day one, perhaps?

6.5K 1.1K 81
                                    

"Ngga ada yang ketinggalan, kan?" tanya Heeseung pada Sunoo. Namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban.

Sekali lagi, ia mengecek isi sakunya. Kunci mobil, dompet, dan handphone. Sudah lengkap, pikirnya. Heeseung kemudian memakai sepatunya selagi menunggu anaknya. Sisi tubuhnya bersandar di bingkai pintu, dan lengannya terlipat di depan dada.

"Sunoo? Ayo, ini udah hampir jam sembilan, nanti Jake-ssaem nunggu kelamaan."

"Tungguin Ddeonu," rengek Sunoo. Ia berlari-lari kecil menuju Heeseung. Ransel kuningnya sudah terpasang rapi dan di tangannya terdapat sekotak Pop-Tarts yang belum terbuka.

"Ngga ada yang ketinggalan?" ulangnya. "Pensil? Buku tulis?"

"Udah semua," jawab si kecil. Ia duduk di lantai, berusaha memakai sepatunya.

"Mau Ayah bantuin?" tawar Heeseung.

"Ddeonu bisa sendiri."

"Okay," jawabnya sambil bersiul.

"Udah!" Sunoo berdiri dan menggandeng tangan Heeseung. Sedangkan Heeseung hanya tertawa pelan ketika melihat anaknya memakai sneaker merah di kaki kirinya dan hitam di kaki kanannya.

Sangat 'Sunoo' sekali.

"Okay, let's go!"

Setelah memastikan pintu rumah sudah terkunci, mereka pun masuk ke dalam mobil. Tangan Heeseung terulur dan badannya juga sedikit condong ke samping untuk memasangkan sabuk pengaman pada Sunoo. Ketika sabuknya sudah terpasang dengan pas, ia pun memasangkan miliknya sendiri dan menyalakan mesin mobilnya.

Jalanan terlihat lumayan lengang di hari Sabtu pagi seperti sekarang ini. Meskipun beberapa bagian langit tertutupi oleh awan Cumulus putih, matahari tetap bersinar cerah, namun tidak terik. Angin yang berhembus melalui jendela dan sunroof mobil yang terbuka pun terasa cukup sejuk. Dan untuk sesaat, ia lupa kalau ini sudah memasuki pertengahan musim panas.

Sepanjang perjalanan, Heeseung memutar lagu-lagu Backyardigans, seperti yang Sunoo minta. Sesekali ia ikut menyanyikan lagunya dalam harmoni, membuat seisi mobil dipenuhi oleh suara gelak tawa Sunoo.

Menurut GPS mobilnya, letak apartemen Jake tidak begitu jauh dari posisi mereka sekarang. Sekitar tiga ratus meter lagi, dan mereka akan sampai.

Sejujurnya Heeseung masih belum bisa begitu percaya sepenuhnya pada si guru yang bernama Jake itu.

Pertama, lelaki itu pernah mengajarinya tentang bagaimana cara memilih makanan yang bergizi dan tips seputar kebutuhan yang sesuai dengan umur anaknya.

'I mean, who does he think he is?'

Heeseung bahkan yakin lelaki itu belum menginjak umur 25 tahun. Terlebih lagi mengurus anak. Dan ia tidak suka ketika seseorang yang sama sekali tidak memiliki pengalaman berkeluarga menceramahi ia yang seharusnya sudah berpengalaman. Lagipula tidak setiap hari juga Heeseung memberi Sunoo makanan siap saji seperti itu. Dan ia juga sudah membelikan pasta gigi khusus untuk anak-anak di bawah usia enam tahun dengan rasa stroberi untuk Sunoo.

Kedua, ia tidak suka Sunoo menghabiskan waktu lebih lama dengan Jake.

Jika dengan lima hari dalam seminggu bertemu dengan Jake saja sudah bisa membuat Sunoo bercerita tentang si guru itu dua sampai tiga kali dalam sehari. Apalagi mulai sekarang—yang mana Sunoo akan bertemu dengan Jake enam kali dalam seminggu karena ia mendapatkan pelajaran matematika tambahan tiap Sabtu.

Ia yakin setelah ini Sunoo akan lebih sering bercerita tentang lelaki itu kepadanya. Seakan-akan topik menarik di kepala Sunoo hanyalah Jake, Jake, dan Jake. Sebut ia cemburu, namun Heeseung benar-benar merasakan popularitasnya di mata anaknya kian menurun dan digantikan oleh si guru Bahasa Inggris.

someone to take you home | HEEJAKEWhere stories live. Discover now