tiga | (tidak) baik-baik saja

698 73 8
                                    

Warning!
Cerita ini hanya untuk manusia.
Makhluk halus, yang jejaknya tidak kelihatan, tidak diperkenankan masuk sini. 😂

Tiga | (Tidak) Baik-baik Saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga | (Tidak) Baik-baik Saja

Bagi Abil, bagian terberat berada di rumah saat ini adalah Risa, Ibu tirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagi Abil, bagian terberat berada di rumah saat ini adalah Risa, Ibu tirinya. Lebih tepatnya, sikap Risa yang masih saja memasang gembok superkuat dan urung membuka pintu hati untuk mengizinkan Abil masuk dalam hidupnya.

Jika dulu rumah selalu terasa dingin sebab dilahap sepi dan sunyi nyaris tiap hari. Kali ini, dingin itu terasa sebab kebencian yang kerap risa tuduhkan kepadanya.

Abil kira, sekembalinya mereka ke Jakarta, Risa bisa sedikit lebih lembut dan menaruh setidaknya secuil empati dan rasa kasihan kepadanya. Menganggapnya manusia kendati ia harus terlahir dari orang paling dibenci sekalipun. Namun, kepedulian yang Guntur, Bara, dan Rega limpahruahkan kepadanya justru membuat lahar kemarahan Risa semakin meletup-letup saja. Kadang lahar itu tak tertahan dan tersembur keluar dengan wujud maki dan caci yang tak jarang melukai hati.

Abil selalu dilanda bingung. Ia tidak mengerti kenapa hal-hal kecil yang ia lakukan bahkan selalu serba salah di mata Risa. Kesalahan-kesalahan remeh pun, kadang mengundang kemarahan ibu tirinya itu. Memang, jika hati sudah diliputi kebencian, akan sangat sulit menilai seseorang dari sisi baiknya. Seperti halnya saat ini.

“Kamu disuruh beli tepung sama margarin aja salah!” Risa mendengkus. Menatap jengkel beberapa produk bahan-bahan kue yang baru saja Abil beli.

“Iya, kan, Bunda juga tadi enggak ngasih  tahu Abil merek tepung sama margarinnya apa. Jadi pas abangnya kasih bahan-bahan ini, Abil enggak bilang apa-apa.” Walaupun membuat frustrasi, tetapi  sekarang Risa tidak pernah lagi melarang Abil memanggilnya ‘Bunda’. Setidaknya itu sedikit dari banyaknya harapan yang bisa Abil syukuri.

“Kamu harusnya udah tahu, dong, merek bahan apa aja yang saya pake kalau bikin kue. Pokoknya saya enggak mau tahu. Kamu balik lagi, terus tuker sama produk yang biasa saya beli,” titah Risa final tanpa ingin menerima bantahan apa pun.

RUMIT Where stories live. Discover now