I'm Not The Only One [LEVI X READER]

40

Ku raih tangan Jean sebelum ia beranjak pergi. Ia berdiri dengan terheran-heran disana.
"Hanya sebentar, lagi pula ini memang salahku memberikan kopi yang terlalu pa-"
"Tidak apa-apa Jean, sungguh ini hanya kopi saja... Ini, emm- Aku ingin memberimu ini..." Ucapku.

Astaga kenapa aku segugup ini? Seharusnya aku meminta Levi menemaniku atau meminta Kakak Eren bersamaku sekarang. Ini akan sangat canggung.
"Ap-apa ini?" Tanya Jean masih binggung.

Ia mengambil undangan tersebut dan membukanya perlahan. Ekspresi wajahnya yang tadi terlihat binggung kini cukup terkejut. Matanya membulat disaat tangannya membuka halaman pertama, halaman dimana terdapat fotoku dan Levi disana.
Seharusnya aku cukup memberikan undangan dan pergi, tanpa harus menunggunya membuka.
Ia masih terdiam disana, ku ambil tas dan meletakan beberapa lembar uang cash untuk kopi yang sudah aku minum. Aku harus pergi, sangat tidak nyaman melihat Jean seperti ini.
"Jean, kalau begitu hmm... Aku pergi ya, jaga dirimu baik-baik" Ucapku sambil berlalu.

JEAN POV

Jadi ini? Sesuatu yang ingin ia berikan padaku. Ia bergegas membereskan barang-barangnya dan berpamitan kemudian segera pergi dari hadapanku.
"Ia tersenyum... Difoto ini Y/N tersenyum dengan manis"

"Y/N!" Panggilku sambil meraih tangan kanannya.
Ia berbalik melihatku, dengan mata bersalahnya. Aku benar-benar terluka saat melihatnya tersenyum difoto namun sekarang, ia terlihat sedih saat memberikan undangan ini kepadaku. Sial, aku sungguh benar-benar mencintai gadis ini.
Ku mencoba tersenyum dan menutupi semua perasaan sakit yang aku rasakan. Persetan dengan kata ikhlas, sudah ribuan kali aku mencobanya namun masih saja tidak bisa.
"Kau akan menikah?" Tanyaku.

Sebuah anggukkan kepala yang lemah aku dapati. Ia tertunduk lesu, bibir yang ia gigit. Aku sudah berbuat salah, hingga sekarang dia terlihat seperti berselingkuh denganku yang padahal itu semua tidaklah benar.
"Selamat... Selamat atas pernikahanmu, haha aku berharap kau akan- aku ber-harap kau a-kan baha-"

Semakin aku menutupi perasaanku, semakin sakit yang aku dapat. Ku terduduk lesu di kursi, Y/N terlihat cukup terkejut.
"Jean! Kau baik-baik saja? Kenapa? Kau kenapa?"
"Lupakan, aku hanya terlalu lama bekerja... Haha aku benar-benar berharap kau bisa bahagia atas pernikahanmu nanti, selamat ya" Ucapku.

Ia tersenyum lega. Senyum di bibirnya sangat manis hingga mungkin siapapun dapat jatuh hati kepadanya. Y/N, gadis yang aku cintai kini benar-benar meninggalkanku. Aku bukanlah seseorang yang ditakdirkan untuknya, walaupun aku masih sangat mencintainya.
"Jean... Terimakasih!" Ucap Y/N sambil memelukku.

Yang aku tau, hanya aku yang bisa membuatnya tersenyum seperti itu. Tapi, saat melihat foto itu. Aku mulai sadar, ia tersenyum lebih manis dari biasanya.

-2 Weeks Later-

AUTHOR POV

Gaun putih panjang, rambut hitam yang dihiasi permata putih. Nampak seorang gadis cantik bak malaikat sedang duduk dengan anggun disana. Ia terus tersenyum sambil matanya mengarah ke kamera. Berbagai orang tamu bahkan nampak takjub dan terkesima dengan paras cantiknya. Alunan biola yang mengiringi sepanjang sesi foto dapat terdengar dengan lembut.
"Wah!!! Y/N!!! Kau SANGAT CANTIK!!!" Teriak Hange setelah memasuki bride room.
"Hange? Hai!!!" Sapa Y/N dengan melambaikan tangannya.

Hange kemudian berjalan mendekati Y/N, matanya masih terkesima dengan pengantin cantik di hadapannya. Ia datang tidak hanya sendiri melainkan bersama dengan Erwin dan teman-teman kantor Levi lainnya.
"Y/N, wah Levi memang tidak salah memilih calon istri... Kau benar-benar sangat cantik" Ucap Erwin.
"Terimakasih Hange, Erwin... Kalian tidak ke ruangan Levi terlebih dahulu?" Tanya Y/N kemudian.
"Ya, tapi Hange bersikeras untuk melihatmu sebelum kita menemui Levi haha" Ucap Erwin.