(24) Take a rest

1.5K 161 5
                                    

"Wahh, badan seger banget habis olahraga," ucap Atsumu merentangkan tangannya.

"Tsumu,"

"Panggilan ditolak."

"Baby,"

"Iya, baby?" ucapnya langsung menoleh.

"Nanti sore ke pantai yuk, berdua aja. Sejak punya anak kita jadi sulit quality time berdua. Mumpum lagi libur, si kembar kita titip ke mamamu dulu," usul (Name).

Tatapan pria itu menatap ke depan seperti sedang berpikir.

"Hmm, boleh juga. Pantai dekat sini ya?"

"Iya yang dekat sini aja."

"Tapi kau gak berenang kan?" tanyanya curiga.

Sejenak (Name) menganalisis ekspresi wajah suaminya.

"Berenang, nanti aku mau pakai bikini," ucapnya tersenyum.

Benar saja, pria itu langsung berdecak dan mengerutkan dahinya.

"Kan kapan lagi berenang di pantai."

Atsumu menatap (Name), "Oh gitu."

"Yaudah kalau begitu. Jangan salahin aku kalau nanti hanya pakai celana pendek, ketat," lanjutnya ikut tersenyum.

Itu senyuman jahil miliknya. Tentu saja (Name) terkejut mendengarnya, padahal dia yang ingin menjahili suaminya, namun malah dibalas oleh pria itu.

"Sial," umpat (Name).

***

Kini keduanya sudah sampai di pantai berpasir putih yang tak jauh dari rumahnya, hanya membutuhkan dua puluh menit menggunakan mobil.

"Jadi berenang gak?" tanya Atsumu dengan kacamata hitam yang ia pakai.

Jarinya bergerak membuka satu per satu kancing kemejanya. (Name) yang melihatnya pun berdecak sebal.

"Gak jadi!" tukasnya kesal dan langsung berjalan meninggalkan Atsumu.

"Serius? Aku udah siap lepas nih," goda pria itu.

(Name) pun menoleh dan mendapati suaminya sudah membuka semua kancing kemejanya.

"Tsumu!"

"Apa, baby?"

Damn! He's so hot, batin (Name) mengumpat.

Atsumu menarik senyum jahil ketika melihat ekspresi istrinya yang kesal.

"Kenapa? Kau mau aku lepas kemejaku?"

"Lepas aja, aku gak peduli," ucap (Name) yang sudah malas dijahili.

Setelahnya dia mendengar gelak tawa Atsumu. Pria itu kembali mengancingi kemejanya, dan menyisakan dua kancing teratas.

***

Matahari pun mulai tenggelam tatkala keduanya duduk beralaskan pasir pantai dengan kelapa di tangan mereka masing-masing.

"I love you," ucap Atsumu secara tiba-tiba.

"Apaan sih tiba-tiba. Gak jelas."

(Name) menatap matahari yang kian tenggelam di telan lautan. Terpaan angin pantai membuat rambut panjangnya cukup berantakan.

"Berhentilah menatapku, Tsumu!"

"Kenapa? Salting ya? Hahaha."

(Name) mendiaminya. Tiba-tiba tangan Atsumu membawa (Name) untuk bersandar padanya. Tentu saja dia tidak menolak, bahkan jantungnya sekarang berdegub kencang.

"I love you, (Name)," ucap Atsumu dengan suara lembutnya.

(Name) tersenyum, dia menaruh kelapa yang ada di tangannya. Kedua tangan itu beralih memeluk suaminya, sedetik kemudian dia merasakan kecupan hangat di keningnya.

Keduanya saling bertatapan, dan sedetik kemudian tertawa kecil.

"Aku gak nyangka, ternyata kita udah punya anak. Perasaanku waktu itu kita masih bertengkar dengan seragam sekolah," tutur Atsumu.

"Hahaha. Iya juga. Waktu sangat cepat berlalu," respon (Name) sembari menatap ke depan.

"Pemandangannya indah ya," gumam Atsumu.

"Tapi kau yang paling indah," ucap (Name) menahan tawa.

"Asik digombalin istri! Lagi dong lagi."

"Gak ah, geli."

"Ayolah, baby."

"Udah liat aja tuh sunsetnya, sepertinya kita datang di bulan yang tepat."

Atsumu mengecup kening istrinya.

"I love you," bisik (Name).

Atsumu terkekeh pelan, lagi dan lagi dia mencium kening istrinya cukup lama.

"Lama amat sih," keluh (Name) ketika Atsumu belum melepaskan kecupannya.

"Hahaha. Gemes sih."

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Miya Atsumu X ReaderOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz