"Aku akan memberikan apapun yang eomma inginkan. Itu janji Jungkook" Balas pengantin itu sungguh-sungguh.

'Mempelai wanita sudah datang....'

Semua orang didalam ruangan itu terdiam. Seolah terhipnotis dengan penampilan calon istri Jeon Jungkook. Parasnya yang ayu rupawan. Oh jangan lupakan tubuhnya yang aduhai. Mari bertaruh, seandainya Jihyo bukanlah seorang pengantin sudah banyak tamu pria yang akan melamarnya.

Jungkook terdiam dengan mulut yang sedikit terbuka. Matanya berkaca-kaca. Ia tak pernah menyangka, pujaan hatinya itu akan menjadi teman hidupnya. Meski ia tahu pernikahan ini hanyalah sebuah balas budi dan sandiwara. Entah sampai kapan Jihyo akan bertahan. Yang pasti, Jungkook tidak akan pernah membiarkan Jihyo melepaskan diri dari ikatan suci ini. Tidak akan pernah.

"Aku menyerahkan putriku satu-satunya untukmu Jeon Jungkook. Jaga dia melebihi kau menjaga dirimu sendiri" Ucap tuan Park.

Dengan senyuman lembut, Jungkook menerima tangan Jihyo. Meraihnya dan menarik pelan penuh kehati-hatian. "Jika aku melukai putrimu. Jadilah orang pertama yang membunuhku, Appa"

Pernikahan yang digelar secara tertutup itu menjadi saksi ikatan mereka. Ini adalah kehendak Jihyo untuk mengadakan pernikahan secara rahasia. Dia tidak mau publik mengetahui bahwa seorang Park Jihyo merupakan istri dari Jeon Jungkook. Bahkan ketika dia bekerja sebagai sekretaris Jungkook nanti, ia tak mau orang mengetahui identitasnya, dia memegang prinsip teguh profesionalitas.

Pendeta mulai membacakan pemberkatan itu. Tidak dapat lagi Jungkook mengutarakan debaran hatinya. Berbeda dengan Jungkook yang bahagia, hati Jihyo merasa resah. Mengapa pernikahan ini membuat dirinya sesak? Mengapa ia seperti mengkhianati seseorang disaat dia tidak terjalin dalam hubungan apapun? Pria Kim itu. Tak bisakah ingatan tentang Taehyung hilang bahkan untuk kali ini saja?

"Saya Jeon Jungkook mengambil engkau Park Jihyo menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, itulah janjiku yang tulus" Jungkook mengucapkan janji itu tanpa keraguan.

Kedua mata itu saling bertatapan. Jungkook adalah pria yang baik. Tapi apakah Jihyo mampu mencintai Jungkook? Bagaimana jika Jihyo justru melukainya? Gadis itu tak mampu untuk menjadi penyebab kehancuran pria yang akan menjadi suaminya ini.

"A- aku..."

Keringat dingin mengalir begitu saja. Jihyo menoleh dan melihat kedua kakaknya yang mengangguk seolah menunggu Jihyo mengatakan janji pernikahannya. "Saya Park Jihyo, mengambil engkau Jeon Jungkook menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, itulah janjiku yang tulus"

"Pengantin pria bisa mencium pengantin wanitanya" Ujar sang pendeta.

Jungkook perlahan membuka tudung putih yang menutup sedikit wajah cantik istrinya. Mendekatkan dirinya. Jihyo menahan dada Jungkook yang bersiap untuk menciumnya. Ia merasa bersalah. Tapi kenapa? Apa perbuatannya yang salah?

Orang dikursi roda itu melihat pemandangan dihadapannya dengan hati teriris. Namun langkahnya tak mampu menjangkau. Ia hanya bisa terdiam. Menangisi keadaan dalam dirinya sendiri.

Miss My RegretWhere stories live. Discover now