"iya risa, nanti gue telpon."

gadis mengintip dari balik rak buku dan mendapati lawan bicara heeseung yaitu risa, salah satu siswi populer dan juga primadona sekolah. terlihat risa mengecup singkat sudut bibir heeseung sebelum akhirnya meninggalkan heeseung sendirian disana.

hati gadis tersayat melihat kejadian singkat tadi, namun gadis sadar karena mustahil dirinya dapat mengecup bibir heeseung seperti yang risa lakukan.

tak disangka, tiba-tiba heeseung menoleh ke arah gadis yang masih mengintip dari balik rak. gadis yang merasa tertangkap basah oleh heeseung seketika menahan nafasnya kemudian kabur darisana. heeseung pun tidak tinggal diam dan berjalan cepat untuk mendapati gadis yang lari terbirit-birit.

karena gadis kelewat panik dan tidak tau mau kabur kemana, gadis pun berhenti ketika dirinya sampai di pojok ruangan.

"udah ketauan dari tadi kok." ujar heeseung lembut.

gadis menoleh ke arah heeseung dan tersenyum kaku.

idiot!

gadis sudah mengutuk dirinya sendiri dalam hati.

"m-maaf, tadi gue ga bermaksud buat-"

"gapapa santai, lucu banget sih lo." heeseung memotong perkataan gadis sambil tertawa.

heeseung jalan mendekati gadis yang masih berdiri kaku tak bergerak sama sekali. tangan heeseung langsung menepuk pelan puncak kepala gadis, masih dengan senyuman yang tak kunjung luntur dari wajah tampannya.

"lo mau ke lorong pojok tadi? mau cari apa?" tanya heeseung.

"ngg, anu, emm" gadis benar-benar gugup.

bagaimana gadis tidak gugup. ini adalah kali pertama gadis berbicara dengan heeseung, bahkan disentuh oleh heeseung setelah dua tahun gadis memendam perasaan untuk heeseung tanpa melakukan aksi apapun untuk mendekatinya.

"lo salting?" heeseung kembali tertawa.

gadis yang sangat salah tingkah langsung berlalu begitu saja tanpa merespon heeseung.

sesampainya di lorong lain, gadis diam sejenak untuk mengatur nafasnya seraya memejamkan matanya. hatinya berdegup sangat kencang. gadis sangat bingung dan tidak tau bagaimana harus menyikapi heeseung.

"main kabur aja?"

mendengar suara heeseung, gadis membelalakan matanya dan mendapati heeseung yang ternyata masih mengikutinya.

"s-sorry. gue kaget aja." jawab gadis seadanya.

"lucu banget deh lo. btw, lo lagi nyari apa sebenernya? sini gue bantuin." tawar heeseung.

"e-engga perlu kok..."

heeseung menatap lekat ke arah gadis, kemudian makin mendekatkan dirinya kepada gadis. gadis sudah tidak dapat bergerak lagi apalagi kabur karena dirinya kini benar-benar terkunci di pojok, dengan heeseung yang mendorong bahunya pelan, sehingga punggung gadis sudah menempel dengan tembok.

tangan heeseung bergerak mendekati area dada gadis.

"lo mau ngapain?!" gadis hendak menepis tangan heeseung yang tiba-tiba menyentuh kancing seragamnya.

"jangan ceroboh, kancing lo kebuka daritadi."

heeseung mengancing seragam gadis yang memang terbuka entah dari kapan sehingga belahan dada gadis sedikit terekspos.

wajah gadis langsung merah padam. perasaan malu kini mendominasi dirinya. pikirannya sudah sangat negatif.

"lo pikir gue mau ngapain? muka lo sampe merah banget." heeseung berbisik di telinga gadis setelah selesai mengancing seragam gadis.

gadis tak menjawab dan langsung mendorong heeseung pelan untuk membebaskan diri. namun lengan gadis di tahan oleh heeseung.

"lo demen banget kabur? coba kalau gue ga ngeh tadi. lo sampe pulang sekolah mau gitu terus?"

gadis membalikan badan dan sedikit menunduk. gadis tidak berani untuk menatap mata heeseung.

"m-makasih ya. makasih banget. gue permisi dulu."

gadis langsung melepas genggaman heeseung dan berlari kecil meninggalkannya. sebelum gadis menghilang dari pandangannya, heeseung membuka suara lagi.

"gadis, kancing lo udah kebuka dari tadi. waktu gue lewat di lorong."

gadis menoleh sebentar ke arah heeseung yang kini sedang tersenyum simpul. hati gadis semakin berantakan rasanya. ribuan pertanyaan pun semakin muncul di benaknya kala heeseung menyebut namanya,

dan akhirnya gadis memilih untuk pergi meninggalkan heeseung.

unexpected sin ; lee heeseungWhere stories live. Discover now