Suicide (XiYuan)

42 5 1
                                    

𝑾𝒓𝒊𝒕𝒕𝒆𝒏 𝒃𝒚 𝑾𝒖 𝑿𝒊

☹︎☹︎☹︎

Prompt Day 2 : Suicide

Half Modern AU-Half after Ending.

(Sudah tau lah ya isinya apaan, gaperlu lagi saya ngetik warning :v, hemat tenaga)

***

Gelap.

Pengap.

Itu yang bisa dikatakan untuk pemandangan diruangan itu. Lampu tak dinyalakan, Gorden yang tertutup rapat tak mengijinkan seberkas cahayapun menerobos dari luar.
Satu-satunya warna yang hadir ditengah kegelapan hanya berupa percikan merah yang sesekali menguat lalu kembali memucat berasal dari puntung rokok menyala yang dihisap.

Bersama asap rokok yang mengebul sebagai tanda kehidupan terdengar alunan musik lembut memenuhi seisi ruang.

Szomorú vasárnap száz fehér virágga
Vártalak kedvesem templomi imáva

Jika kau melihatnya lebih dekat, sepasang mata jernih dengan iris tak kalah kelam menatap kosong kearah Jendela yang rapat oleh kain tebal.

Helaan napas panjang terdengar, disusul kembali oleh kebulan asap rokok.

Mungkin sudah lelah dengan kain kusam yang juga berwarna hitam itu, kepalannya kini terkulai diatas ranjang, menegadah bertemu pandang dengan langit-langit kamar.

My hours are slumberless
Dearest the shadows
I live with are numberless

Apakah ada hal lebih tidak berguna daripada bernafas tanpa tahu apa itu hidup?

Álmokat kergető vasárnap délelőtt
Bánatom hintaja nélküled visszajött
Azóta szomorú mindig a vasárnap

Mata jernih itu meredup, sudah berapa helaan nafas panjang yang dia ambil hanya dalam 5 menit? Entahlah.
Dihisapnya kuat batang rokok tinggal penghabisan yang terselip di kedua jarinya.... begitu kuat seolah berharap dia bisa merobek paru-parunya sendiri saat itu juga hanya dengan asap.

"Uhukk!"

Dia terbatuk.

Menekan puntung rokok begitu saja di lantai, dieranjak bangun untuk kembali terbatuk beberapa kali, Setelahnya meraih kaleng bir didekat kakinya dan menenggaknya dengan rakus.

Dirasa batuknya mereda, tangan kirinya meraba lantai dalam kegelapan, menemukan sebuah bungkus rokok yang tergelak asal dan membukanya hanya untuk kecewa karena rokok yang baru saja dia habiskan adalah rokok terakhir yang dia punya.

Decakan keras lolos dari bibirnya, dengan gusar menarik rambut yang dia biarkan memanjang sampai menutupi kedua mata lalu kembali menghempaskan kepala pinggir an kasur, Tidak lama, sampai dia kemudian beranjak bangun.

Menyambar kontak motor diatas nakas, lalu menyeret kakinya keluar dari ruang pengap itu.

Dia kembali terbatuk begitu menginjak lantai teras, udara dingin diluar yang kontras dengan ruang kamar mengejutkan paru-parunya.
Namun begitu tak ada niatan untuk kembali sekedar mengambil jaket, justru kaki panjangnya bergegas menuruni tangga menuju garasi.

Langkah kakinya terhenti, sekuntum peony mekar diujung tangga membuatnya terhenyak sesaat.

Little white flowers
Will never awaken you
Not where the black coaches
Sorrow has taken you
Angels have no thoughts
Of ever returning you
Wouldn't they be angry
If I thought of joining you?

December PromptsWhere stories live. Discover now