Dan tentang si manis. Kelinci manisnya itu tidak akan kemana-mana, Yeonjun sudah memasukkan obat tidur ke minuman Soobin tadi, membuat si manis jatuh tertidur dengan cepat.

Pria tampan ini berjalan menuju kamarnya, ingin mengganti baju untuk dipakai dalam acara pertemuan hari ini. Acara dua keluarga dimana Yeonjun harus terlihat begitu sempurna.

Ia melangkah masuk, tersenyum tipis dan mendekati si manis yang tertidur di ranjang. Tubuhnya sedikit merendah, menatap wajah manis yang begitu ia rindukan sejak 6 tahun yang lalu. Sosok malaikat yang terperangkap dalam sangkar kegelapan.

"Pada akhirnya kamu kembali dalam genggamanku baby"

Satu kecupan ia berikan. Yeonjun menegapkan tubuhnya, melangkah pergi menuju Walk in Closet dengan raut wajah datar yang menyertai.

***

Waktu berganti, detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari. Tak terasa sudah 3 bulan Soobin menghabiskan hari-harinya disana. Tak dapat kabur ataupun sekedar keluar menghirup udara segar. Setiap harinya di habiskan di dalam kamar Yeonjun dengan sang pemiliknya yang selalu berada disana hampir setiap waktu.

Menatapi si manis yang akan duduk di atas ranjang dengan mata yang terfokus pada kakinya yang ia ayun-ayunkan. Mencoba mengusir rasa bosan yang menggerogoti.

Soobin merasa aman selama 3 bulan ini. Yeonjun sama sekali tidak berbuat sesuatu yang dapat menyakiti dirinya. Pria tampan itu tampak begitu tenang dengan raut wajah datar yang akan selalu menyertai.

Tak terlihat tertarik ataupun bosan.

Sukses membuat Soobin menjadi waspada dari waktu ke waktu. Takut-takut jika Yeonjun akan berbuat kasar padanya seperti dulu.

Si manis menatap jauh ke langit, memandangi langit biru yang tampak cantik dengan awan-awan yang menghiasi. Cuaca hari ini begitu cerah dengan suasana yang begitu tenang.

Jendela itu tampak tidak di trali dengan besi ataupun semacamnya. Hanya jendela kaca dengan balkon yang terkunci, tidak memberikannya akses untuk masuk ke sana.

Soobin melirik sekilas Yeonjun yang masih pada tempatnya. Tak bergerak sedikit pun sendari awal kala pria itu masuk.

Ia tak ingin memikirkannya, tak ingin pula peduli dengan apa yang terjadi pada pria itu. Perang batin yang terjadi padanya masih tetap berjalan hingga sekarang. Belum menemukan pemenangnya sampai saat ini.

Ceklek

Suara pintu terbuka mengalihkan atensi Yeonjun dari Soobin. Menatap penuh pada sosok cantik yang masuk dengan switer biru muda yang melekat pada tubuh itu.

Dia, Jeon Jungkook. Ibu dari Kim Yeonjun.

Soobin sadar untuk tidak berharap pada siapa pun yang dapat masuk kemari. Tak akan ada orang yang bisa membantu dirinya keluar, bahkan orang tua dari Yeonjun sendiri.

"Siapa dia boy?"

Jungkook bertanya dengan nada lembut. Tak ingin langsung menghakimi mengingat bagaimana brengseknya anak sulungnya ini. Ia tak dapat melihat rupa sosok itu. Seorang pemuda yang bahkan lebih muda beberapa tahun dari anaknya.

"Soobin, Choi Soobin... My Angel"

Suara bariton itu terdengar mengudara, mengirimkan sinyal pada Soobin agar berbalik menghadap ke belakang. Bertemu tatap dengan Jungkook yang menatap datar dirinya.

With U || OneshootWhere stories live. Discover now