Wound Line

1.6K 170 39
                                    

DLDR — Don't Like Don't Read.

__Disclaimer!
• only fiction.
• tidak ada hubungan dengan visual/face claim.

__ Warning!
• nsfw🔞, bullying, smut, angst, romance, and harsh words.
• mpreg! yakni kehamilan pada laki-laki.




***

Bugh-bugh-bugh!

Dengan emosi yang memuncah Jungkook terus melayangkan pukulan keras pada wajah ayahnya yang sudah tak berdaya. Ringisan kesakitan ayahnya tak Jungkook gubris sama sekali, bak orang kesetanan dia terus memukul wajah ayahnya.

"Tua bangka sialan, mati saja kau!" Teriak Jungkook penuh emosi.

Di sisi lain, pria mungil yang juga berada di sana mencoba melerai ayah dan anak itu namun tenaganya tak sekuat Jungkook, tubuh mungilnya terhempas keras ke lantai karna dorongan kuat dari pria kekar itu.

"Tidak udah ikut campur kau jalang menjijikan atau aku akan memukulmu seperti pak tua ini!" Bentak Jungkook.

"Jung-ko-ok.. uhuk d-deng-ar-kan aya-h nak uhuk k-kau sa-lah pa-ham uhuk" ucap Tuan Jeon terbata-bata dengan darah segar terus keluar dari mulutnya, Jujur Jungkook tak tega melihat itu, namun ayahnya sudah sangat mengecewakan Jungkook. Ayah yang selalu ia bangga-banggakan tega mengkhianati ibunya.

"Aku tidak butuh penjelasan mu sialan! Gara-gara kau ibuku harus di rawat di rumah sakit! Jika kau bukan ayahku mungkin aku sudah menghabisi nyawa mu saat ini juga!" Cerca Jungkook dengan nafas yang memburu.

"Dan kau jalang sialan! selamat karna sudah berhasil menghancurkan keluarga kami, Tak kusangka wajah sepolos dirimu tega merusak rumah tangga orang lain, Hidup mu tidak akan tenang selagi aku masih hidup. Camkan itu!"

Bruk!

Jungkook kembali mendorong tubuh pria mungil di depannya dengan keras.

"Jungkook! Apa yang kau lakukan Jimin sedang hamil, kau bisa membahayakan janinnya" Ucap Tuan Jeon lemah dengan susah payah dia berusaha menghampiri Jimin.

Jungkook semakin menatap nyalang ayahnya dan pria mungil yang tengah di dekapnya, Sejauh itu perselingkuhan mereka hingga pria mungil itu hamil. Jungkook kecewa, Sangat kecewa. Dia tak menyangka ayahnya akan sebejat ini.

"Kalian benar-benar menjijikan"

Jungkook pergi dari sana dengan perasaan campur aduk, ada perasaan mengganjal yang sulit di jelaskan, Jungkook sendiri tidak tau itu.

Sepeninggal Jungkook tangis Jimin pecah, dia menumpahkan segala kesedihannya pada Tuan Jeon.

"Jungkook pasti akan sangat membenciku Tuan hiks.." Lirihnya sambil meremas baju bagian depan Tuan Jeon.

"Sssttt berhentilah menangis nak, kau tidak boleh terlalu stress, kita doakan saja yang terbaik untuk Jungkook"

Tuan Jeon mengusap air mata Jimin sambil tersenyum tipis sesekali Tuan Jeon akan meringis karna luka di wajahnya.

"Terima kasih karna sudah sangat baik padaku Tuan" Ucap Jimin tulus

"Kau sudah kuanggap seperti anakku sendiri Jimin" Balas Tuan Jeon sebari
mengusak surai Jimin.

[]

Di sebuah ruangan sunyi, Jungkook menumpahkan seluruh keluh-kesahnya pada sosok paruh baya yang terbaring tak berdaya dengan baju pasiennya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wound Line  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang