Mencoba untuk tidak menangis di depannya. Jean kemudian segera meletakan bunga yang ia beli di sofa rumah sakit dan memelukku erat. Ia mengelus-elus punggungku dengan lembut, rasa sakit di dadaku kemudian kembali muncul. Dia mengeluarkan semua tangisan yang sedari tadi aku tahan. Aku memeluknya dan meletakkan kepalaku di pundak lebarnya,
"Jeannn~ Aku lumpuh! Aku tidak bisa berjalan lagi seperti duluu, bahkan menggerakan kaki pun aku tidak bisa!" Tangisku.
"Ssst! Siapa bilang kau lumpuh selamanya? Kau masih bisa sembuh! Kau memiliki 2 kakak dokter! Dan aku akan terus membantumu hingga kau bisa kembali berjalan! Kau masih bisa sembuh!" Ucap Jean kini sambil memegangi kedua pipiku.

Aku bisa merasakan kedua tangan hangatnya membelai kedua pipiku dengan lembut. Ia tersenyum, senyum yang begitu hangat.
"Y/N, kau tidak perlu takut... Aku akan selalu berada disampingmu, apapun keadaanmu dan kondisimu... Aku akan selalu bersamamu" Ucapnya.
"Apakah kakiku benar-benar bisa sembuh?"
"Tentu saja! Eren bahkan sudah merencanakan perpindahanmu ke rumah sakit yang lebih besar dari ini, jadi disana kau akan menjalani pengobatan yang lebih baik dari sekarang~ Jadi kau tidak perlu khawatir..."

Jean menjelaskan dengan penuh semangat hingga aku sedikit lupa dengan kejadian sebelumnya. Ia membuatku jadi sedikit lebih lega. Aku pasti akan sembuh.
"Terimakasih Jean..." Ucapku.

Semburat merah muda kini hadir di kedua pipinya, ia tersenyum manis dengan deretan gigi putihnya.
"Haha dan seharusnya aku yang harus khawatir..." Ucapnya.
"Tentang?" Tanyaku.
"Khawatir, jika ada salah satu dokter akan menyukaimu nanti... Pasti dia akan terkejut dengan pasien secantik ini datang ke rumah sakit"
"Hahaha, itu tidak mungkin"

"Ia membuatku menangis sedangkan pria lain membuatku tertawa"

Aku benar-benar bersyukur bisa memiliki teman seperti Jean. Haruskah mulai sekarang aku belajar mencintainya?

AUTHOR POV

Levi nampak sedang menunggu seseorang di dalam mobilnya. Sudah lebih dari 7 batang rokok telah habis ia hisap, matanya terus melihat lurus kedepan. Hingga beberapa saat kemudian terlihat Petra sedang berjalan sendirian dengan beberapa tas plastik di tangannya.
Levi kemudian tersenyum, Ia kemudian berjalan mendekati Petra yang merasa kesusahan dengan beberapa barang belanjaan di tangannya. Dengan kasar Levi menarik tangan Petra, beberapa tas yang terjatuh tidak sama sekali mereka indahkan.
"Kau benar-benar sudah kelewatan nona Ral" Ucap Levi tajam.
"Le-levi? K-kenapa kau disini?" Tanya Petra.

Gadis tersebut cukup terkejut dengan kehadiran Levi yang secara tiba-tiba di sampingnya.
"Apa yang kau bicarakan dengan Y/N?" Tanya Levi kini.
"Tidak ada"

Emosi Levi kini memuncak, ia kemudian menarik kembali tangan Petra untuk masuk kedalam mobilnya.
"Aku dengar ayahmu sedang memulai bisnis baru, kau ingin bisnis itu gulung tikar? Atau kau katakan yang sejujurnya... Apa yang kau katakan pada Y/N beberapa hari lalu" Ancam Levi.

Wajah Petra memucar, ia tau ancaman Levi bukanlah hanya sekedar omong kosong saja. Petra kenudian menundukan kepala,  jujur atau bohong itu semua sama saja, Levi akan marah padanya. Terlebih kebohongan yang diucapkannya merupakan salah satu alasan terjadinya kecelakan tersebut.
"A-ku, aku hanya..."
"CEPAT KATAKAN!" Teriak Levi.
"Aku bilang kalau kau hanya bersandiwara dan berpura-pura untuk mencintainya... Dan juga mengenai pernikahan kita~ Dengar Levi! Semua perkataanku tidaklah bohong! Kau memang sudah berjanji untuk menikahiku! Dan banyak saksi yang tau akan hal itu! Terlebih, masih ada bukti kontrak dimana kau akan menikahiku! Jadi!!! Tidak sepenuhnya ini kebohongan!" Teriak Petra kini.

Levi mengusap rambutnya kasar. Mata dinginnya menatap mata Petra. Ia kemudian memberikan beberapa surat dokumen yang ia ambil di dalam dashboard mobil.
"Dengar baik-baik! Kau sudah aku pecat! Jadi perjanjian ini otomatis batal!"
"Batal? Haha ya memang batal! Tapi, setidaknya kau juga akan batal untuk menikahi Y/N... Dia gadis bodoh yang sudah mempercayai semua perkataanku dan kau adalah pria bodoh yang terlalu banyak rahasia dibelakangnya" Ucap Petra dengan tatapan dinginnya.

Perkataan kini menyadarkannya. Levi memang masih terlalu banyak rahasia yang belum ia cerita kan semua kepada Y/N dan itulah mengapa permasalahan ini terjadi.
"Dengar Levi, kita masih bisa bersama lagi! Kau bisa memanggilku dengan sebutan sayang jika kau mau... Tapi bisakah kau melupakan Y/N? Aku akan menerimamu dan mencintaimu sebaik mungkin!"

Levi kemudian menangis tangan Petra yang hampir memeluk lengan Levi.
"Perlu aku camkan untukmu, aku tidak akan pernah mencintaimu... Bukan hubungan ku dengan Y/N yang merupakan sandiwara namun dengan dirimulah, aku harap kau bisa mengerti batasan-batasanmu sekarang!"
"Kau benar-benar brengsek! Aku menunggumu selama ini! Bekerja sebagai sekretarismu! Berharap! Dan bahkan hingga aku terseret kasus penculikan! Dan sekarang kau membuangku? Kau benar-benar kejam, Levi"

Air mata gadis tersebut kini menetes, ia kemudian membuka pintu mobilnya dan pergi meninggalkan Levi yang kini mengusap-usap rambutnya dengan kasar. Kertas yang di depan matanya pun ia sobek-sobek tidak beraturan. Ia marah, marah dengan keadaan dan masa lalu yang terlalu bodoh.

"Entah darimana lagi aku harus kembali memulai sesuatu yang sama"

To be ccontinued

I'm Not The Only One [LEVI X READER]Where stories live. Discover now