Animal AU (LuLin)

102 9 0
                                    

𝑾𝒓𝒊𝒕𝒕𝒆𝒏 𝒃𝒚 𝑳𝒖 𝑩𝒊𝒙𝒊𝒏𝒈

☺︎︎☺︎︎☺︎︎

Prompt Day 2

[ Animal AU ]

Salaryman Lin Jingheng & Puppy Lu Bixing

***

Malam itu hujan turun saat Lin Jingheng baru pulang dari kantor. Setelah keluar dari stasiun, dia berjalan kaki dengan payung di genggaman ke arah kawasan apartemen tempatnya tinggal berada.

Melewati toko-toko, langkah Lin Jingheng tiba-tiba terhenti saat sesuatu yang berada di dalam gang mengalihkan atensinya. Mata abu-abu dinginnya menatap pada seekor anak anjing berwarna cokelat yang tengah menatapnya dengan mata beriak di dalam kardus.

Selama hampir satu menit Lin Jingheng dan anak anjing itu saling menatap. Yang pertama tidak tahu harus berbuat apa dan yang kedua berharap agar pria tampan dengan payung itu mau membawanya.

Lin Jingheng tidak pernah berpikir untuk memelihara seekor hewan pun selama hidupnya. Dia tidak ingin direpotkan dengan hal seperti itu. Lagipula, memelihara hewan akan membuat tempatnya berantakan atau mungkin kotor, entah bakteri macam apa yang akan dibawa hewan berbulu seperti anjing di depannya itu.

Jadi, Lin Jingheng memutuskan untuk mengabaikannya dan kembali melanjutkan perjalanan pulangnya. Sampai suara anak anjing yang terdengar sedikit parau itu masuk ke pendengarannya, langkahnya terhenti. Dia menoleh pada anak anjing yang kurus dan kotor itu, dua bola mata bulatnya menatap penuh pengharapan. Entah perasaannya atau apa, tapi Lin merasa jika anak anjing itu seperti mau menangis.

Meskipun terkenal dingin dan tak berperasaan, Lin tetaplah manusia yang masih memiliki hati nurani. Dengan terpaksa, dia kembali dan memutuskan membawa anak anjing di dalam kardus itu. Membersihkannya terlebih dahulu dan menawarkannya pada salah satu teman kantornya yang menyukai hewan telah menjadi opsi pertama yang akan dia lakukan saat ini. Jadi, meskipun dia sangat tidak suka kotor, hati nuraninya masih mendorongnya untuk membawa anak anjing kotor itu ke apartemennya. Terpikirkan sesuatu, dia memutuskan pergi ke minimarket terlebih dahulu untuk membeli makanan dan susu untuk anak anjing yang dibawanya.

.
.

Dan begitulah yang terjadi saat itu, entah apa yang terjadi padanya, Lin Jingheng membatalkan rencananya untuk menyerahkan anak anjing itu pada salah satu teman kantornya. Setiap menatap anak anjing dengan tatapan polos itu, hati Lin rasanya telah dipenuhi dengan rasa yang jika dikecap akan terasa manis. Bahkan saat anak anjing itu bertingkah, dia selalu dengan spontan mengulurkan tangan dan mengusak bulu-bulu halusnya. Jadi, Lin rasanya menjadi tidak ingin jauh-jauh darinya. Seperti bukan dirinya yang biasa saja.

Dia telah memberi anak anjing itu sebuah nama, yang saat dipikirkan, tiba-tiba muncul satu nama di kepalanya, yaitu Bixing.

"Guk, guk!"

Bixing mengelilingi kaki Lin yang sedang mengeluarkan makanan anjing dari dalam kabinet di dapur.

"Tunggu sebentar, Bixing."

"Guk, guk!"

Bixing terus menggonggong sambil berlari-lari di sekitar kaki pemiliknya. Sesekali dia akan mengusakkan kepalanya pada kaki yang tetutupi kain celana itu.

Lin Jingheng berdecak dan segera menuangkan makanan anjing pada mangkuk Bixing.

"Sungguh berisik, makanlah."

Bola mata Bixing tampak berbinar. Ekornya berkibas dengan gembira. Dengan penuh semangat, anak anjing itu segera menyantap makanannya dengan rakus. Lin Jingheng berjongkok di sampingnya dan mengelus bulu-bulu halus miliknya sekali lagi.

.
.

Di hari lain, Lin Jingheng yang baru pulang bekerja dengan wajah kelelahan masuk ke apartemennya. Tubuhnya sedikit lesu, bahkan untuk melepas sepatunya saja begitu berat rasanya.

Namun, saat melihat anak anjing berwarna cokelat berlari ke arahnya dan segera mengusakkan kepalanya pada kaki Lin, seketika semua rasa lelah dan beban yang ada di dirinya seolah-olah terangkat. Dia dengan lembut mengambil tubuh berbulu Bixing dan membawanya di gendongan seraya mengelus bulu-bulu cokelatnya.

Hal-hal yang terasa lebih berwarna di hidup Lin Jingheng terus berlanjut hingga berbulan-bulan. Hari-harinya yang sebelumnya selalu berjalan biasa saja dan terasa membosankan telah berganti dengan hari-hari yang menyenangkan.

Bixing selalu membuat dirinya selalu merindukan rumah.

Bahkan, dia yang tidak suka pergi keluar untuk berjalan-jalan, sekarang akan selalu pergi ke taman bersama Bixing di akhir pekan.

"Guk, guk!"

Bixing berlari ke arah Lin Jingheng dengan piring mainan di mulutnya setelah sebelumnya pria itu melemparkannya untuk dikejar olehnya.

"Anak pintar," puji Lin yang berjongkok seraya mengusak bulu cokelat Bixing.

Anjing itu tampak nyaman dengan usakan Lin di kepala juga lehernya.

"Guk, guk!"

Bixing meloncat-loncat, meminta Lin Jingheng untuk melemparkan lagi piringnya.

"Baiklah, dapatkan lagi." Pria yang belakangan menjadi begitu  memahami bahasa anjing itu segera berdiri dan melempar lagi piring mainan berbahan karet di tangannya.

Bixing dengan cepat mengejar piring yang dilempar oleh Lin dan dengan gesit meloncat dengan kakinya yang semakin kuat, dia menangkap piring itu dengan mulutnya, kemudian berlari ke arah sang pemilik yang segera menyambutnya dengan pelukan.

"Bagus." Lin mengusak lagi kepala dan leher Bixing.

"Guk, guk!" Bixing mengendus-endus wajah Lin dan menjilatinya.

Lin yang merasa geli sedikit terkekeh. "Ini geli, anak nakal."

Dia hendak mengatakan 'Liurmu kotor', namun kalimat itu tertelan kembali saat melihat raut wajah Bixing yang tampak gembira dengan ekornya yang berkibas senang.

Lin pun berdiri. "Sudah cukup mainnya. Ayo pulang."

Bixing meloncat dan menjawab, "Guk!"

Lin segera memasangkan kembali tali pada herness yang dipakai Bixing dan segera menariknya pergi dengan anjing cokelat itu yang berjalan mengikutinya dengan patuh.

"Guk, guk!"

"Baiklah, kau akan makan setelah kita sampai di rumah."

Mereka berdua, satu manusia dan satu anjing, berjalan beriringan di sepanjang jalan menuju rumah.

Mungkin dalam hidup keduanya, hari-hari terbaik yang mereka miliki adalah hari dimana keduanya saling memiliki satu sama lain, menghabiskan waktu dan melewati banyak hal bersama.

Lin Jingheng yang memiliki seekor anjing yang lucu dan begitu setia. Bixing yang memiliki pemilik yang tampan dan sangat menyayanginya.

-FIN-

December PromptsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang