Nana

349 47 6
                                    

Hari minggu Arsen ingin membersihkan taman kali ini anak-anak tidak di ajak takut kejadian rumput Jepangnya dihalaman dicabut lagi sama si kembar tiga

Saat akan mengeluarkan gunting rumput kakinya tidak sengaja terhantuk gunting rumput mengakibatkan luka lecet yg terasa perih

Arsen segera meletakkan gunting rumputnya lalu segera kedalam rumah untuk mengobati lukanya yg terasa sakit dan perih

"Papa kenapa jalannya pincang gitu" tanya Alkuna saat melihat papanya jalan pincang sambil sesekali meringis

"Kaki papa kena gunting rumput, tolong ambilin kotak obat ya dek" Alkuna mengangguk lalu masuk mengambil kotak obat

"Nih pa"

Arsen mulai mengobati lukanya sedangkan Alkuna memperhatikan sang papa dengan lekat lebih tepatnya kearah luka papanya

"Pa sakit ya lukanya?"

"Iyalah dek namanya luka pasti sakit"

"Kok Nana gak ya pa waktu itu disekolah pernah jatuh sampai berdarah gak kerasa sakit kayak gak luka padahal berdarah" jelas Alkuna

"Adek selama ini kalo luka gak kerasa sakit?" Tanya Arsen heran

Alkuna mengangguk membuat Arsen memikirkan apa yg terjadi pada putranya ini dipikirkannya ada satu dugaan tapi Arsen berusaha untuk tetap tenang

"Nanti kita periksa kerumah sakit ya sama yg lain"

"Kenapa sakitnya papa tambah parah ya makanya butuh dokter" Arsen benar-benar gemas dengan tingkah polos putranya ini

Putranya memang menyebalkan tapi mereka tetap anak-anak ada kalanya mereka jadi anak normal yg polos dan tidak menjengkelkan seperti saat ini contohnya

Arsen membereskan obat yg tadi digunakan sepertinya niatnya untuk merapikan taman ditunda dulu agendanya hari ini adalah membawa anak-anaknya untuk diperiksa ke rumah sakit

"Nana suruh yg lain buat siap-siap kita mau ke rumah sakit papa mau mandi" Nana mengangguk langsung pergi mencari kembarannya

Saat akan ke kamar dia bertemu Alkena yg baru dari dapur mengambil camilan

"Alken kata papa kita disuruh siap-siap mau ke rumah sakit"

"Siapa yg sakit?"

"Papa" Alkuna berlalu begitu saja lanjut mencari di sulung

Setelah memberitahu semua saudara kembarnya Alkuna segera masuk kamar mandi soalnya cuma bisa yg belum mandi gara-gara bangun telat

Semuanya sudah berkumpul di ruang tamu tinggal menunggu sang papa yg belum keluar kamar padahal sudah hampir tiga puluh menit sejak Alkuna meminta saudaranya bersiap-siap

"Udah siap kan kita langsung berangkat" si kembar tiga mengekor pada Arsen

Arsen mengandeng si kembar masuk setelah melakukan serangkaian protokol kesehatan agar bisa masuk langsung mengambil antrian di dokter spesialis anak

"Tuan Arsen" setelah mendapat panggilan Arsen mengajak anak-anaknya masuk

"Selamat siang tuan ada keluhan apa?"

"Salah satu putra saya tidak bisa merasakan sakit saya rasa ada yg salah dengan tubuhnya saya ingin melakukan pemeriksaan untuk anak-anak saya"

"Baiklah kita lakukan pemeriksaan dulu tuan untuk diagnosis pasti nya"

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan si kembar duduk dengan manis menunggu sang papa yg berbicara dengan dokter

"Menurut hasil diagnosis salah satu putra anda menderita congenital insensitivity   to pain with anhidrosis atau CIPA ini penyakit bawaan lahir yg langka kondisi ini terjadi saat seseorang tidak bisa merasakan suhu dingin atau panas, tidak berkeringat dan tidak merasakan sakit ketika cedera, terbentur, dan terluka"

"Apalah ini berbahaya?"

"Bisa berbahaya karena penderita cenderung tidak tau ketika mereka terluka atau cedera itu menyebabkan terlambatnya pertolongan yg diberikan dan karena tidak bisa berkeringat penderita bisa mengalami peningkatan suhu tubuh, saya sarankan untuk melakukan tes kesehatan secara berkala untuk memantau kesehatan putra anda karena belum ditemukan obat untuk CIPA sampai saat ini"

"Apa semuanya menderita hal yg sama?"

"Tidak, hanya putra bungsu anda yg menderita CIPA saya harap anda bisa menjaganya agar tidak cedera"

Setelah mengucapkan terimakasih Arsen keluar menemui putra yg duduk berjajar sambil bermain batu gunting kertas

"Anak-anak ayo pulang"

"Udah selesai" Arsen mengangguk
*
*
*
*
Arsen diam saja sejak keluar dari rumah sakit bahkan saat ketiga anaknya bertengkar di kursi belakang tidak ditegur sama sekali itu membuat si kembar tiga penasaran

"Papa kesambet setan rumah sakit ya makanya diam aja" bisik Alkena

"Gak deh kalo kesambet kan biasanya suka teriak-teriak atau gak minta sesajen papa dari tadi kan diam"

"Itu kan kalo orang normal Nana papa kan gak normal jadi kalo kesambet jadi diam"

"Apa jangan-jangan papa kena penyakit mematikan ya makanya diam aja takut penyakitnya makin parah kalo ngapa-ngapain" Alkena menutup mulutnya seakan-akan tengah syok

"Bisa jadi sih"

Ini para bocil lagi mikir teori kenapa sang papa diam saja sedangkan yg dibicarakan masih tidak peduli dan tetap konsentrasi menyetir takutnya kalo meleng dikit mereka cod sama malaikat maut

Setelah sampai rumah Arsen bahkan langsung masuk begitu saja ke kamar biasanya dia akan mengecek keadaan putranya atau mengomel karena bertengkar di mobil

Arsen sebenarnya ketakutan setelah mengetahui apa yg terjadi pada si bungsu di kepalanya banyak sekali pertanyaan tentang apa yg membuat Alkuna mengalami CIPA

Dia juga takut jika terjadi sesuatu karena keadaan Alkuna yg berbeda dari yg lain mungkin ini tidak seperti hemofilia yg bisa mengancam nyawa jika terluka tapi resikonya sama besarnya

Orang yg menderita CIPA terkadang tanpa sadar melukai dirinya sendiri atau dengan sengaja melukai diri sendiri karena merasa tertekan dengan keadaan yg mereka miliki

"Papa" Arsen menoleh ke pintu ternyata sudah ada dua anaknya

"Masuk sini tutup lagi pintunya"

"Papa kenapa sih dari pulang tadi kok diam aja" 

"Papa baik-baik aja tapi Nana yg gak baik-baik aja" Arsen mengelus kepala Alkana dan Alkena

"Emang Nana sakit ya pa perasaan baik-baik aja gak sakit atau luka"

"Nana luka tau tadi Alken lihat sikunya lebam tapi waktu ditanya sakit dia jawab enggak tau kalo sikunya lebam aneh kan dia" Alkana memang melihat siku si bungsu yg membiru entah karena apa.

"Kalian tau? itu yg buat Nana gak baik-baik aja Nana gak bisa rasain sakit jadi dia gak bakal tau kalo luka apalagi kalo lukanya gak berdarah"

"Wah Nana hebat layak super Hero"

"No itu bukan hebat itu masalah kalian tau kalo kita gak tau kalo luka dan lukanya gak diobati bakal apa?"

"Bakal infeksi dan susah sembuh"

"Nah itu jadi papa mau minta tolong sama kalian jaga Nana ya lihat Nana kalo habis ngapain luka atau gak kalo luka kalian harus kasih tau biar cepet diobati"

Arsen tersenyum lebar saat kedua putranya mengangguk mereka bisa diandalkan untuk menjaga satu sama lain terutama Alkena walau terlihat nakal dia yg paling bertanggungjawab dan penuh perhatian kepada saudaranya yg lain

HidrokarbonWhere stories live. Discover now