Deux

437 57 8
                                    

Efflorescence, atau yang bernama korea Kyungsoo bersama Imajiné dan tiga teman mereka berjalan berduyun menitih trotoar yang ramai. Kelima pemuda dari suku gitane itu dibalut dengan setelan berwarna cokelat muda, salah satu warna pakaian yang diperbolehkan pemerintah kota untuk dipakai para imigran.

Kyungsoo terlihat sedikit mencolok dengan rambut hitam lurus dan kulit yang lebih cerah. Meksipun iris hijau dan fitur wajah yang halus khas suku gitane masih terlihat jelas di wajah ramahnya. Imajiné sesekali memulai pembicaraan mengenai hal-hal acak.

Keberadaan suku gitane memang cukup lumrah di kota ini. Namun, hal itu tidak membuat para pria acuh dengan paras pemuda suku mereka. Terbukti dari beberapa pria yang sengaja menatap mereka lama. Bahkan pria beristri pun seolah berusaha mencuri pandang. Membuat para istri seolah ingin menikam kelima pemuda itu.

Ditambah penampilan di gedung pertunjukan semalam, beberapa pria menunjuk ke arah mereka sambil berbisik pada temannya. Ada pula beberapa pria yang menatap seperti singa yang sedang berhadapan dengan hewan buruan.

"Lihat wanita itu! Tatapannya tajam sekali seolah ingin menguliti wajah kita." Imajiné yang memang sedikit cerewet mengomentari salah satu wanita cantik yang menatap mereka dengan mata penuh kecemburuan. Disampingnya ada Sang Suami terngaga lebar. Rahangnya sudah jatuh ke jalan. Terpesona oleh keberadaan kelima pemuda itu.

"Kau takut, hm?" Salah satu teman mereka menggoda.

"Untuk apa takut? Mereka hanya wanita." Imajiné berbicara dengan suara tingginya.

"Mungkin mereka orang baru. Aku dengar ada beberapa ratus penduduk baru dari provisi utara." Kyungsoo yang kali ini berceletuk.

Beberapa lelaki muda ada yang berani mendekat dan bertanya hal-hal tidak penting. Ada juga yang terang-terangan merayu mereka. Namun, Imajiné berhasil menolak secara halus.

"Ya Tuhan. Ada polisi!"

Kyungsoo memegang erat tangan Imajiné saat tiba-tiba seorang dua polisi datang menghampiri mereka. Begitu pula tiga teman lain yang seolah mencari perlindungan pada laki-laki tertua di kelompok mereka.

"Mau kemana kalian?" Polisi yang ternyata berkulit sedikit gelap itu bertanya.

"Kami ingin pergi mencari makan, Polisi Kim." Imajiné menjawab dengan bahasa formal, sembari menyebut marga Sang Polisi yang tertera di mantel yang mereka pakai.

Polisi yang ternyata bernama Kim Jongin itu terus melontarkan beberapa pertanyaan pada Imajiné, sementara satu polisi yang lebih tinggi malah sibuk menatap ke arah Kyungsoo.

"Ma-maaf. Apa ada yang salah dengan rekan saya, Polisi Oh?" Imajiné yang melihat polisi tinggi itu terus menatap Kyungsoo langsung bertanya. Tangannya mendorong Kyungsoo untuk bersembunyi dibalik tubuhnya mengingat Imajiné memang memiliki tubuh yang menjulang.

"Apa kau yang bernama Efflorescence?" Polisi itu bertanya langsung kepada Kyungsoo. Tatapannya yang tajam tanpa sadar membuat Kyungsoo menelan ludah.

"Be-benar, Polisi Oh." Kyungsoo menggangguk. Tubuhnya gemetar ketakutan.

"Ya sudah. Kalian boleh pergi." Sehun menggerakkan kepala pertanda mempersilahkan kelima pemuda bermata hijau itu pergi.

"Terima kasih," kata Imajiné sopan.

Kelima pemuda bermata hijau itu membungkuk dan melangkah sedikit cepat. Mencoba meninggalkan dua polisi yang baru saja menginterogasi tanpa membuat mereka curiga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Un SuppliceWhere stories live. Discover now