DANERA ✓| Check Up

Começar do início
                                    

"Ayo kita periksa, bunda sama Ayah tunggu diluar aja ya" mereka mengangguk.


✨✨✨

Dokter Faiz, mereka sudah dekat seperti keluarga bahkan dirinya memanggil kedua orang tua Mildan menyebutnya sama dengan Mildan.

Bahkan Mildan mengakui sendiri bahwa dokter Faiz sudah dianggap sebagai Abangnya.

Di brankar rumah sakit Mildan berbaring sedang diperiksa dokter Faiz, dirinya melamun memikirkan penyakitnya yang sekarang ini.
Bahaya tidak ya penyakitnya, pikirnya.

Dokter Faiz menurunkan stetoskopnya di lehernya. "Kita perlu ronsen bagian pinggang belakang kamu, dan" Mildan hanya mengangguk.

Dokter Faiz terkejut serta menangis saat melihat hasil dari ronsenan pada bagian pinggang Mildan.
"Ya Allah, kenapa penyakit ini tumbuh lagi, padahal sudah dinyatakan sembuh 1 tahun yang lalu, kenapa harus tumbuh lagi dan nyawanya jadi taruhan" batin Dokter Faiz, yang menatap hasil lab.
 
"Abang panggil Bunda sama Ayah dulu, kamu baringan aja dulu ya" melangkahkan kakinya keluar ruangan.

"Bunda, Ayah, Faiz mau bicarain soal penyakitnya Mildan. Tapi di ruangan Faiz, ayo masuk" mempersilahkan mereka masuk keruangan Faiz, yang masih terdapat Mildan yang sedang berbaring di brankar.

Mereka bertiga duduk dengan Bunda, Ayah Mildan berhadapan langsung ke Faiz. Kalian ngerti gak! Pokoknya posisinya kayak gitu.

"Jadi, setelah Faiz ronsen dan hasil lab  menyatakan bahwa penyakitnya kambuh lagi setelah satu tahun lalu di nyatakan sembuh,Tetapi tumbuh lagi.
Mildan terkena Gagal Ginjal  stadium tiga, bunda ayah"ucap jelas dokter Faiz, menyerahkan hasil lab.

Bagaikan disambar petir, kini Bunda syok mendengar penuturan Faiz dan gemetar melihat hasilnya.

Memang penyakit Mildan sudah sembuh, tetapi Mildan masih saja mengonsumsi obat resep sakit pinggang yang dibeli di apotik, katanya pinggangnya sangat pegal-pegal ketika angkat berat, main basket disekolah, dan lainnya.

Dan pada saat itu, bundanya selalu membelikan obat untuk Mildan, dan pas kejadian pingsan di rumah Zaera dirinya terkejut, tetapi ia normal kan agar Mildan tidak cemas.

Bundanya sempat berfikir apa penyakitnya kambuh lagi, tapi tidak mungkin anaknya kan sudah dinyatakan sembuh, tetapi gejala yang dialami Mildan sama persis ketika anaknya menderita penyakit tersebut.

"Gagal Ginjal merupakan kondisi ginjal melemah dan hilangnya kemampuan menyaring sisa makanan, ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang terletak pada kedua sisi punggung belakang bagian bawah. Apabila ini terjadi pada si penderita mengakibatkan cairan berbahaya terkumpul menjadi tersumbat didalam kinerja ginjal dan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan serius"jelasnya lagi, sama penuturan dengan 1 tahun yang lalu.

"Apakah ada cara menyembuhkan Mildan, Faiz?"tanya Ayah Mildan.

Faiz mengangguk "Ada yah, dengan cangkok ginjal. Satu-satunya cara sembuh dari penyakit ini pasien harus menerima pendonor ginjal yang cocok. Atau dengan cuci darah secara rutin juga bisa membantu fungsi ginjal tetap memiliki keseimbangan diantara kedua ginjal tersebut"jelas dokter Faiz lagi.

"Dari kedua alternatif tersebut, ada timbul efek sampingnya, Faiz?"tanya Bunda.

"Memang ada bunda, dipastikan ini nantinya sering terjadi pada kondisi Mildan saat ia selesai cangkok ginjal atau cuci darah. Yaitu Hemodialisa (hemodialisis) penurunan tekan darah, mual, muntah, dan kram di bagian perut dan otot.
Faiz khawatir, karena kebanyakan pasien yang Faiz tangani menderita penyakit ini tidak bisa bertahan lama tergantung pada pasien itu sendiri yang menentukan hidupnya"

"Ya Allah yah, bagaimana ini. Apa bunda donor kan aja ginjal bunda untuk Mildan anak kita, biar dia cepat sembuh. Bunda gak tega melihatnya kesakitan seperti itu"ucap Bunda Mildan menangis tersedu-sedu dipelukan sang suami.

"Bunda gak boleh ngomong gitu, ini udah jalan dari Tuhan. Kita diskusiin dulu sama Mildan, dia setuju atau tidak oke" jawabnya seraya mengelus punggung belakang sang istri.

✨✨✨

Mereka bangkit dari duduknya dan melangkah menuju brankar Mildan dirinya sedang tertidur pulas.

"Mildan"Dokter Faiz membangunkannya mengguncangkan sedikit tubuhnya.

Dirinya terbangun, terdengar sayup-sayup suara tangisan kecil dari bundanya, "Bunda kenapa nangis" batinnya.

"Bunda kenapa nangis" tanyanya mengeluarkan kata isi dari batinnya.

"Sayang, kamu yang sabar ya. Bunda akan selau ada disamping kamu nak"mendekati anaknya memeluknya dengan erat dan diusapnya kepala anaknya sayang serta masih saja mengeluarkan air matanya.

"Iya, kan bunda selau disamping Mildan gak kemana-mana"jawabnya sambil terkekeh membalas pelukan bundanya.

"Nak, kamu menderita Gagal Ginjal" Ayahnya memberitahu anaknya.

Seolah bungkam dan matanya kosong menatap nyalang lurus kedepan, "penyakit itu kembali lagi" batinnya.

"Kamu kuat nak, bunda yakin kamu bisa jalanin ini semua"sahut bundanya.

"Kenapa Bun, kenapa! Kenapa penyakit ini balik lagi ke tubuh Abang, Abang gak ngelakuin kesalahan apapun kan bunda"teriak Mildan meraung di ruangan rumah sakit.

"Gak sayang, ini semua kehendak yang kuasa. Kamu harus kuat, anak bunda harus kuat" menenangkan anaknya yang meronta-ronta dipelukannya.

"Mildan, kamu tenang dulu. Biar Abang jelasin"dokter Faiz menenangkan Mildan.

Mildan sudah tenang dan mengambil nafas banyak-banyak siap mendengarkan penjelasan dari Faiz.

"Gagal ginjal kamu kembali lagi, setelah 1 tahun lalu dinyatakan sembuh. Tetapi penyakit ini menyerang langsung kedua ginjal kamu, kamu juga harus memilih sembuh dengan cara cangkok ginjal dari pendonor yang cocok atau cuci darah secara rutin. Sekarang penyakit kamu masuk stadium tiga dan jarang-jarang pasien abang sampai tahap ini bisa bertahan, tapi kamu bisa karena kamu kuat. Pokoknya kamu harus sembuh, kami semua setuju atas keputusan yang menurutmu benar dilakukan"ucap Faiz memberi penjelasan nya.

"Aku butuh waktu buat mikirin ini semua"pasrahnya, dirinya harus berbuat seperti apa?

"Iya, besok akan Abang tagih jawaban kamu, karena cepat atau lambat penyakit ini akan menyerang kamu tiba-tiba,. Jadi kamu harus cepat menentukan pilihannya" Mildan mengangguk.

"Yaudah ini resep obatnya, jangan lupa kamu minum, dan"ucap Faiz.

"Iya, bang"

"Kita pulang dulu Faiz"Ayah Mildan berpamitan dan di ikuti anak dan istrinya.

"Iya bunda, ayah"

"Assalamu'alaikum"salam mereka serentak.

"Wa'alaikum salam" jawabnya.
"Semoga kamu dilindungi Allah, amiin" batin Faiz mengaminkan Mildan.

_____________________________________


Udah terbayarkan rasa penasarannya, Mildan sakit apa?

Jangan lupa vote dan komen

Next 👉


Sftni11


DANERA [End]Onde histórias criam vida. Descubra agora