"hee kamu lagi bercanda?" tanya gadis tanpa menatap ke heeseung.

di jam istirahat, gadis bareng sama heeseung di rooftop. sebenernya heeseung juga lagi pusing banget tapi dia berusaha sebisa mungkin buat ngehibur gadis dan dirinya sendiri. daritadi heeseung ngomong hal-hal yang bakal mereka lakukan kalau tinggal bareng. kedengerannya emang seru, gatau nanti realitanya.

cuman gadis yang beneran lagi down banget nganggep kalau heeseung lagi bercanda dan gadis mikir itu beneran annoying banget buat gadis.

"dis ayolah, kita liat sisi positifnya. kita tinggal bareng, 24 jam aku bisa sama kamu terus-"

"hee kamu pikir kita jadi keluarga itu main-main? kenapa kamu jadi childish banget?! tolong hee akutuh lagi stress banget mikirinnya-"

"kamu stress apa lagi dis?! kamu pikir aku juga ga stress? liat kamu kayak gini aja bikin aku tambah pusing. kalau aku diemin, kamu ngerengek terus harus gimana-gimana, kamu mau aku treat kayak apa dis?!" suara heeseung meninggi.

kayaknya ini kali pertama mereka berantem selama mereka pacaran.

"ya kamu mikir dong hee! mamah aku ga bilang kalau punya pacar selama ini! aku diboongin selama ini, tiba-tiba dapet kabar kalau mamah mau nikah, nikahnya sama kliennya, nikahnya sama papah kamu hee! papah pacar aku sendiri! dan bentar lagi status kita jadi kakak-adek-"

"ya tuhan, gadis! jangan ngerasa seakan kamu yang paling tersakiti dan paling lemah bisa ga?! kamu pikir yang ngalamin kayak gitu cuman kamu?! aku juga dis! kita berdua di posisi yang sama persis!
tapi aku yang dari awal cari solusi, ga kayak kamu cuman nangis doang!"

"kok kamu jadi nyalahin aku sepenuhnya?! hee aku lagi bingung banget kenapa malah dipojokin?!"

"lah? kamu yang marah-marah duluan, aku juga pusing dis!"

"oke fine! gausah ngomong sama aku lagi! aku juga pusing liat kamu!"

gadis langsung melempar eskrim yang dibelikan heeseung ke sembarang arah, padahal belum dimakan sama sekali. gadis langsung beranjak dan pergi meninggalkan heeseung dengan frustasi.

"dis!! gadis!! arghh!" heeseung mengacak rambutnya frustasi.

sebenernya heeseung mau nahan gadis, tapi dia mikir kalau semakin ditahan mereka malah makin berantem. heeseung gamau memperkeruh suasana, apalagi sampe hubungannya sama gadis berantakan. amit-amit deh pikir heeseung.

heeseung pun biarin gadis nenangin dirinya, begitu pula dirinya. dan heeseung bakal coba ngomong lagi ke gadis. toh mereka juga pulang bareng.

papah heeseung juga udah nyuruh heeseung buat anter jemput gadis. bilangnya biar mereka akrab.

padahal mah udah intim om.

"dissss ini tas lo ditinggal apa?!" nina ngejar gadis yang keluar kelas ga bawa tas.

gadis menoleh dengan bingung lalu meraih tas yang dibawa nina.

"dis tas lo yang ini! inimah totebag gue!"

gadis memantapkan pandangannya dan meraih tas ransel miliknya kemudian melanjutkan jalannya.

"dis lo lagi kenapa sih dari kemarin?! kayak linglung gitu? lo ga di jatah sama hee-?!"

"nina lo bisa diem gak?!"

gadis membentak nina untuk pertama kalinya dan membuat nina terkejut setengah mampus. sekesel-keselnya gadis ke nina, dia ga pernah ngebentak gitu. gak lama, heeseung datang bareng jay dan sunghoon.

heeseung langsung merangkul gadis dan melempar senyum ke nina. tapi, gadis langsung menepis rangkulan heeseung.

"nin sorry, gadis kayaknya mau pms. duluan ya." jawab heeseung senatural mungkin dan langsung menarik gadis.

nina gabisa berkata-kata lagi dan cuman ngangguk pelan.

"gue kaget liat gadis kayak gitu." sunghoon buka suara dan diangguk setuju oleh jay.

"apalagi gue, kayaknya mereka lagi berantem ya?"

"gatau si, tapi heeseung juga keliatan agak beda. biasanya keliatan kek orang dongo, tapi kemarin-kemarin kayak agak diem." jawab jay.

"huh, gadis ga cerita sama gue."

"yaudah ayo pulang." jay langsung ngegandeng nina.

yang digandeng cuman melotot dan berusaha melepaskan gandengannya.

"ish apaansih? gue pulang sendiri!"

"lo kan pulang ama gue jay-" sunghoon ngerengek.

"kan lo bawa mobil dongo."

sunghoon memutar bola matanya malas lalu pergi duluan ke parkiran. tersisa jay sama nina yang masih saling nego mau pulang bareng atau engga.

di perjalanan pulang, heeseung sama gadis masih saling diem-dieman. tadi heeseung nyoba buat pendekatan lagi kayak mau makein seatbelt buat gadis tapi gadis menolak.

"dis, maafin aku."

"..."

"gadis, maaf tadi aku bentak kamu. maaf kalau kesannya aku mojokin kamu, engga gitu kok."

heeseung menarik nafasnya.

"aku berusaha sebisa mungkin, buat pertahanin hubungan kita. aku gamau ngelepasin kamu."

heeseung meraih tangan gadis dan mengecupnya berkali-kali. tak ada penolakan lagi dari gadis.

heeseung pun menepikan mobilnya sebentar di jalanan yang tak cukup ramai. kayaknya berenti di jembatan gitu, soalnya kanan kiri disuguhi pemandangan sungai yang tenang.

"dis, talk to me..."

"anter aku pulang aja sekarang hee." hanya itu yang bisa gadis ucapkan.

heeseung langsung meraih tengkuk gadis dan langsung melumat bibir gadis. kali ini lumatan tersebut lebih lembut. tidak ada nafsu dan liar seperti biasanya. mungkin ciuman ini bertujuan untuk membuat gadis lebih tenang.

gadis tidak membalas pagutannya. hanya diam dan membiarkan bibir heeseung melumat disana. tidak ada penolakan lagi. jujur gadis juga gabisa lama-lama marah ke heeseung.

"dis maaf yah?"

"maafin aku juga hee.."

tidak ada perdebatan lagi heeseung kembali mencium bibir gadis dengan lembut, kini ciumannya dibalas oleh gadis. ciuman terlembut yang mereka lakukan selama pacaran disaksikan oleh senja yang perlahan terbenam.

lockscreen gadis

lockscreen heeseung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

lockscreen heeseung

lockscreen heeseung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
unexpected sin ; lee heeseungWhere stories live. Discover now