Chapter 38 : Perdebatan Absurd Di Ruang Rekeasi Gryffindor

Bắt đầu từ đầu
                                    

Dengan wajah ngantuk dan datarnya Draco menggendong Parvati dengan tenaga yang tersisa, karena ia sangat dipaksa oleh Hermione. Terlebih lagi tidak ada yang ingin membantu Parvati dan Neville yang sudah tumbang beberapa detik setelah Hermione mengatakan 'Rapat Hari ini selesai.'

Bisa saja Hermione menggunakan sihir, namun kondisi dia yang kelelahan tidak memungkinkan ia untuk mengayunkan tongkat. Jika ia salah melafalkan mantra, maka itu akan berakibat fatal pada Neville dan Parvati.

Beberapa lama kemudian, Draco yang menggendong Parvati dan Hermione yang membantu Neville berjalan sudah tiba di depan Asrama Gryffindor. Untung saja Hermione hafal kata sandinya dan mereka dengan susah payah membawa kedua Prefeek Gryffindor itu masuk ke Asrama dan merebahkan mereka ke Sofa Ruang Rekeasi.

Draco yang kelelahan juga merebahkan dirinya di samping Neville yang didudukan oleh Hermione, namun dalam keadaan tertidur.

"Ayo, Draco! Kita harus segera pergi ke Asrama sebelum pingsan di sini" ucap Hermione yang menarik tangan kiri Draco yang menopang kepalanya di tangan Sofa.

"Bentar, 5 detik lagi" ucap Draco.

'Harusnya,kan 5 menit?" batin Hermione, tapi ia tetap menarik tangan Hermione.

"Malfoy? Mione?" suara yang terdengar asing membuat gadis itu menoleh. Draco pun ikut membuka matanya yang tertutup.

Terlihat Harry dan Ron yang berjalan mendekati mereka. "Sedang apa kalian di Ruang Rekeasi Gryffindor ini?"  tanya Harry yang sudah berdiri di dekat Hermione. Ron yang berdiri di belakangnya menunjuk mereka dengan wajah heboh. "Kalian mencuri, ya?! Atau kalian mau mematai-matai kami?!" ucap si bodoh Ron ini. Hermione yang kesal dengan Ron mengambil bantal yang digunakan Parvati sebagai bantalnya pada Ron.

Bantal itu sukses menabrak kepala Ron dan kepala Parvati sukses membentur lengan sofa menyebabkan ia bangun dalam keadaan linglu. "HEH! KENAPA SAPUKU KAU AMBIL! ITU BARANG LIMITED EDITION!" teriaknya membuat keempat orang yang sadar itu terkejut.

Setelah ia mengatakan itu, ia menutup matanya dan menyatukan kedua lengannya sebagai bantal untuknya di lengan sofa itu. Sementara empat orang yang melihat tingkahnya menjadi heran sendiri.

Hermione yang terlebih dulu sadar menoleh pada Ron dan menatap tajam Weasley keenam itu. "DASAR KAU BODOH, RON! KAMI BISA MASUK KARENA AKU TAHU KATA SANDI RUANGAN INI DAN UNTUK APA AKU MEMATA-MATAI ASRAMAKU SENDIRI!!!!!!!!!!!" Ron yang saat itu sedang memegang bantal yang menghantam wajahnya tadi menciut. Hermione saat ini dalam mode Ratu Singa yang tak terkalahkan serta menguasai sekitarnya.

Draco yang sudah selebihnya sadar berniat ingin menuju kamarnya. Ia berdiri dan memegang lengan Hermione. "Kami tadi habis rapat dan selesai rapat Longbottom dan Patil tertidur. Kami berinisiatif untuk membawa mereka ke sini, jadi sekarang kami juga harus pergi ke Asrama kami. Selamat malam, Weasley dan Potter." ucap Draco sambil berjalan menarik Hermione menuju pintu keluar-masuk Asrama berelemen api tersebut. Sekilas ia bisa melihat wajah Harry dan Ron yang seakan mengatakan 'Terima kasih karena telah membawa keluar Ratu Singa itu.'

"Dasar bodoh!" umpat Draco.

...................

Keesokan harinya, Draco yang masih terbaring di kasurnya terpaksa membuka matanya karena suara yang menggangu tidurnya saat itu.

Dengan terpaksa, pemuda Malfoy itu mengambil baju tidurnya yang tergeletak di lantai dekat kasur. Ia terbiasa tidur tanpa memakai baju. Pemuda itu berjalan keluar dari kamarnya dan memeriksa dari mana asal suara yang mengganggunya itu.

Setelah membuka pintu kamarnya, ia menoleh ke arah dapur atau Perapian, siapa tahu ada seseorang yang menyelinap masuk dari Perapian walaupun itu sangat mustahil. Ia menoleh ke pintu kamar Hermione, namun pintu itu masih tertutup dan sepertinya pemilik kamar itu masih tertidur di kasurnya. Draco masih mendengar suara itu berasal dari pintu masuk Asramanya dan Hermione. Ia menoleh pada lukisannya dan Hermione yang menjaga pintu Asrama tersebut. "Ada apa?"

Lukisan Draco menjawab. "Ada orang bodoh yang menyembunyikan sesuatu menggunakan sihir di luar?" lukisan Hermione di sampingnya terlihat jengkel sambil memangku kedua tangannya.

"Siapa?"

Lukisan Draco yang memasang wajah jengkel menjawab. "Si bodoh Mcmillan Hufflepuff. Dia meninggalkan sebuah kotak di depan dan menyembunyikan sebuah sihir aneh dari benda bodoh si kembar Weasley." setelah mendengar itu, Draco bergegas keluar untuk melihat kotak aneh dari Ernest.

Ia melihat sebuah kotak dan surat berwarna pink di depan pintu Asramanya.

Penasaran? Ia segera mengambil surat berwarna pink itu.

'Warna pink? Dasar norak!"

Draco membuka surat itu dan membacanya dalam hati. 'Untuk Hermione Granger. Maaf karena telah lancang memberikanmu surat dan kotak ini, tapi aku berniat untuk mengajakmu ke pesta dansa natal tahun ini. Aku sangat menginginkan kau menerima ajakanku, di dalam kotak itu ada gaun yang bisa kau pakai di pesta natal nanti. Tapi, jika kau menolak ajakanku.....tidak apa-apa. Asalkan hadiahku itu kau simpan.'

Draco yang selesai membaca surat itu murka seketika. Ia meremas surat itu dan membantingnya ke tanah, tidak lupa ia juga membuka kotak dari Mcmillan dan melihat ada gaun cantik serta perhiasan dan sepatu. Ia membanting kotak itu menyebabkan barang di dalamnya berhamburan. "Berani sekali ia mendekati Hermioneku!"

"Accio tongkat Draco Malfoy!" seketika tongkatnya berada di tangan. "Reducto!" Draco mengancurkan hadiah dari Ernie dengan sadisnya.

"Sadisnya!" seru galak lukisan Hermione pada Draco yang berjalan masuk.

"Berisik!" teriak Draco pada lukisan itu sambil berjalan masuk ke kamarnya.

Lukisan Draco pun tidak terima karena lukisan Hermione diperlakukan seperti itu. "Hei! Kau tidak perlu bicara kasar padanya!"

Bersambung.
.
.
.
.
.


Hai readers^^

Maaf ya baru bisa update sekarang dan semoga kalian masih suka sama alurnya^^

I Will Protect You 2 (War Of Wizarding World)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ