I'm a KPop idol-21

1K 108 7
                                    

Happy reading~
.
.
.
.
.

Sekarang ia berada di salah satu ruangan bersama Lee sooman, managernya dan juga para staf.

Entahlah author pun tidak tau apa yg mereka bicarakan.

Namun tiba-tiba suara dering hp mengalihkan pembicaraan mereka dan menatap kearah Xavier. "Maaf sebentar, ini lebih penting."Ucap Xavier berjalan sedikit menjauh dari arah mereka dan mengangkat teleponnya saat Lee sooman mengiyakannya.

(?) : ....

Xavier : Ada apa?(menggunakan b.indo)

(?) : ....

Xavier : kenapa dengan mereka? Jangan membuat kakak cemas.

(?) : ...

Xavier : Hah! Hahaha Kamu pasti bercanda kan?

(?) : ...

Xavier : Baiklah tunggu kakak disana ya."

Tut tut tut...

Tubuh Xavier seketika lemas mendengar itu dan sekuat tenaga untuk berjalan menuju mereka yg menunggunya.

"Pdnim Lee sooman, aku harus cepat-cepat kembali ke Indonesia! Ini sangat penting, ini menyangkut keluarga saya"Ucap Xavier dengan suaranya terdengar sendu. "Saya mohon dan saya akan memberikan kabar setelah saya sampai disana. Maaf ini sangat penting!"Lanjut Xavier sambil menatap wajah Lee Sooman sendu.

"Baiklah, aku tidak  tau masalahnya tapi beritahukanlah kepada saya setelah sampai disana."Jawab Lee Sooman dan dijawab anggukan oleh Xavier, kemudian Xavier segera berlari dengan Ganesha dipelukannya sambil menelepon bodyguard untuk mempersiapkan pesawat untuknya.

"Ta-tapi Pak Pdnim?"Ucap Manager nunna dengan terbata-bata, "Saya tak bisa membantahnya."Jawab Lee Sooman dengan wajah serius.

Kembali ke Xavier.

Saat akan keluar dari gedung SM, ada yg menyapanya dan Hanya dijawab "Maaf, aku sedang terburu-buru."Ucapnya sambil membungkuk kecil kepada seseorang itu dan langsung masuk kedalam mobil yg sudah disiapkan.

"Ada apa dengannya? Biasanya tidak seperti itu?"Gumam Seseorang itu sambil menatap mobil Xavier yg sudah melaju kencang.

××××

Sekarang dia sudah berada di Indonesia tepatnya salah satu rumah sakit di Jakarta bersama sang adik yg berada di pelukannya sambil tertidur.

"Erndi tolong kamu jaga adik saya sebentar, saya akan sholat terlebih dahulu."Ucapnya tenang sambil memberikan Erza kepada bodyguard yg bernama Erndi. "Baik Miss."Jawab Erndi sopan sambil menggendong Erza dengan hati-hati.

Kemudian ia pun langsung menuju musholla yg berada di rumah sakit tersebut.

Ia melakukan wudhu dan setelah itu ia melakukan sholat.

Setelah sholat selesai dia berdo'a kepada sang pencipta. "Ya Allah ya Tuhanku, Saya mohon bangunkanlah kedua orangtuaku dari koma mereka, Jangan ambil mereka... Saya masih memiliki banyak kesalahan kepada mereka, Saya ingin menembus semuanya."Gumamnya lirih dengan air mata yg membasahi pipinya.

"Saya tidak ingin adik saya menjadi yatim piatu diusianya yang tergolong masa pertumbuhan."Lanjutnya sambil mengusap air matanya.

Tiba-tiba Erza masuk sambil menangis memeluk Xavier atau Rafelyn. "Kak, Ayah dan bunda..."Ucapnya sambil menangis keras.

"Ada apa Hmm? Apa ayah dan ibu sudah sadar?"Ucapnya dengan senyuman tapi senyuman itu pudar saat Erza menjawab "Ayah dan Bunda Kak! Me-mereka Di-nya nyatakan me-ninggall!!"Ucap Erza sambil menangis kerass.

Hati Rafelyn seperti disambar petir saat Erza berbicara seperti. "Kakak tidak percaya itu!"Ucap Rafelyn tidak percaya. "Aku tadinya tidak percaya tapi setelah melihatnya sendiri, aku percaya kak!"Ucap Erza masih dengan tangisannya.

"Ayo kita cepat kesana kak."Lanjut Erza sambil menarik-narik lengan Rafelyn, "iya iya."Jawabnya dengan Sendu.

Kemudian mereka berlari menuju kamar yg ditempati Orangtua mereka.

Ceklek.

Disana ia bisa melihat kedua orangtuanya sudah ditutupi oleh kain putih bersama dengan seorang dokter juga dua orang suster yg ada disana. "Dok! Ini bercanda kan?!"Ucap Rafelyn dengan tatapan marah kepada sang dokter. "Maaf nona, tuhan berkehendak lain."Jawab Dokter itu sambil menunduk.

"Gak mungkin! Yah! Bund! Heii... Bangun! Kalian tega tinggalin kita sendirian disini! Bund! Yahh!"Ucapnya tersenyum tapi juga menangis kepada dua Sosok yg berbaring dengan kain putih menutupi seluruh tubuh kecuali wajah.

"Ayahh! Bundaaa! Kalian tega tinggalin Adek sama kakak! Aku masih ingin bercanda ria bersama kalian! Aku ingin kalian melihat kelulusanku nanti! Bangunnn!! bunddd!! Yahhh!!!"Ucap Erza Kepada dua sosok yg ia dan juga kakaknya sayangi tak berdaya dihadapannya sambil menangis kencang.

Rafelyn yg melihat dan juga mendengar itupun langsung memeluk sang adik dengan erat sambil menangis.

Dokter dan juga kedua suster itupun merasakan sedih saat melihat kedua kakak beradik yg ditinggalkan selama-lamanya oleh orang yg membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang.

"Dok, silahkan urusan pemakaman kedua orangtua saya dan tolong makamkan kedua orangtua saya di makam pribadi milik keluarga Moon Ihtara. Untuk biayanya berapa pun saya tanggung."Ucap Rafelyn dengan tegas setelah memenangkan sang adik.

"Baik nona."Jawab Dokter itu dengan tegas tpi dimatanya menyiratkan kesedihan menatap Rafelyn dan juga sang adik yg sudah kembali terlelap dalam dekapannya.

Kemudian ia menggendong sang adik dan keluar dari ruangan itu dengan berat hati.

"Erndi, Tio!"Panggil Rafelyn saat melihat kedua bodyguard nya yg berjaga didepan pintu ruangan. "Ya Miss!"Jawab Mereka Berdua dengan tegas.

"Saya ingin jangan sampai ada yg tau tentang kematian Orangtua saya dan hanya orang-orang ini lah yg boleh datang ke pemakaman Orangtua saya, mengerti!"Ucap Rafelyn Tegas sambil memberikan catatan yg berisi nama orang-orang yg boleh tau atau datang ke pemakaman orangtuanya. "Wartawan sekalipun, mengerti! Dan katakan kepada yg lain!"Lanjut Rafelyn dengan tegas.

"Baik Miss!"Ucap mereka tak kalah tegas dan kemudian pergi menuju yg lainnya untuk memberi tahukan tentang tugas yg diberikan Rafelyn.

×××

Hah, Author Bu nulis ini sambil nangis loh.

Author Bu kadang mikir kek gitu, ehh ternyata Author Bu nulis ini disini trus sebenernya chapter ini mau Author hapus lagi tapi menurut Author Bu "ehh gak jadi deh, pusing nantinya."

Byee!
V

ote, komen and share!

𝙄'𝙈 𝘼 𝙆𝙋𝙊𝙋 𝙄𝘿𝙊𝙇 [ 𝙀𝙣𝙙 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang