O1. Telat

253 78 32
                                    

"Pak Ujangg!!" teriak seorang gadis yang baru saja tiba di depan gerbang sekolah nya.

"Astagfirullah! siapa itu sih?"

"Pak tolong bukain dong..." pinta gadis itu pada Pak Ujang seorang satpam sekolah.

"Neng Jea... aduh maap atuh neng bapak ga bisa" sesal Pak Ujang, karena memang sudah peraturan siswa-siswi telat tidak di bukakan gerbang, jika Pak Ujang melanggar bisa-bisa di pecat dia dari pekerjaan nya.

"Tolongin Jeana pak.. pliss banget ini mah" Jeana gadis yang baru saja telat itu terus memohon pada Pak Ujang.

"N-nanti saya traktir pak Ujang deh...Apa ngga saya beliin rokok? Mau ga pak?" saran Jeana berharap pak Ujang menyetujui nya.

"Saya teh mau neng, siapa yang mau nolak coba..." Wajah Jeana sudah sumringah, ia langsung tersenyum senang, tapi tak berlangsung lama saat Pak Ujang melanjutkan kalimatnya.

"Tapi saya tetep ga bisa neng, pekerjaan saya ga bisa di gantungin sama traktiran ya neng Jea atuh, gimana nanti anak istri saya yang dirumah kalo saya di depak?" Sesal Pak Ujang.

"Maaf ya neng, saya permisi dulu.."

"Eh tunggu dulu pak! Pak! Pak Ujang!!" Setelah kepergian pak Ujang Jeana menghela nafas lirih, ya tak di pungkiri ini pun salah nya juga karena bergadang di hari sekolah.

"Berdiri"

Suara orang menginterupsi barusan mengalihkan atensi Jeana yang tadi nya sedang berjongkok dan menunduk kini mendongak.

Jeana sedikit mengeryit bingung siapa orang barusan, sebab saat mendongak mata nya tersilaukan oleh sinar matahari pagi. Jeana pun bangun dari jongkoknya, dan barulah ia bisa melihat siapa suara yang barusan.

"Jaemin?" Jaemin hanya membalas dengan berdehem singkat, lalu membuka gerbang sekolah, Jeana pun langsung masuk ke area dalam sekolah.

"Aduh makasi ya Jae gue ga--"

"Ikut gue" Ucapan Jeana terpotong kala Jaemin menarik paksa tangan Jeana.

"Eh kita mau kemana?" Tak di jawab melainkan Jaemin mempercepat jalan mereka.

Tak lama di ketahui tujuan Jaemin adalah taman belakang. "Kok kita kesini?" Heran Jeana.

"Oh gue tau.. Lo mau ajak gue bolos kan? Terus kita berdu--"

"Sapuin"

"Hah?" Jeana terdiam dulu sesaat setelah mendengar ucapan Jaemin. "Cepet nunggu apa lagi?" Ucap Jaemin dengan wajah yang sangat datar.

"Jae.. yang bener aja si, i-ini luas banget trus gue ngerjain sendiri?" Ujar Jeana dengan wajah yang memelas.

"Bukan urusan gue" Jeana yang mendengar hanya menghela nafas.

"Jae tap-"

"Cepetan. Gua balik lagi kesini harus udah selesai, salah lo sendiri yang dateng telat" Setelah mengucapkan kalimat nya Jaemin berlalu dari hadapan Jeana, Jeana pun kembali menghela nafasnya kemudian matanya menatap kearah taman belakang yang berserakan sampah dedaunan.

"Mana belom sarapan..." Dengan sangat amat terpaksa Jeana memunguti dedaunan itu dan langsung memasuki nya kedalam kantong plastik sampah sesekali Jeana menyapuin nya.

"Ya Allah..." Jeana melongo saat ia berbalik sampah dedaunan yang sudah ia sapu kembali berserakan kala tertiup angin, padahal Jeana hanya berbalik untuk mengambil serokan sampahnya.

Akhirnya Jeana mencoba menjalankan nya dengan ikhlas saja terima yang sudah terjadi, sebab ini kan salah nya sendiri.

Tak berapa lama Jeana pun selesai dengan hukuman nya, sekarang ia tengah duduk di bangku tangan seraya mengibaskan tangan nya ke arah wajah nya sendiri, menghilangkan rasa gerah padahal yang dilakukan pun tak mengeluarkan angin banyak.

Ice Prince | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang