Steve suka bagaimana Ray membalas tatapannya. Satu dorongan, dua dorongan, Steve berhenti karena ada yang menghalangi. Sudah ia duga Ray masih perjaka.

"Aku tidak akan minta maaf karena ini." bisik Steve dengan deep voice nya.

"Mhhmm... nghhm"

Tangannya bergerak mematut wajah kecil Ray, membiarkan sang submisive terlena dalam ciuman basahnya. Lidahnya mengetuk, berusaha masuk ke dalam dan mengeksplor rongga mulut Ray.

Lidah itu bergantian saling membelit dan mendorong, Ray dapat merasakan tubuhnya kian lemas seiring ciuman Steve semakin menuntut hingga saliva mereka turun ke dagu hingga lehernya.

Setelah beberapa menit berciuman, Pria itu melihat wajah Ray dan mendiamkan tubuhnya sampai Ray terbiasa.

"Arghhh"

"Sstt..." bisik Steve saat Ray bergerak gelisah mencoba lepas dari penyatuan mereka.

"Sakit Steve...."

"Rileks sayang rileks... Sakitnya hanya sebentar. Jangan bergerak."

Ray terus bergerak gelisah. Rasanya perih dan seolah tubuhmu terbelah menjadi dua. Ia tidak mengerti apanya yang nikmat saat bercinta hingga orang-orang sering melakukannya. Ia juga pernah mendengar bahwa saat pertama kali melakukannya akan terasa sakit, tapi Ray tidak menyangka bahwa akan sesakit ini.

Rasa sakit itu sedikit berkurang saat Steve kembali mencium leher dan pundaknya, belum lagi bagaimana mahirnya lidah Steve menggoda nipple kecilnya. Atau deep voice Steve yang seksi pada gendang telinganya. Ray kembali mendesah saat Steve menarik kejantanannya sedikit dan mendorongnya masuk lagi. Terus seperti itu berulang-ulang hingga Ray terbiasa.

"You Like it?" bisik Steve saat mendengar desahan nikmat Ray. Ia juga bisa melihat bagaimana mata Ray terpejam akibat kenikmatan yang ia berikan.

"Sebut namaku Ray?"

Ray membuka matanya dan menyebut nama itu, "Steve... "

"Lagi!!!!"

"Steve..."

"Lagi!!!"

"Steve... " Ray berteriak nikmat saat Steve mendorong lebih keras.

"Steve aku..."

"Iya sayang.. Lepaskan.." Steve tahu bahwa sebentar lagi Ray akan mencapai puncak orgasme keduanya. Steve menyaksikan itu semua dengan kepuasan diwajahnya, Ray hanya miliknya. Ia melepas penyatuan mereka dan membalik tubuh Ray hingga menelungkup.

Steve taruh pinggang Ray hingga membentuk posisi yang ia sukai dan kembali memasukkan p*nis nya. Posisi itu membuat Ray terlonjak dan kembali merasakan perih. Rasanya jauh lebih penuh dan dalam, dan Steve membawa tangan Ray bertumpu pada kepala ranjang sebelum memompa tubuhnya keluar masuk, saatnya mengejar pelepasan Ray yang ketiga dan juga pelepasan pertamanya.

Kali ini mereka mengerang bersama tidak peduli apakah Bryan mendengarnya di lantai dua. Yang ada hanyalah nafsu dan nikmat bercinta. Dan Steve bisa merasakan betapa sempit Ray memeluknya di bawah sana. Lelaki ini bukan seorang profesional, namun bisa membawa Steve mengerang penuh nafsu.

"Steve... Aku... "

"Iya... Iya... Sayanghhh.. "

Ray berteriak saat orgasme ketiganya datang, disusul oleh Steve yang menyemburkan sperma nya ke dalam hole nya Ray hingga tidak bersisa. Ia tidak peduli apakah Ray bisa hamil atau tidak karena, toh mereka akan menikah setelahnya.

Steve tidak menyangka bahwa ia akan mengeluarkan sperma begitu banyak, tapi ia tidak melepas penyatuan mereka sama sekali sebelum kedutanya berhenti.

Ray sudah tergolek lemas dibawahnya, dan Steve memeluknya dari belakang dengan lembut.

Love Shoot! | Sungsun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang