3. Duplicate

240 27 2
                                        

⟩⟩ 𝐏 . 𝐒 . 𝐄 . 𝐔 . 𝐃 . 𝐎 ⟨⟨

.

"Just the same."

.

Barangkali memang sedikit mengusik mata, menyaksikan tiga wanita berpakaian elegan melakukan percakapan di tengah kegiatan mereka berjalan menuju ruang sang pemilik gedung.

Skenarionya hampir sama seperti yang Joy alami beberapa hari silam dimana sekretaris membombardirnya dengan pertanyaan mengenai hubungan yang semua orang mungkin sudah tahu.

Hanya saja milik Irene serasa digandakan berkali-kali lipat mengingat bukan hanya satu, tetapi terdapat dua orang yang mengekori punggungnya.

Untung saja tempo berjalan serta panjang langkah Irene tidak selebar dan secepat Joy.

Meski begitu, Irene merupakan seorang pebisnis yang tidak suka basa-basi ataupun menjadi kerepotan menjelaskan dirinya sendiri. Jadi menguraikan fakta menggunakan kalimat seadanya adalah pilihan yang kerap Ia aplikasikan pada kasus-kasus tidak darurat seperti sekarang.

"Apakah kalian akhirnya akan menikah?", tanya seorang monolid yang melangkah rileks dibelakang Irene ditemani sang adik yang mengikuti di sisi kanan.

"Tidak."

"Lalu... berpacaran?" Kini adik Seulgi —Yeri— yang notabene adalah teman dekat Irene pula, menjadi tak sabaran.

Sepasang kakak–adik tersebut hanya tidak mengerti akan sistem apa yang sesungguhnya tengah dilancarkan oleh Irene dan Joy dalam hubungan berjangka waktu cukup lama mereka.

"Tidak juga."

Seulgi dan Yeri pun merasa bahwa mereka tak perlu menanyakannya secara eksplisit. Senyuman begitu cerah yang terpancar dari wajah Irene semenjak Soohyun resmi menjadi asuhannya, telah menjelaskan terlalu banyak.

Irene sudah jelas mencintai Joy.

Sungguh hanya terdapat satu hal yang terasa membolongi puzzle nan coba mereka satukan; satu bagian yang hilang hingga gambaran mereka tentang ikatan si mungil dengan si jangkung terasa kurang.

"Tapi menuju kesana?"

Lantas ketika suara terakhir Seulgi menjadi pemancing terkuat bagi ketidak–sabaran Irene, mereka semua berhenti.

Irene yang berbalik menatap keduanya secara bergantian, memberikan clue terakurat mengenai peluang kalimat yang akan diluncurkan Irene selanjutnya.

"Girls. Aku dan Joy benar-benar hanya sahabat."

Disitulah helaan nafas Seulgi terasa bukan lagi sekedar hembusan udara biasa. Seulgi jelas sudah menduga bila situasi semacam ini akan tetap terjadi bagaimanapun Ia berusaha mengalihkan bentuk pertanyaannya.

Sebagai sahabat dekat Irene yang sudah bersama-sama dengan perempuan mungil itu sejak mengecap sekolah menengah atas, Seulgi tentu melihat adanya jalinan yang lebih istimewa dari sebatas 'sahabat'.

Seulgi total tak dapat menguraikan isi pikiran Irene yang memilih keputusan yang sama sampai sejauh ini. Seulgi bahkan tak kuat untuk menahan perasaannya pada Wendy padahal Ia baru benar-benar mendapatkannya ketika kelulusan.

Membayangkan kehidupan Irene sejak kecil yang kesehariannya diisi dan dilengkapi oleh Joy dan Joy seorang, Seulgi sama sekali tak habis pikir.

Bagaimana bisa Irene tak berubah sedikit saja? Tak pernahkah Ia memiliki ketakutan kalau-kalau Joy mendadak lebih tertarik pada orang lain daripada Irene?

Melalui tatapan Irene yang disorotkan begitu fokus pada netra Seulgi nan menggelap emosi, pemilik mata single eyelid itu tentu mengerti bahwa Irene pun tahu, dirinya memendam sebuah kekesalan serta seonggok rasa iri tersendiri; ingin menjadi Irene yang tampak selalu tenang meski sesungguhnya dia berjalan diatas kaca tanpa disadari.

Terlalu banyak pertimbangan akan kalimat menampar mana yang paling cocok untuk dijejalkan ke telinga Irene, kesempatan Seulgi akhirnya hilang, direbut oleh sang adik.

"Kak Irene, look. Kau dan kak Joy menolak pernyataan perasaan dari banyak orang sejak SMA, Kau memaksa kami untuk mengosongkan jadwalmu setiap tanggal 3 September hanya supaya bisa merayakan ulang tahun kak Joy seharian, kau ijin tidak bekerja untuk merawat kak Joy yang sakit selama 3 hari, dan paling penting, kau sepakat mengangkat dan mengasuh seorang remaja dari panti bersama kak Joy. That's not best friends!"

"Aku dan Joy sudah mendiskusikan tentang Soohyun dan kami sama-sama menginginkan dan menikmati ini. So, why not? Sudahlah, lebih baik kalian berdua datang ke pesta penyambutan Soohyun nanti malam."

Barangkali bukan hanya Irene yang terlalu jenuh atas interogasi kedua orang terdekatnya yang dapat dikatakan tidak pernah benar-benar berubah.

Nyatanya begitu Irene hendak kembali berbalik lantas melanjutkan langkah menuju ruangannya, cengkeraman tangan Seulgi di sikunya seakan-akan memerintahkan Irene untuk mengurungkan niat.

Bersama satu tablet berisi data-data persiapan meeting yang disodorkan tangan kanan Seulgi, Irene menerimanya lengkap ditemani kepahitan fakta nan diludahkan bibir tipis Seulgi.

"Kau dan Joy hanya terlalu nyaman dengan status yang mengikat kalian sejak lama hingga takut jika kalian mengungkapkan bahwa kalian mencintai satu sama lain, semua keindahan akan berubah, aren't you? Well, tanyakan pada diri kalian, apakah kalian siap untuk melihat satu sama lain berpindah haluan ke orang baru?"

.

.

.

⟩⟩ 𝐏 . 𝐒 . 𝐄 . 𝐔 . 𝐃 . 𝐎 ⟨⟨

PseudoWhere stories live. Discover now