Un

757 119 38
                                    

Ini chapter pertama. Jadi kalo agak pendek wajar *tehe. Silahkan membaca! Budayakan vote dan comment!

Do Kyungsoo as Efflorescence/Kyungsoo

Netra bulat itu terus memandang suasana dibalik jendela

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Netra bulat itu terus memandang suasana dibalik jendela. Kepalanya terasa pening karena terlalu sibuk berpikir. Sesekali ia memijat pelipis yang tiba-tiba terasa nyeri. Tubuhnya pun terasa sedikit lemas, mungkin karena ia melewatkan makan siang karena terburu-buru ingin menemui komisaris.

Pria ini bernama Oh Sehun. Kepala polisi berusia tiga puluh satu tahun yang tengah memikirkan bagaimana cara melenyapkan opium dari kota Seoul. Diambilnya kalender kecil yang ada diatas meja, tanggal 27 juni 1901, tepat tiga tahun semenjak ia diberi mandat untuk melanjutkan penyelidikan kasus opium dari kepala polisi sebelumnya.

Pintu diketuk, Sehun yang hampir larut dalam lamunan tersadar. "Masuk!"

"Selamat siang, Ketua!" Dari balik pintu, muncul seorang pria berkulit sedikit gelap. Kedua tangannya membawa nampan dengan mangkuk berisi bubur hangat. Aromanya begitu menggoda hingga perut Sehun berbunyi.

"Ada apa, Jongin?" Sehun bertanya sambil menyebut nama pria itu.

"Saya melihat anda melewatkan makan siang tadi. Jadi saya memesankan anda bubur di kantin.

Sehun tersenyum sekilas. "Terima kasih. Letakkan saja di meja!"

Jongin meletakkan nampan diatas meja seperti perintah Sehun. Lalu undur diri karena masih harus mengerjakan tugasnya. Meninggalkan Sehun yang membawa mangkuk bubur ke jendela. Ia memilih menyantap bubur dengan menikmati semburat jingga matahari yang terbenam.

Hari ini berlalu cukup cepat bagi Sehun, satu jam setelah makan ia mengemasi barang-barang untuk pulang ke rumahnya. Jika kalian bertanya dimana orang tua Sehun, maka ia akan menjawab dengan gelengan.

Sehun tak pernah tahu siapa orang tuanya. Ia dibesarkan di panti asuhan sejak masih bayi. Itu sebabnya ia tumbuh menjadi anak yang agak lemah. Sikapnya yang kuat dan dingin baru muncul setelah ia memasuki akademi kepolisian.

Tangan besarnya meraih mantel hitam yang tersampir di atas kursi. Memakainya dan berjalan keluar dari ruangan. Namun, sebelum sampai di lantai satu Sehun merasa pundaknya ditepuk.

"Oh Sehun!"

Sehun berbalik dan mendapati Seorang pria bermata sipit. "Ada apa?"

"Jangan cemberut seperti itu!"

Sehun mengembuskan napas. Sebenernya ia malas menanggapi rekan kerjanya yang sedikit cerewet ini. "Jangan bermain-main, Baekhyun! Aku sedang tak ingin diganggu."

Baekhyun menaikkan kedua alisnya. "Eh, siapa yang sedang mengganggumu?"

"Keberadaanmu disini yang menggangguku," jawab Sehun dingin.

Baekhyun yang sudah terbiasa dengan mulut pedas Sehun hanya memutar mata. "Yah, terserahmu saja! Malam ini kau tidak ada acara kan?"

Sehun memicingkan mata. "Tidak. Memangnya ada apa?"

Un SuppliceWhere stories live. Discover now