“Diamlah dan tetap perhatikan langkahmu,” Ucap Jaehyun sambil memfokuskan matanya untuk mencari keberadaan kedua anaknya yang lari entah kemana.

“Tapi tuan Ace,tangan anda-,”

“Biarkan tetap seperti ini dulu,Aku muak dengan tatapan mereka yang seolah-olah ingin menelanku hidup-hidup.” potong Jaehyun cepat.Memang benar apa yang dikatakan Jaehyun,banyak mata yang menatap Jaehyun lapar.Tentu saja hal itu membuat Jaehyun risih, Taeyong sama sekali tidak heran akan hal itu,Ia memakluminya.Tapi tetap saja, jantungnya belum mau berdetak normal kembali.

Cukup lama Jaehyun hanya berdiri kosong.Taeyong sama sekali tidak bisa melihat ke arah Jaehyun karena memang kepalanya saat ini hampir menempel dengan dada bidang Jaehyun.Tentu saja Taeyong tidak mau kehilangan kesempatan untuk mengisi penuh Indra penciumannya dengan aroma kuat Jaehyun.

Daddy!,Taeyong! Disini!” Bisa Taeyong lihat Alana yang berteriak kecil dan melambaikan tangan kecilnya semangat.sementara di belakangnya ada Mark yang sibuk membentang kan karpet yang ia bawa.

Entah mungkin karena Jaehyun yang tidak mendengar teriakan Alana atau apa,tapi Jaehyun sama sekali tidak bergerak dari tempatnya.Bahkan Taeyong bisa merasakan jika pucuk kepalanya seperti sedang di kecup lama oleh Jaehyun.Tapi itu tidak mungkin terjadi,mana mungkin Jaehyun mau melakukan itu.Bisa saja Jaehyun masih mencari Mark dan Alana dan kebetulan ia mengedarkan pandangannya tepat ke arah belakang Taeyong.

“Eumm tuan Ace,tuan dan nona muda memanggil di sebelah sana!” Mendengar Taeyong membuat Jaehyun kaget.Taeyong berpikir bahwa Jaehyun mungkin saja sedang melamun kan sesuatu yang entah apa.Ternyata Taeyong salah, pemikirannya yang ia tolak sebenarnya adalah jawaban yang sebenarnya.

Jaehyun sama sekali tidak melamun,namun ia sedang menciumi kepala Taeyong yang beraroma berries itu.Jaehyun sangat menyukai aroma rambut Taeyong.Ia bahkan seolah tenggelam jika mencium dalam aroma itu.

Jaehyun masih setia memeluk Taeyong dari samping,ia tidak repot-repot untuk melepaskan pelukannya di pinggang Taeyong.Jaehyun membawa Taeyong bersamanya untuk mendekat ke arah anak-anaknya.

Mark dan Alana yang melihat itu seketika senyuman mereka luntur begitu saja.seharusnya Mommy mereka yang ada di pelukan sang Daddy.Tapi kini yang mereka lihat sosok semanis Taeyong yang notabene hanyalah pembantu pribadi mereka.mereka dirundung rasa bersalah saat ini dan Jaehyun menyadari itu.

“Ada apa?” tanya Jaehyun terhadap anak-anaknya.Mark dan Alan hanya menunduk dalam tanpa berani menjawab pertanyaan Daddy mereka.

“Ada apa Kids? ” tanya Jaehyun sekali lagi.sampai akhirnya Mark memberanikan diri untuk menatap Daddy-nya itu dengan mata yang terlihat sangat sedih.

“ Kami merasa bersalah kepada Mommy. piknik pertama ini bukannya lebih indah jika kita melakukannya bersama dengan Mommy?” tanya Mark yang dihadiahi anggukan kecil dari Alana.Taeyong benar-benar tidak tega melihat Mark dan Alana.

Benar juga,ia tidak boleh terlena oleh hal-hal yang Jaehyun lakukan kepada dirinya.Jaehyun masih memiliki istri yang sedang koma di rumah sakit.Sangat salah jika Taeyong berharap lebih kepada Jaehyun.Sayang nya bukan dirinya yang harusnya di peluk oleh Jaehyun saat ini tapi istrinya.Jika bukan karena istrinya yang koma,pasti bukan Taeyong yang di peluk melainkan istri sang Ace itu.Jangankan di peluk,melirik pun Jaehyun pasti tak akan Sudi.
Taeyong adalah manusia terbodoh jika ia mengharapkan hal-hal yang lebih kepada Jaehyun.

“Hei dengarkan Daddy, Mommy akan sadar sebentar lagi.kalian harus mendoakannya agar ia cepat bangun dan tidak tidur lagi.Bukan kah seperti itu?” setelah meletakkan keranjang dan melepaskan pelukannya di pinggang Taeyong.Jaehyun mengelus sayang kepala anak-anaknya itu sambil mengucapkan kalimat yang sekiranya bisa membuat kedua anaknya itu tenang.

“Ini bukanlah piknik terakhir kita,kita bisa membuat piknik lagi nanti bersama Mommy jika ia sudah sadar kan?” Mendengar ucapan Daddy mereka membuat semangat Mark dan Alana kembali seketika.Mereka bahkan menyuruh Taeyong untuk mengeluarkan semua makanan yang di bawanya cepat.Mereka takut hari sudah semakin gelap,jika hari sudah gelap bukan piknik lagi namanya melainkan Camping.

Sore hari itu mereka habiskan dengan berbagai canda dan tawa.Beberapa kali Taeyong menemani Alana untuk menuangkan teh kosongnya kepada gelas-gelas mainan yang telah Alana siapkan untuk boneka-bonekanya.Bahkan Taeyong menyiapkan kue yang ingin dimakan oleh Mark.Tidak lupa ia menuangkan teh khas dirinya ke dalam gelas mereka.Baik Mark maupun Alana menyuapi Taeyong dengan kue yang mereka ambil.

Jaehyun belum pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya.Taeyong baru saja kenal dengan Mark dan Alana beberapa hari,tapi mereka sudah terlihat sangat akrab bagai mereka telah mengenal bertahun-tahun lamanya.Jaehyun bisa melihat sosok anak-anaknya yang belum pernah dapat sebelumnya.sosok seperti "ibu" yang melayani anak-anaknya dengan penuh kesabaran dan hati-hati.

Jaehyun menyukai disaat Taeyong menuangkan teko yang berisi teh ke gelasnya, menyukai disaat Taeyong menemani Alana bermain dengan boneka-bonekanya.Jaehyun menyukai di saat Taeyong membantu Mark dengan Kue-kue yang ingin ia makan serta menyukai wajah anak-anaknya yang terlihat sangat bahagia disaat Taeyong membantu mereka.Terlebih lagi,entah kenapa justru lebih menyukai wajah Taeyong yang terlihat sangat ke-'ibu'-an di matanya.

.

.

.

.

.

Diperjalanan pulang,Jaehyun memerintahkan kepada supirnya untuk membelikannya beberapa benda di sebuah supermarket.Jaehyun bisa melihat Mark dan Alana yang tertidur di depannya.Mereka pastilah kelelahan,mereka sangat antusias dengan piknik pertama mereka ini.Tidak menutup kemungkinan juga bahwa ternyata Taeyong juga kelelahan dan jatuh tertidur di samping Jaehyun.Bahkan Taeyong secara tidak sadar menyandarkan kepalanya di bahu lebar Jaehyun.Hebatnya,Jaehyun sama sekali tidak merasa keberatan dengan hal itu.

Jaehyun jauh lebih licik dari pada yang orang lain tahu.semua benda yang ia suruh kepada supirnya itu ternyata sama sekali tidak ia butuhkan,satupun.Itu hanyalah siasat agar supirnya itu meninggalkannya sendirian bersama dengan Taeyong.Mark dan Alana adalah pengecualian, mereka tertidur sangat pulas.Ada hal yang sangat menggangu Jaehyun sedari tadi.

Jaehyun terus-menerus memandangi bibir Taeyong yang merah ranum.Bibir itu seolah terus memanggil bibirnya untuk datang bertamu.

Tangan besar Jaehyun terangkat untuk meraba bibir Taeyong yang terbuka sedikit itu.Memang benar dugaan Jaehyun, bibir itu sangat lembut dan kenyal.Ibu jari Jaehyun terus menari-nari di atas bibir Taeyong tanpa berniat untuk membangunkannya.Entah mungkin Taeyong yang kecapekan hingga membuatnya tidak terganggu sedikitpun atau apapun itu, Jaehyun tidak peduli.

Jaehyun memajukan kepalanya, berusaha untuk menyatukan bibirnya dengan bibir ranum Taeyong.Dan berhasil,bibir Jaehyun sepenuhnya sudah tertempel dengan bibir Taeyong.Tanpa membuang waktu,perlahan Jaehyun menggerakkan bibirnya di atas bibir Taeyong.

Ia melumat bibir itu perlahan,ia tidak mau membangunkan Taeyong.Jaehyun bergantian mengulum bibir atas dan bibir bawah Taeyong,sesekali lidahnya menyapu permukaan bibir Taeyong.Hampir lima menit,Jaehyun berkonsentrasi untuk mengecap bibir pembantunya itu.Rasanya sangat luar biasa,manis di bibir Taeyong berbeda dengan bibir yang pernah ia cecap sebelum-sebelumnya.

Jaehyun sangat menyukai sensasi dimana ia mengecap bibir itu, sampai akhirnya sopirnya masuk dengan membawa sekantong penuh belanjaan.

“Permisi tuan Ace, ini semua pesanan anda.” ujar supir itu kepada Jaehyun.supir itu sempat melirik bibir Taeyong yang terlihat mengkilap entah karena apa.Tapi apa pedulinya? Itu bukanlah urusannya.

“Ambil saja semua,Aku sudah tidak butuh!”

.

.

.

.

.

.

.

Tbc.

Kamis, ⁰⁴/November/²⁰²¹

Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]Where stories live. Discover now