To

73 6 6
                                    


Algheesa berjalan cepat ke arah perpustakaan. Lorong yang ia lewati bergema lantaran sepatu kulitnya menyentuh lantai pualam. Purnama sempurna di luar, sama sekali tak membuatnya beralasan untuk istirahat.

Segera setelah ia melakukan upacara pelangi itu, Algheesa memutuskan segera kembali ke kastilnya. Di fikirannya saat ini hanyalah kata kata Tender. Perasaannya kalang kabut. Saat ia dan pasukannya membantai sarang dyret, makhluk itu tak bergerak sama sekali. Bahkan ketika Algheesa memutuskan meninggalkan tubuh makhluk itu tiga jam setelah pembantaian. Bagaimana bisa mereka tertipu?

Krieeet. Tangannya mendorong pintu besar perpustakaan. Segera setelah Algheesa mendaratkan kedua kakinya masuk, bau buku tua dan sedikit bau lavender sampai di penciumannya.

Tak perlu repot-repot menyalakan lampu, kakinya melangkah pasti menuju sebuah mimbar disebelah jendela besar pertama. Cahaya terang dari bulan merangsek masuk ke dalam perpustakaan. Membuat benda kotak diatas mimbar tampak mengeluarkan warna silver yang misterius.

"Tuan Putri.." suara Qrein yang tiba-tiba muncul, memecah keheningan di perpustakaan itu. Matanya yg sewarna jelaga menjelajahi keseluruhan ruangan. Empat jendela berkusen ukiran naga tampak angkuh menempel di sepanjang dinding ruangan. Rak rak buku berjejeran dengan sangat rapih. Sama seperti jendela, rak rak itu juga berukiran naga.

"Ada apa Qrein?" Tanya Algheesa saat melihat peri itu tiba-tiba ada di belakangnya.

Qrein menatap tuan putrinya, "Kurasa berita tentang dyret tidak bisa kita sembunyikan lama-lama," Ia menundukkan kepalanya saat Algheesa menatapnya tajam.

"Kenapa kau berfikir seperti itu?"

"Para peri yang menyaksikan kejadian tadi sore adalah rakyat biasa. Kurasa akan sedikit sulit membuat mereka menyembunyikan berita besar ini," terang Qrein.

Wajah Algheesa tampak dingin. Gadis itu mengepalkan tangannya disamping tubuh. "Kuserahkan urusan itu padamu Tuan Muda Latyforx. Jangan biarkan berita itu menyebar sampai aku sendiri yang akan memberitahu Raja," Ujar Algheesa dengan nada datar.

Qrein hanya bisa mengangguk. Terkadang saat marah, tuan putrinya bisa sangat menyebalkan.

"Sekarang, biarkan aku mencari tahu tentang ksatria yang disebutkan Tender."

Tangannya menyentuh benda kotak diatas mimbar. Perlahan, dari kedua telapak tangannya muncul cahaya warna warni. Benda kotak yang awalnya dihiasi semburat silver, berubah menjadi warna pelangi. Dan ketika Algheesa mengangkat tangannya, kotak tersebut membelah. Sebuah buku tebal tiba-tiba muncul dari dalamnya.

"Dette åpner opp!"  Bisik Algheesa. Seketika buku itu terbuka. Awalnya halaman buku berpindah perlahan, lama kelamaan semakin cepat dan berhenti mendadak di pertengahan buku.

Mata Algheesa memincing saat sebuah kalimat muncul diatas kertas coklat buku itu. Pertanyaan eh?

Gadis itu berbisik "ya." Lalu muncul lagi kalimat di kertas itu. Silahkan letakkan dua jarimu.

Algheesa menuruti perintah tersebut. Ia meletakkan jari telujuk dan jari tengahnya diatas kertas yg terbuka. Awalnya tidak terjadi apa-apa. Tapi lama kelamaan tubuhnya serasa tersedot ke dalam buku. Segalanya menjadi gelap.

.

Saat matanya terbuka, hal pertama yang Algheesa lihat adalah warna hitam. Namun tak lama setelah matanya beradaptasi, warna hitam itu menggumpal dan berubah bentuk menjadi bebatuan.

Saat Algheesa masih asyik memperhatikan bebatuan, tiba-tiba dihadapannya muncul sebuah cahaya silver. Perlahan cahaya itu berubah wujud menjadi seekor burung hantu keemasan. Matanya yang besar menatap Algheesa penuh penilaian.

Algheesa menunduk dalam memberi hormat, "Gudinne... Beri tahu aku jawabannya." ujarnya.

Burung hantu itu terdiam. Baru setelah Algheesa mengangkat wajah, ia membuka paruhnya.

"Jawaban pertanyaanmu ada di negeri seberang anakku. Pergilah kesana bersama orang-orangmu yang paling kau percaya. Para ksatria yang kau cari akan menemukanmu. Berhati-hatilah.."

Algheesa mengangguk. "Terima kasih Gudinne."

Sebenarnya masih banyak yang ingin ia tanyakan pada Dewi dihadapannya ini. Namun ia tahu Gudinne hanya akan membuka paruhnya sekali.

Algheesa kembali menunduk.memberi hormat. Lalu kegelapan menyergapnya.

***

Mi menatap kedua kakaknya yang bertengkar didepannnya. Membuat kereta kuda yang mereka naiki bergoyang-goyang pelan.

"Yang Mulia, saya mohon berhenti bergerak berlebihan," Suara Alexa tampak sangat khawatir. Gadis itu menggenggam erat ujung bantal yang ia duduki.

Meskipun sudah berkali-kali diingatkan, si kembar Arion dan Ayana tetap rusuh. Mereka mendebatkan siapa kakak yang paling disayangi Midrhea. Sedangkan sang adik sendiri sedari tadi diam seribu bahasa.

"Kubilang aku yang paling sering datang ke kamarnya! Jadi wajar jika aku yang paling disayanginya. Bukan begitu Mi?" Suara Ayana melengking tinggi. Ia menatap adiknya dengan tatapan minta dukungan.

Arion menekuk wajahnya. "Tidak tidak. Aku yang paling sering menemaninya ke perpustakaan. Jadi dia, jauuuuuh lebih dekat denganku dari pada kau!" Kini giliran Arion yang mengeluarkan suaranya. Tangannya menunjuk wajah Ayana yg sudah memerah gemas.

"Aku!"

"Mana mungkin! Dia pasti lebih memilihku!"

"Hah?! Memilih kakak kasar sepertimu? Jangan harap!"

"Kasar katamu?! Setidaknya aku tidak memaksanya berdandan dengan gaun gaun merepotkan itu!"

"Apa?!!"

Brukk!

"Adaww!!!" Pertengkaran mereka berakhir karena kereta kuda tiba-tiba berhenti.

Ayana mengelus-elus hidung mancungnya yang terantuk jendela. Sedangkan kembarannya mengusap lutut dan pahanya yang tertimpa tubuh Ayana.

"Kalau jatuh lihat-lihat dong!" Teriak Arion.

"Mana aku tahu ini akan terjadi bodoh!" Balas Ayana tak mau kalah.

Sebelum pertengkaran mereka berlanjut, pintu kereka kuda terbuka. Dibaliknya seorang prajurit berseragam merah memberi hormat pada mereka.

"Kita sudah sampai Yang Mulia."

Diam-diam Mi dan Alexa bersyukur dalam hati.
.

.

Oke oke. Ane tau ini pendeeeeek banget. Padahal ane hiatus berbulan bulan. Maaf banget readers.. huhuhu.. *nangisdarah.
Ane akan berusaha dengan segenap kekuatan bahwa update yg selanjutnya ga akan sampe satu abad.. #berharapdengansangat
Oke mungkib gitu aja kali ya? Yg di media itu castnya Algheesa. Ty readers. Jangan lupa komen dan votenya yaaa

Love ya :*

Grater av RegnbuenWhere stories live. Discover now