paham dan membuka seatbeltnya. Aku pun keluar terlebih dahulu dari mobil, menuju pintu lainnya dan membukakannya untuk Kia.

"Terima kasih, Abyan." Ucapnya dengan tersenyum dan aku membalas senyumannya.

Aku membukakan pintu rumah, Kia masuk terlebih dahulu dan disusul denganku. "Abyan, tolong ambilkan aku air putih hangat. Dan bawakan ke kamarku." Pinta Kia, dia berjalan langsung menuju kamarnya di lantai 2 sambil memegangi kepalanya. Aku mengerti dan langsung menjawab "Iya." Aku mengunci pintu rumah terlebih dahulu, lalu menuju dapur dan mengambil segelas air putih untuk Kia.

When you come...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang