S2 Ch. 16 - Ujian lantai 20

402 77 11
                                    

Love menjelaskan aturan-aturan yang harus dipenuhi oleh para regular. Itu ujian cukup rumit menurut Ryuza. Dia mendesah pelan, Bam keras kelapa sekali.

'Clove pernah memberitahuku tentang ujian ini. Tapi tidak ada larangan kalau regular lebih banyak dari 7 orang bukan?' Ryuza pergi keluar dari kamarnya menuju kamar Wangnan.

Tok tok

"Siapa itu?"

"Ryuzalein."

Wangnan berdiri di depan pintu, ia tidak membuka pintunya. Memang tidak mudah mempercayai orang yang baru pertama kali bertemu, apalagi rekan dari musuh.

"Ada perlu apa?" Tanya Wangnan dari dalam.

"Jadikan aku rekanmu."

"Hah..?"

"Kau tidak akan bilang tidak mau, kan...?"

"Memangnya siapa yang mau percaya pada rekan Fug?"

"Hah... Ya, aku rekan Fug, dan Viole tidak ingin kalian dikenal sebagai rekan Fug karena nantinya orang-orang memiliki pandangan buruk tentang kalian."

"Kau mau mengkhianati rekanmu?"

"Aku tidak pernah bilang begitu."

"Jadi aku tidak bisa mempercayaimu."

"Oh ayolah, aku hanya ingin membuat Viole menjadi rekan secara paksa dan naik ke lantai selanjutnya. Mau itu curang atau pun tidak."

"Kalau begitu berjanjilah."

"Ya ya, aku tidak akan membunuh rekan setim dan bahkan tidak akan melukai rekan setim."

"Sumpah?"

"Aku bersumpah."

"Baiklah aku percaya."

Lagi-lagi Ryuza menghela nafas. Pintu terbuka dan Ryuza masuk ke dalam ruangan tersebut. Pintu lalu tertutup kembali.

"Aku akan melakukan apa yang kau katakan."

"Kalau begitu diam saja dulu, jangan melakukan apa pun."

'Aigoo, hidupku yang malang..' batin Ryuza.

.
.

Setelah beberapa saat ketukan dari luar terdengar. Tiga orang dalam kamar tersebut siaga. Ketukan semakin bertambah keras karena pintu tak kunjung terbuka.

"Hei Wangnan, cepat buka pintunya! Ini Goseng!!"

Pintu terbuka memperlihatkan Wangnan yang bersiap melempar bola Shinsu, Nia yang bersembunyi, dan Ryuza yang berdiri di paling depan memegang tongkat yang entah dari mana.

"Kalian sedang apa?"

Miseng masuk dan menjelaskan rencana yang ia buat untuk memenangkan ujian. Setelah itu mereka betih pergi ke kamar dimana Goseng berada sedangkan Nia tetap di kamar.

Di sana terlihat Arkraptor duduk bersandar pada pintu sedang bermain sambung kata dengan Goseng yang berada di dalam kamar.

"Siapa... Yang takut sama Viole!?"

"Aku akan menari di depannya!"

"Aku bahkan bisa menyanyi di depan Viole!"

"Cuma itu? Aku bisa memainkan Sonata di depannya!"

"Kalau aku..."

"Woi Viole datang tuh." - Ryuza.

Wangnan dan Arkraptor langsung berteriak memohon untuk membuka pintu, Miseng berbicara pada Goseng dan pintu terbuka.

𝐏𝐚𝐭𝐡 𝐨𝐟 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 || 𝐓𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐨𝐟 𝐆𝐨𝐝 || 𝐅𝐟𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang