─ 02 ─

128 30 43
                                    

──────────── ◈ ────────────

──────────── ◈ ────────────

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

──────────── ◈ ────────────

Kini aku sedang menatap langit langit rumahku, tak ada sesuatu yang spesial..

Pada akhirnya aku terbangun.

Ding dong!

Ah, siapa yang datang. Batinku malas

Aku pun membuka pintu.

Ternyata ada Nene.

"Amane-kun!" Sapanya dengan senyum cerah.

Aku hanya mengulas senyum tipis, Nene melihatku.. senyumnya berkurang.

Akhir akhir ini Nene lebih sering mendekatiku.
Kata Tsukasa, ini tandanya ia menyukai ku.

Tapi.. aku menyukai 'dia'..
Bahkan dia sudah..

"Amane-kun sudah makan?" Tanya Nene ramah kepadaku.

Ku balas dengan gelengan pelan, ia menghela nafas.

"Amane-Kun harus makan! Nanti bisa sakit! Aku suapi ya?" Tawar Nene kepadaku.

"Tidak usah, aku bisa makan sendiri." Ucapku ramah

Ia memasang wajah cemberut, sepertinya ia terlalu memaksaku.

"Ayolah Amane-Kun! Takutnya kamu nanti malah nggak makan, gimana?" Ucap Nene sambil memegang kening ku.

"Aku suapi ya?" Kata Nene lagi.

Entah mengapa aku merasa risih, akhirnya aku kembali ke kamar dan mengabaikan Nene.

"Eh! Amane-Kun!! Kamu belum makan! Ayo makan dulu, setelah itu kita jalan jalan deh.. mau ya?" Ajak Nene mencoba untuk membuatku menurutinya.

Apa dia tidak mengerti? Aku masih trauma dengan 'dia'..

    Walau memang 'dia' sudah meninggal, namun aku masih menyimpan rasa..

Ah, aku risih dengan suara yang mengajak ku untuk makan daritadi.

"Baiklah aku turuti." Jawabku pasrah

Aku pun membuka pintu kamarku, kulihat Nene berbinar menatapku. Ia menarikku pelan menuju meja makan, aku terkejut sudah ada makanan disana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 20, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 ─ Amane Yugi × Reader.Where stories live. Discover now