EPILOGUE: You're My Favorite

2.1K 186 57
                                    

Seperti tidak mengenal kata sia-sia, mereka bersatu tujuh tahun yang lalu.

Dan seperti tak mengenal kata sesal, mereka kembali menjadi satu. Tepatnya dua tahun yang lalu.

Mereka adalah Jung Jaehyun dan Han Yeona. Dua orang bodoh yang pernah menjajaki dinginnya dataran es bersama akhirnya tiba di sebuah padang rumput. Mereka tanam berbagai tumbuhan di sana hingga menjadi tempat terindah yang pernah mereka kunjungi seumur hidup mereka.

Mereka sadar bahwa jalanan di es membuat kaki mereka terluka, tersayat, dan berdarah-darah. Namun, mereka pun akhirnya sadar es yang menusuk kaki mereka pada akhirnya meleleh di atas padang rumput yang hangat.

Tak ada lagi tangan yang bergetar saat salah satunya memutuskan untuk menenggelamkam diri dalam lautan es. Tak ada lagi tarik ulur yang membuat lapisan tempat mereka berdiri retak.

Kini mereka menemukan fakta bahwa cinta itu bukan tipuan. Cinta itu tentang bukti bahwa keduanya saling menopang dengan seimbang.

Mereka buktikan itu dengan hadirnya pangeran kecil bernama Jung Haneul di tengah-tengah mereka.

Pangeran tampan berpipi gembul yang kini begitu aktif merangkak demi menguatkan kaki kecilnya. Sangat dinamis hingga terkadang kedua orang tuanya kewalahan sendiri.

Seperti saat ini, di saat jam makan siangnya tiba, ia tak lagi bisa ditemukan oleh Yeona di mana pun. Pangerannya menghilang.

Bukan satu dua kali Haneul menghilang di rumahnya sendiri. Bahkan bukan satu dua kali ia ditemukan di dalam mesin cuci yang kosong sembari memainkan bola karetnya. Dia itu sangat kecil, bisa menyelinap ke mana pun.

Salah satunya menyelinap masuk ke kamar sang ayah. Pintu yang tak tertutup rapat itu menjadi destinasi keingintahuan Haneul siang ini. Telapak tangan kecilnya menghentak-hentak lantai hingga dirinya tiba di belakang punggung Jaehyun.

Jaehyun kini begitu sibuk memainkan jenga-nya di lantai, menyusun strategi. Begitu fokus sampai-sampai tidak sadar bahwa di belakangnya ada manusia mungil yang penasaran dengan yang dilakukan ayahnya.

Merasa tak dipedulikan, Haneul merangkak ke samping. Kepalanya meneleng di antara kaki jenjang Jaehyun yang ditekuk ke atas. Matanya begitu berbinar melihat hal baru yang dimainkan oleh Jaehyun. Dengan segala rasa tertariknya, ia merangkak, menerjang tumpukan jenga yang sudah tinggi itu hingga tangannya tanpa sengaja menggeser tumpukan bawahnya.

"Ah!" Jaehyun berteriak keras. Ia baru saja akan meletakkan balok yang ia ambil di bagian paling tinggi.

Mungkin Jaehyun akan marah, tapi setelah melihat Haneul yang begitu polosnya membawa tubuh beratnya untuk duduk hatinya luluh seketika. Wajah berbinarnya, perut besar yang menekuk saat duduk, dan segala yang ada di diri Haneul membuat kekesalan Jaehyun berubah menjadi rasa gemas.

Pria itu mengangkat tubuh Haneul dan mendudukkannya di pangkuannya. "Anakku yang tampan, pintar, kenapa bermain sampai sini, Sayang?" tanyanya seraya memberikan satu balok jenga pada Haneul.

Sang lelaki kecil tertawa dan bertepuk tangan saat mendapatkan balok dari ayahnya. Mulutnya terbuka lebar, hendak memasukkan balok itu ke dalam mulutnya. Namun, dengat cepat Jaehyun mencegahnya hingga dirinya paham itu bukan lah sebuah makanan.

Kepala Jaehyun menoleh ke belakang, menatap pintu yang bercelah kecil. Ia terkekeh membayangkan betapa kecilnya Haneul sampai bisa menyelinap di celah pintu.

"Yeona, Haneul bermain sampai sini!" Ia setengah berteriak saat sayup-sayup ia dengar suara Yeona memanggil Haneul.

Tak lama, Yeona tiba dengan satu kotak biskuit bayi dan tisu basah di tangannya. Ia melempar senyumnya pada Jaehyun yang menoleh ke arah pintu. Perlahan, ia dekati ayah dan anak itu untuk melihat apa yang tengah mereka lakukan.

LOVE IS A LIE - Jung Jaehyun ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora