BE MY GUARDIAN ANGEL, PLEASE....

2.1K 46 0
                                    


“ Ya... I’ll be your guardian angel, just for you. “ Dia memelukku kuat seakan dia mentransferkan kekuatannya. Mataku terpejam dan hanyut didalamnya. Seakan aku tak ingin kehilangan orang yang kusayangi, haa??? Kusayangi? Benarkah aku menyanyanginya, jujur saja, aku mulai menyayanginya.

“ Janji... “ Aku menautkan kelingkingku dengan kelingkingnya, dia tersenyum. Manis sekali.....

“  You can keep my words.... Oh iya, sekarang kamu mandi, dan bawa koper pink yang telah mommy mu siapkan di kamarmu. Jam 9 harus sudah selesai mandi, aku tunggu di luar. “ What.... ada apa? Memangnya aku mau kemana?

“ Memangnya kita akan kemana? Memangnya mom and dad mengizinkanku? “

“ Suatu tempat yang indah, tenang... mereka mengizinkanmu, sudahlah... cepat. “ aku didorong Dera menuju kamarku. Kuputuskan untuk mandi dan membersihkan semua peluh yang tersisa di tubuhku. Tak lama, aku telah selesai. Aku memutuskan memakai baju yang telah disiapkan mommy. Kaos putih lengan panjang polos bergambar kucing, dan rok hitam pendek mekar. Kugerai rambut coklat ikal besarku. And, I’m ready now. Aku keluar menuju ruang tamu. Kulihat Dera telah bersiap. Mata coklat berkilau itu nampak memperhatikanku.

“ Dera... Are you ok? “ aku menggerakkan tanganku didepan matanya.

“ Ohhh, i’m ok. Ayo kita pergi.... “ kami memutuskan naik taksi. Aku bingung, kemana dia akan membawaku pergi? Masa bodoh, sekarang yang aku butuh hanya refreshing, menghilangkan semua gundah, amarah, kehilangan, kekecewaan. Aku berhak bahagia, bukan?

Perjalanan ternyata menghentikanku pada Bandara Soekarno Hatta. Aku menatapnya ragu. Mau kemana dia membawaku pergi? Aku bertanya pada Dera, oh God... ini maksudnya apa?

“ Kau ini.... kau akan mengajakku kemana, kupikir kita hanya ke puncak di Bandung, kenapa harus naik pesawat segala??? “

“ Calm Down... aku akan menunjukkanmu tempat yang sangat indah, dan mungkin kau belum pernah kesana. Trust me. “ Dia menampilkan wajah dinginnya –lagi- huh.... cool face, bisakah kau pergi dari siwajah tampan itu??? Ohh tampan??? Yaa kuakui dia tampan bingitz.

Aku duduk disamping lelaki es ini. Dia memasangkan head set miliknya di telingaku. Aku tersenyum. Dia dingin – dingin perhatian, aah... jadi ingat aktor Kim Hyun Joong, yang jadi Baek Seung Jo. Lah... kok jadi bahas film Naughty Kiss??? Lelaki itu menyanyi kecil lagu yang ada di head set miliknya...

Tetaplah bersamaku, jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku milikmu
Kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu....
(Tulus-Teman Hidup)

Ternyata suaranya bagus banget. Aku... tersanjung. Dan aku juga mengikuti dia untuk bernyanyi. Dia mulai gelisah dengan jam tangannya. Lalu head set itu dipasangkan di kedua telingaku. Dan aku tau ini head set kedap suara. Ternyata dia benar – benar ingin membuatku penasaran? Oh God....

“ Kalo kamu tau gag surprise nanti... “ aku mengangguk kaku. Pasrah sih sebenarnya. Lalu dia menarik tanganku. Ternyata announcer sudah bicara ya? Huh.....  Aku segera mengikuti langkahnya menuju pesawat. Yeaah... liburan, we’re comming..... wushhhhhhh
***
Pejalanan selama satu setengah jam itu membuatku tertidur di pundak Dera. Aku memang punya ketakutan kecil naik pesawat, aku hampir kecelakaan pesawat 4 kali. Coba bayangkan. Lalu sejak itu, aku menutup mataku jika naik pesawat. Aku menerjapkan mataku.

“ Ahh lo ngiler kan “ Lah bahasa lo gue nya muncul. Pasti anak ini mau ngomong sengak lagi?
“ Kagak, ish lo mah gitu, bikin gag mood. Ayo ah turun. “ Aku turun dan tak sempat melihat nama bandaranya, bodoh.... mengapa kau tak melihatnya??? Kau tak tau kau ini sampe mana? Bodoh !!!!!

Aku menuju mobil CR-V yang berhenti didepan bandara. Disana ada Crystal dan kak Charlos? Lah ini apa lagi...

“ Loh kok kalian ada “ ucapku dengan ekspresi bodoh luar biasa. Mereka tertawa.

“ Elo sih... Emang lo aja yang mau liburan, gue juga, keleus. “ Crystal angkat bicara, anak ini.... dia memang manusia terhebat yang pernah aku kenal. Kesedihan saja bisa ia simpan rapih. Sungguh, dia memang pandai dalam hal itu.

“ Ok, tell me now. Kita ini dimana? “ aku mulai tak sabar, kita ini dimana?

“ Di DIY, ahh lo bego... di Yogya Disty Mareta Smith “ Sialan nih dikatain bego.... Crystal bego.

“ Lah, kan gue kagak penah balik kesini semenjak oma sama opa wafat, ahh bego lo.. “

“ Ahhh, udahlah.. Eh iya, lo gue anter ke mana? “ ucap Dera yang mengalih kemudi mobil itu.

“ Ke Malioboro aja deh. “ ucap Crystal, dasar.

“ Ok.... “ mobil yang kami tumpangi langsung menuju Malioboro. Tak lama, mereka sampai. Saat aku mau turun.....

“ Eh mau kemana, tujuan kita bukan disini “ Ucap Dera yang mencekal tanganku. Aku semakin bingung.

“ Lah trus, dimana? “ dia tersenyum. Mobil kami  berjalan dengan kecepatan sedang. Dan perlu untuk dicatat. AKU PENASARAN. ***
Kami sampai. Aku takjub, allahu akbar... ini sangat indah. Bahkan aku tak pernah melihat tempat setenang ini, seindah ini. Tempat ini sangat pas dengan menenangkan hatiku. Danau yang luas dan bersih, bunga – bunga yang bermekaran indah, dan ada perahu di danau itu.

“ Apakah kau tenang?? “ Aku mengangguk dan tersenyum. Aku bahagia... baru kali ini hatiku tenang setelah kematian Kak Edwin.

“ Ya... ini dimana? “

“ Ini taman milikku. Butuh 3 jam kita sampai disini. Kita di villa ku sekarang. Ini adalah tempat dimana aku menenangkan diri. Kuharap kamu suka. “ aku memeluknya erat. Beribu ucapan terimakasih meluncur bebas di bibirku.

“ Mengapa memiliki ide seperti ini? Kamu pernah punya masalah apa? “ tanyaku padanya. Dia menarik nafas beratnya.

“ Aku pernah frustasi melebihimu, Disty. Masalah kita sama, sejenislah. Dulu saat aku kelas 3 SMP aku jatuh cinta terhadap sepupu tiriku, namanya Kim Ha Na Ahsafi Kiel. Bahkan kami cinta mati. Dan kami pernah berjanji tak meninggalkan satu sama lain, sampai maut yang memisahkan kami. Saat aku akan menembaknya, dia meninggal karena tertabrak truck. Andai saja aku tak mengajaknya di taman itu, dia takkan mati, Dis. Dia memang bukan keluarga Kiel, tapi adik ayahku menganggapnya demikian, jadi marga Kim dan Kiel disematkan di namanya. Dia mirip sepertimu, hanya saja matanya hijau dan cupu. “ aku merasa bersalah karenanya. Karenaku, dia membuka masalalu yang cukup kelam. Aku memeluknya erat ketika airmatanya jatuh. Dia sajak terkejut dengan perlakuanku.

“ Eh.... “

“ Makasih.... kamu mebuat aku kuat, begini kan cara membuat orang tenang?? Seperti ini atau lebih erat “ aduh, kok aku agak bego ya?? Tapi kok pengen melukkin orang ini ya?? Aduhh

“ Thanks... sekarang aku tenang. “ aku mengangguk. Dan

cups.....
Apaa??? Dia mencium pipiku –lagi-

“ Hem..... naik perahu yuk... kita lupain masalalu kita.... “ ucapnya yang berubah menjadi kalem. Huh... apa pipiku memerah sekarang?

Aku tersenyum. Kamera polaroid pink milikku ku keluarkan untuk mengabadikan kebersamaan kami. Huh.... kami berfoto seperti anak SMP. Wajar saja, kami memang masa kecil kurang bahagia, tak menikmati masa remaja dengan bersantai, hanya berkutat dengan rumus fisika dan matematika. Huh.... baru kali ini aku merasa lepas, bebas, dan tenang. Dan kali ini aku sadar, mungkin hati ini mulai memihaknya. Tetaplah jadi pria yang menjagaku dalam suka duka ku, Dera... Be My Guardian Angel.... DERA........
                                 ***

Player In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang