Author's POV
Joey dan Jesslyn datang tepat pukul 7 malam di depan pintu apartment Trevin. Saat membuka pintu untuk sang tamu, tubuh Trevin langsung diterjang oleh Jesslyn yang memeluknya.
"KAKAK!" Teriak Jesslyn lucu, yang langsung dibungkam oleh tangan Joey, "Hus, jangan teriak-teriak di sini ah, nanti tetangga keganggu."
Trevin terkekeh saat tubuhnya dipeluk oleh muridnya itu. Hatinya terasa hangat hari ini. Perhatian yang diberikan oleh Joey dan sentuhan fisik seperti pelukan yang terus diberi oleh Jesslyn.
"Hai Jesslyn, ada apa nih kok tiba-tiba mau nginep di sini?" Tanya Trevin sambil mempersilahkan Joey masuk dan menggandeng tangan Jesslyn menuju ruang TV.
"Mumpung sekarang hari Sabtu, kak. Aku bosen di rumah, isinya Kak Joey doang, ga bisa diajak main." Keluh Jesslyn polos yang langsung membuat Trevin tertawa.
Tanpa Trevin sadari, dari awal sang tamu sampai di apart ini hingga sekarang adiknya berinteraksi dengannya, ada sepasang mata yang memperhatikannya.
Joey, si kakak yang hanya diam sambil memperhatikan interaksi hangat antara adik tersayangnya dengan penggemarnya sebagai si penyiar radio.
"Hm, Trev. Ini barang gue taro mana ya enaknya?" Akhirnya Joey membuka pembicaraan dengan Trevin. "Oh di kamar aja, Joey. Yuk gue anter."
Kebetulan apartment Trevin memiliki dua kamar tidur, sehingga malam ini tidak ada yang akan tidur di sofa demi memberi tempat tidur nyaman untuk tamunya.
"Eh udah pada makan belom?" Tanya Trevin sembari memencet-mencet remote TV, mencari film kartun yang seru untuk Jesslyn. "Belum, kak." Jawab Jesslyn sambil mengelus perutnya. Beneran deh, anak itu lucu sekali.
Joey tersenyum memamerkan lesung pipi nya dan matanya indahnya yang ikut tersenyum. "Boong kamu, tadi udah kakak bikinin sandwich ya sebelom kita berangkat."
"Ih roti doang mana kenyang?" Ya biasalah, adik kakak memang selalu begini kan?
Trevin tertawa melihat adik kakak itu, lalu menaruh remote TV yang tadi dipegangnya ke meja dan mulai berdiri dari sofa empuk itu. "Kakak bikinin spaghetti mushroom bentar ya? Kamu suka kan?"
Mata Jesslyn berbinar, "SUKA KOK."
"Eh, Trev. Order aja yuk? Ga enak ngerepotin lo gitu sampe masak." Sanggah Joey cepat. Langkah Trevin terhenti sejenak, lalu menengok ke idolanya itu, "Ih selama bisa dimasak kenapa order? Simpen aja uangnya, ini gue bikinin aja. Kebetulan gue juga abis belanja bulanan."
"Ya udah gue bantuin ya?" Trevin melirik Jesslyn yang asik dengan film kartun di TV-nya. "Itu Jesslyn nanti sendirian." Jawab Trevin.
"Adek, kamu nonton sendiri gapapa kan? Kakak mau bantuin Kak Trevin masak." Joey berteriak kecil dari arah dapur, "Gapapa, sana masak!"
"See? Dia mah kalo udah nonton suka lupa dunia." Ucap Joey ke Trevin yang terkekeh.
Kira-kira 20 menit mereka habiskan untuk membuat hidangan malam itu. Sekarang, Trevin tidak menganggap Joey sebagai sosok idola lagi dan Joey pun tidak menganggap Trevin sebagai penggemarnya. Melainkan sebagai dua orang yang memiliki hubungan pertemanan.
Memasak sambil melempar canda satu sama lain, sekali-kali Joey ambil kesempatan untuk bilang ke Trevin bahwa tidak ada salahnya meluapkan segala emosi ke orang terdekat dan gapapa juga untuk nangis.
Joey senang bisa melihat senyuman di wajah Trevin yang terus mengembang. Kali ini bukan senyum palsu, tapi senyum tulus hingga ke mata.
"Aku panggil adek dulu." Ujar Joey setelah menaruh gelas-gelas pada meja makan. Trevin melotot kaget, "Aku?"
"Emang kenapa kalo aku-kamu? Ga suka?"
"SUKA KOK SUKA" Trevin reflek menganggukan kepalanya heboh. Joey hanya terkekeh dan berjalan menuju ruang TV untuk memanggil adiknya.
Makan malam berlangsung sangat hangat, dengan canda tawa mereka bertiga. Sesekali Joey dan Trevin saling beradu pandang dan tertawa tiap kali Jesslyn menyeploskan kata-kata polos namun lucu.
Hari itu, akhirnya Trevin kembali merasakan kehangatan di dalam hatinya, dengan kehadiran Joey dan Jesslyn. Ruangan itu juga terasa lebih nyaman dengan suara tawa renyah nan lucu dari Jesslyn–si murid kesayangannya.
Kehadiran adik kakak itu belum lama di hidup Trevin, namun Trevin langsung bisa merasakan kehangatan baru yang sangat berarti. Perlahan Trevin dapat tersenyum lebar, tidak lagi senyum palsu yang ia pasang hanya untuk menyenangkan orang lain. Terima kasih, Joey dan Jesslyn.
–tbc
haii, maaf banget kemarin ga update hehe. semoga kalian masih menikmati ceritanya ya!
VOUS LISEZ
The Shadow [jaeyong]
Fanfiction[END] Seorang guru TK yang menjadi fans berat dari salah satu channel radio bernama WaveRadio, mendapatkan kesempatan untuk menelfon penyiarnya saat siaran favoritenya berlangsung. Sejak saat itu ia mulai menunjukkan rasa sukanya secara jelas kepada...
![The Shadow [jaeyong]](https://img.wattpad.com/cover/290807432-64-k402772.jpg)