1. Siapa Wanita Jalang Itu?

4.1K 99 1
                                    

"AKU SAMA SEKALI TIDAK TIDUR DENGANNYA, ALIA!" Suara Fahmi tidak kalah tinggi. "DENGAR. APA YANG TELAH TERJADI HANYALAH SEBUAH KESALAHAN!"

Alia mengerti sekarang. Secara tidak langsung suaminya telah mengaku bermain di belakangnya. Rasanya sesak bukan main. Beraninya Fahmi mengkhianati dirinya!

Sialan!!!!

"Cheating and lying don't just happen. It's a deliberate choice, so stop hiding behind the word 'mistake.' When you get caught."

Fahmi menelan ludah susah payah dan mencerna perkataan Alia. "Sorry, Al. Ini memang kesalahanku. Aku akan mengatakan dengan jujur, aku hanya menciumnya." Fahmi mencoba menjelaskan. "Tidak lebih dari itu!"

"OH, NO!!!"

Alia menjerit setelah mendengar pengakuan Fahmi. Batinnya tertekan hebat. Dunia terasa runtuh seketika. Saat itu juga Alia menahan tangis dan menggeleng kepala beberapa kali. Sulit dipercaya. 'Hanya menciumnya?' Lelucon apa itu?!

"YOU KISS HER?!"

Fahmi mengangguk pelan. Tidak sanggup menatap wajah Alia dan kemarahan Alia membuat dirinya tak berkutik. Dirinya telah mengakui.

"Siapa wanita jalang itu? Apa dia jauh lebih cantik?"

Fahmi menggeleng.

"KATAKAN DENGAN JUJUR!"

"Kita bisa membicarakan ini dengan baik-baik. Tak perlu berteriak seperti itu, Al."

Bagaimana tidak emosi? Mengetahui suaminya berciuman dengan wanita lain?

"Okay. Fine." Alia menurut. "Apa dia lebih cantik dariku?"

Membutuhkan waktu beberapa menit untuk menjawab.

"She is so beautiful."

"Oh, shit!"

Alia mengacak rambutnya frustasi. Kulit wajah semakin memerah. Mata terasa begitu panas. Tersirat amarah yang ditahan sebisa mungkin untuk menerima kenyataan ini. Alia berjalan mondar-mandir untuk menenangkan pikirannya. Lelaki yang belum lama menikahi dirinya dan pernikahan baru berjalan tiga bulan namun telah mengkhianati kepercayaannya.

Keadaan kening selama dua menit.

"Ini yang pertama. Kau memang berselingkuh, akan aku berikan kesempatan kedua. Ingat, aku tidak akan memaafkan perbuatanmu. Aku hanya tidak ingin membuat keluargaku malu dan sakit hati!"

"I'm so sorry, Alia."

Permintaan maaf yang tidak ada artinya bagi Alia.

Sepandai pandainya menyimpan bangkai pasti akan tercium juga, serapi apapun bangkai ditutupi tetap saja bau busuk akan menyebar kemana-mana, dan begitupun kebenaran akan muncul ke permukaan dengan jalan yang terdengar sama sekali tidak terduga.

Hujan mulai turun.

Keduanya bungkam seribu bahasa, telinga mereka sama-sama mendengar rintik yang mengetuk di luar jendela disusul luapan hujan yang turun dengan deras.

"Aku hanya bisa minta maaf padamu, Alia," ungkap Fahmi dengan rasa bersalah. "Aku benar-benar minta maaf padamu."

"Berhentilah." Permintaan maaf tidak akan menyembuhkan luka hati Alia yang sudah terlanjur bernanah. "Kenapa kamu melakukannya?"

"Aku tidak tahu. Itu terjadi begitu saja. Aku sayang kamu, Al. Aku tidak akan mengulangi lagi. Sungguh!"

Membela diri setelah hal bodoh dilakukan. Tampaknya Fahmi ingin memeluk Alia, namun Alia langsung menghindar.

Hati Alia meradang. Pengakuan Fahmi hari ini membuat hatinya terluka. Selama ini Alia menaruh kepercayaan suaminya, namun dikhianati begitu saja. Sial! Benar-benar sialan!

Alia memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan. Memutar badannya untuk menatap hujan yang turun. Menggigit bibir bawah. Kemudian meneteskan air mata bersama bulir-bulir nestapa langit tampak menumpahkan segala keluh kesahnya.

***

Alia menegakkan tubuhnya di kursi dan memalingkan pandangan ke jam dinding. Sudah pukul sepuluh malam. Kendati di luar tampak gelap gurita, tidak ada bulan yang bersinar di langit, dan beberapa rumah gelap mungkin lampu sudah telah dimatikan.

Tubuh Alia terduduk tenang terlihat sedikit membungkuk sebab kelelahan. Secangkir kopi di atas meja telah tandas, kopi itu untuk menghilangkan rasa kantuk. Dua jam lebih Alia habiskan untuk menonton film The Medium sembari menunggu kepulangan sang suami.

Film The Medium. Menceritakan tentang warisan seorang dukun yang merasuki sebuah keluarga di Isan, daerah terpencil di Thailand. Warga di tempat yakin apabila roh jahat dapat hadir dan masuk ke dalam tubuh dukun pada upacara tertentu. Alia hanya bisa mengatakan film ini gila, sangat menakjubkan. Tapi ada efek traumatis setelah menonton, karena banyak adegan ritual pemujaan, balok, penghafalan mantra, dan mistik.

Setelah selesai menonton. Alia diam. Sejenak memutuskan konsentrasi dari layar laptop, dia memutar kursi menghadap jendela lalu bungkam seribu bahasa saat mendengar suara rintik air hujan yang mengetuk di luar jendela.

Di luar sedang hujan turun dengan deras. Pikiran Alia langsung tertuju pada Fahmi sedang lembur bekerja karena ada operasi mendadak. Sudah biasa menunggu Fahmi pulang, jadi tak mengherankan lagi. Alia kemudian meloloskan hela napas berat, bangkit, melangkah lambat menuju jendela dan membuka sedikit tirai, mengintip keluar sambil memperhatikan air hujan yang turun.

Ah, Alia tidak menyukai hujan malam ini. Dia benci hujan karena perasaan menjadi tak tenang sama sekali. Sejenak membuat Alia teringat sepenggal memori melintas cepat di dalam kepala, ketika Fahmi mengakui berselingkuh dan mencium wanita selingkuhannya.

Semakin membuat overthinking parah saat mendapati pesan dari seseorang, orang itu mengirimkan foto yang diambil secara diam-diam, foto postur badan Fahmi sedang bersama wanita.

Alia tak bisa membayangkan jika suaminya sedang bercengkrama bersama selingkuhannya, saling menatap, berjalan berdampingan, dan berpegangan tangan.

SIAL.

Membayangkan saja membuat hatinya sakit sekali, apalagi melihat secara langsung. Ingin rasanya Alia mendatangi mereka berdua saat ketahuan selingkuh dan bila perlu membabi buta di sana.

Berpikir keras. Bagaimana caranya agar Fahmi kembali ke pelukannya dan meninggalkan wanita itu? Saking terpikirkan hubungan mereka berdua hingga membuat kepalanya sakit. Semuanya terasa sakit.

Hujan dan petir masih tetap gaduh. Berisik. Gemuruh.

Alia semakin benci dengan perasaan seperti ini.

Kamu Menidurinya [REVISI]Where stories live. Discover now