10

110 11 0
                                    

"SEUNGMIN!" Chan terbangun dengan sakit yang menjelajari kepalanya. Dirinya tiba-tiba bangun sampai terduduk bahkan semua badannya terasa sakit sekarang

Mimpinya benar-benar buruk, bahkan tubuhnya terasa bergetar saking nyatanya bunga tidur yang ia alami tadi

Namun apa yang terjadi? Dimana dia? Kenapa dirinya memiliki banyak perban, juga apa-apaan selang yang menempel di tubuhnya?

Saking banyaknya pertanyaan di dalam otaknya yang bermunculan membuat chan meringis kesakitan akibat kepalanya yang mendadak sakit

"AKH" Rintihan terdengar dari mulut chan karena kakinya yang merasa sakit hebat saat digerakkan

Apa dirinya tercebur ke sungai buat dirinya banyak mengalami luka-luka yang hebat?

"CHAN?!" Suara pintu terbuka, chan menoleh berharap itu suara seungmin, namun yang ia dapati adalah seorang wanita yang ia kenal dengan wajah panik dan cemas mendekati ranjangnya

Ia baru sadar, ternyata dia di rumah sakit

"Kamu udah bangun? ada yang sakit? mau ibu panggilkan dokter?" Suara yang tadinya begitu khawatir berubah mendadak lembut melihat chan yang tengah menahan sakit, wanita itu tak mau membuat anaknya ikutan panik

"Ibu.. seungmin.. mana?" Tanya chan dengan suara pelannya karena ia tak bisa berbicara normal seperti biasanya, rasanya suara yang ia ingin keluarkan terasa tercekat di tenggorokan

"Chan..?"

"Aku ngerasa bersalah karena ninggalin dia saat aku malah tercebur di sungai"

Wanita paruh baya itu tak bergeming, tak menjawab, hanya menatap lurus ke arah anaknya, secara tersirat di wajahnya meninggalkan rasa iba pada anak bungsunya yang terbaring lemah namun masih bisa mencari orang itu

"Ibu?"

"Kamu bukan tercebur ke sungai, kamu kecelakaan, nak"

***

Setelah beberapa minggu menjalani pemulihan akhirnya keadaan lelaki bang itu kian membaik walaupun dirinya harus menggunakan kursi roda lantaran kakinya yang masih belum bisa berjalan normal.

Kini dirinya bersama kursi roda yang ia gunakan itu menuju sebuah tempat penting yang harus chan kunjungi, menemui seseorang yang masih singgah di hatinya tujuannya yaitu pamit untuk yang terakhir kalinya. Tak bersama ibunya, hanya ia sendiri.

Tubuhnya tak bertenaga, rupa tampannya sedikit hilang lantaran semangatnya hilang bahkan untuk merawat dirinya. Untuk apa melakukan semua hal itu jika semangatmu yang sebenarnya saja sudah hilang

Dirinya tatap lamat ke depan, matanya mengerut berusaha tak meluapkan emosinya tepat di depan harapan hidupnya dulu

"Kim seungmin.." Panggil chan, bibirnya tersenyum getir berusaha terlihat baik-baik saja kendatipun makin dipaksa makin jelas terlihat lemah dirinya

"Kamu brengsek, kamu hianati janji kita"

"Janji kamu buat sama aku sampai tua nanti, janji kamu bangun keluarga kecil bareng kita, sebentar lagi aja aku bakal nikahin kamu"

"Tapi.. tapi kenapa kamu ninggalin aku?"

Matanya yang dipenuhi emosi sudah tak bisa ditahan lagi, pipinya dibanjiri air mata walau bibirnya membentuk sudut

Tapi pada akhirnya ia lemah disana, di depan batu nisan yang tertulis nama kekasihnya disana, Kim Seungmin.

Matanya kosong, tak cerah seperti biasanya tak hidup walau kekehan ia keluarkan dengan mata basah

"Hahaha.. aku lupa, aku bahkan hayalin kamu masih sama aku, aku juga mimpiin kamu dimasa-masa aku koma, mimpi itu kerasa nyata banget"

"Kamu sengaja ya dateng ke mimpiku? kamu gamau liat aku sendirian? kalau begitu kenapa kamu ninggalin aku sendirian disini, seungmin!?"

Tangis chan membuncah, air mata mengalir di pipinya, hatinya sakit sekali menerima kenyataan bahwa kekasihnya sudah meninggal semenjak enam bulan yang lalu akibat kecelakaan.

Dirinya tak terima akan dirinya yang ditinggal sang kekasih tercinta buat chan setiap hari sering berkhayal bahwa ia masih bersama si kekasih, satu atap bersama.

Chan sudah siap menikahi seungmin karena uangnya yang sudah tercukupi, namun sepertinya dunia tak ingin membuat mereka bersatu hingga satu diantara mereka harus meregang nyawa meninggalkan kesayangan sendiri di dunia itu

"Jahat, kamu jahat!" Chan terjatuh dari kursi rodanya, menggapai nisan seungmin dan memeluknya erat berharap bahwa yang ia peluknya sekarang adalah tubuh seungmin yang akan balas merengkuhnya dikala dirinya bersedih, lelah, atau bahagia sekalipun

Sejenak dia berpikir, kenapa dia tak mati saja agar dirinya bisa bersama seungmin lagi dan kenapa hanya dia yang kecelakaan namun masih hidup sampai detik ini?

Dunia terlalu kejam padanya. Sekarang tak akan ada yang memeluknya lagi sehangat seungmin, tak akan ada yang menyambutnya pulang dengan ciuman selamat datang lagi. Rindu dengan tawanya yang bermelodi dan cokelat hangat yang selalu dibuat oleh seungmin

Chan rindu seungmin, kekasihnya, cintanya. Hidupnya terasa tak bermakna kala ditinggal seungmin, seperti tak punya punya tujuan karena alasan ia masih di dunia ini malah pergi selamanya

"Seungmin, tunggu aku disana"

"See you once again, my love" Chan menatap keatas langit yang cerah dan indah mengingatkan dirinya dengan seungmin yang tersenyum dengan manisnya, mengingat dimana seungmin yang akan selalu memberinya bahu

Lama termenung hingga sekarang dirinya tak sadar tengah tertidur pulas sambil memeluk nisan di sampingnya tak peduli angin yang berhembus kencang membuat dirinya kedinginan sekalipun

Yang ia inginkan berharap seungmin akan menghampirinya dalam mimpi atau jika bisa menjemput dirinya

***

"Maaf nyonya, saya minho teman kantor chan" Sapa pada wanita paruh bayah yang sedang menunduk menatap lantai rumah sakit sambil terduduk di kursi depan ruangan tempat chan sedang mangalami pemeriksaan

"Bagaimana keadaan chan sekarang?" Tanya Minho lagi

"Dokter bilang ia mengalami benturan pada kepalanya hingga sebabkan trauma dan chan koma" Jelas ibu chan, buat minho terdiam merasa sedih karena kondisi chan

Dirinya yang baru mendapat kabar dari teman kantor lainnya bahwa chan mengalami kecelakaan, padahal baru saja chan dengan gembira ingin cepat-cepat pulang pada dirinya setelah chan mengirimi laporannya pada minho

"Maaf nyonya, saya mau bilang kalau hmm, chan sepertinya belum ikhlaskan seungmin pergi"

"Karena sebelum beberapa jam dia kecelakaan, dia bilang pada saya kalau ia tak sabar untuk bertemu seungmin di rumah"

"Ia sering mengatakan tentang seungmin yang akan memasakkan makanan kesukaannya sehabis pulang kerja" Ibu chan menatap kosong ke depan namun dirinya masih fokus mendengarkan perkataan minho

"Chan sepertinya berkhayal kalau seungmin masih ada di sampingnya"

Wanita paruh baya itu menghela nafas, "Chan memang secinta itu dengan seungmin, seungmin manis dan baik" Ibu chan menitikkan air matanya melihat kondisi chan yang masih belum bisa mengikhlaskan seungmin, pantas saja chan terlihat makin kurus walau sepertinya chan tak sadar

"Mungkin ibu akan mengajak chan kembali ke kampung sampai keadaannya kembali pulih dan sudah ikhlaskan kepergian seungmin"

"Ibu hanya ngga mau jika chan terus terbayang-bayang akan kenangannya bersama seungmin disini"

My Love [Chanmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang