Tangan Heeseung mendarat di kepala Sunoo, ia mengusak rambut putranya, "Kau.. gugup? "

Sunoo mengulum bibirnya, "... sangat. Aku bahkan tidak bisa tidur, Papa. Khawatir kalau ini adalah keputusan yang buruk. "

Mengusap pipi gembil Putranya, Heeseung tersenyum lembut, "Jangan khawatir, kalian hanya akan berbicara, kan? Papa tahu kau bisa, Sunoo. "

Sunoo merasa sedikit tenang, "Um, terimakasih Papa. "

Heeseung mengangguk, "Sungguh tidak mau ditunggui? Siapa tahu terjadi sesuatu yang buruk."

Sunoo tertawa kecil, "Tadi Papa bilang kan kami hanya berbicara, tapi Papa sendiri yang khawatir. "

Senyum Heeseung mengembang, "Karena aku Ayahmu. Tidak ada orangtua yang tidak khawatir saat anaknya akan bertemu orang lain, terlebih orang asing tanpa pengawasannya. "

Terharu, Sunoo memalingkan wajah, "Ya sudah, aku keluar mobil ya Papa. " Sunoo membuka pintu mobil, keluar dari kendaraan roda empat itu. Ia tersenyum lebar pada Heeseung, "Semangat bekerja, Papa! " katanya sebelum menutup pintu mobil.

Heeseung mengangguk, "Semangat juga." Kemudian ia menginjak pedal gas lagi dan meninggalkan Sunoo.

Sunoo mengepalkan tangannya, akhirnya waktu ini tiba.

Putra ke-empat Heeseung itu berjalan menghampiri seorang wanita yang duduk tak jauh dari nya. Ia berdiri di depan wanita itu.

"Halo? Kim Choon-hee-ssi? " sapa Sunoo.

Wanita itu mendongak, terdiam selama beberapa saat, "Benar, Kim Seon-woo?"

Sunoo duduk di kursi, "Ah... Ani, namaku Lee Sunoo."

Choon-hee tersenyum simpul, "Maaf."

Hening menyapa keduanya sampai Choon-hee membuka suara, "Jadi? untuk apa kau meminta bertemu? "

Sunoo tersenyum kecil, "Yah.. hanya ingin menyapa atau barangkali kau merindukanku,

Eomma? "

Jantung Choon-hee berdegup kencang, "Bagaimana... kau tahu? "

"Ah.. Itu.. "

Flashback

"Papaa! Fotokopi kartu keluarga kita dimana? " tanya Sunoo.

Heeseung menaruh pakaian terakhir ke dalam mesin cuci, "Untuk apa? "

"Tadi di sekolah dibagikan syarat-syarat daftar SMA, dan sekarang aku butuh fotokopi kartu keluarga untuk persiapan, begituu, " jelas Sunoo.

Heeseung mengangguk, "Di lemari Papa, di laci paling bawah. "

"Okee." Sunoo mengacungkan jempol lalu berlari ke lantai dua menuju kamar Heeseung.

Sunoo menarik laci paling bawah di lemari Heeseung, mengambil beberapa dokumen untuk mencari kertas yang ia perlukan.

"Ketemu! " Sunoo mengambil sekitar tiga lembar kertas, hendak membereskan semua dokumen itu sebelum melihat satu dokumen yang kertasnya berserakan keluar dengan judul

Surat Perjanjian Adopsi

Sunoo terdiam sejenak, mengambil kertas yang sudah di laminasi agar tidak sobek atau rusak, membacanya dari atas hingga ke bawah.

Isinya hanya menuliskan penyerahan anak dari Bibi
Sung kepada Ayahnya Lee Heeseung.

Yah.. Sunoo tidak terkejut, sih. Sejak dulu ia memang tahu kalau ia bukanlah Putra kandung Heeseung.

Meletakkan kertas itu di lantai, selanjutnya Sunoo membaca sebuah kertas yang rupanya adalah kertas Akta kelahiran.

Sunoo mengernyit, "... tanggal dua puluh empat Juni dua ribu delapan belas, telah lahir Kim Seon-woo, anak pertama dari... Kim Choon-hee?? "

Sugar Home「TERBIT」Where stories live. Discover now