Namanya Baskara. Lebih suka dipanggil Aska dibanding Bas. Tapi nggak masalah juga kalau ada yang panggil lengkap biarpun dia merasa nama Baskara terlalu keren.
Pagi ini, Baskara beserta ayah dan dua saudara perempuannya sedang menikmati sarapan sambil berbincang ringan.
"Kamu masuk kuliah lagi kapan, mas?" tanyah ayahnya.
"Senin depan," jawab Baskara.
"Kok besok udah balik kosan?" tanya ayahnya lagi.
"Aku ada perlu, Yah. Mau ngobrol soal Dies Natalis fakultas,"
Ayahnya mengangguk paham. "Kamu jadi apa?"
"Biasa, jadi MC," ucap Baskara yang memang sudah kerap menjadi seorang pembawa acara sehingga keluarganya tidak lagi heboh merespon.
"Kamu masih laris jadi MC ta?" tanya Audi, kakak perempuannya.
"Masih. Tapi kayaknya ini terakhir, wes capek aku," ujar Baskara sambil menggeser piring makannya.
"Mas Aska semester berapa, sih?" celetuk Lucia, si bungsu. "Tujuh ya?"
Baskara mengangguk. "Iya, besok masuk semester tujuh,"
"Loh, wes arep mari ta kuliahmu?" respon ayahnya.
(Udah hampir selesai kuliahmu?)
"Yaaa kalau nggak ada halangan tahun depan udah selesai," jawab Baskara dengan terkekeh karena kurang yakin juga dengan dirinya.
"Bisa, bisa. Pasti lancar," ucap Audi sambil menepuk-nepuk pundak adiknya. "Berarti ini nanti kita ke bunda ya sebelum kamu pulang?"
Baskara kembali mengangguk. "Sama beli oleh-oleh juga buat ibu kos,"
"Pacarmu mana mas? Udah mau selesai kuliah kok belum ada yang dikenalin ke ayah?"
"Wadaaw," respon Baskara. "Ayah duluan dong. Pacarnya ayah mana kok belum dikenalin ke aku?"
Audi dan Lucia tertawa sementara ayahnya menggeleng saja melihat kelakuan anak tengahnya.
"Kalian beneran mau punya mama baru?"
Ketiganya serempak mengangguk.
"Kakak udah mau beres S2, abis itu nikah terus pindah. Mas Aska juga kemungkinan bakal cari kerja di sana. Sisa aku doang yah di rumah," ucap Lucia. "Nanti kalau aku juga keluar, ayah sama siapa?"
Ayahnya menghela napas panjang. "Anak ayah udah pada gede ya, udah jauh mikirnya,"
"Bunda juga pasti nggak mau liat ayah kesepian," ujar Audi. "Sendirian di rumah segede ini," lanjutnya sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan.
"Kakak abis nikah langsung pindah ikut Mas Kevin?" tanya Baskara. "Maksudnya tinggal di tempat Mas Kevin,"
Audi menggeleng. "Enggak, sih. Kevin malah mau di sini dulu nemenin ayah sambil pelan-pelan bangun rumah,"
Baskara menghela napas lega. Calon kakak iparnya ini memang super baik dan pengertian. "Syukur, deh, kalau gitu," ucapnya. "Tapi ayah tetep jadi nikah, kan? Katanya kemarin udah ada calon?"
Lagi, Lucia dan Audi tertawa.
"Kamu tuh denger dari siapa?" tanya ayahnya.
"Tante Winna. Kapan itu sempet telponan lama banget,"
"Winna kok dipercaya,"
Baskara terbahak. "Akhir tahun ya, yah. Aku pulang lagi ayah udah harus punya calon,"
"Kok malah kamu yang ngejar-ngejar? Biasanya orangtua sek heboh anaknya suruh cari pacar,"
"Ih aku setuju!" seru Lucia. "Nanti kita natalan sama calon mama,"
