01.At Home

254 29 6
                                    

"Bang ini kopinya."ucapnya sambil meletakan cangkir kopi didepan sang kakak.

"Drie,istirahat sana jangan kelelahan,ingat kata dokter.Nanti abang pulang malam,jangan masak,minta Haikal apa Mas Jun buat bikin makanan,jangan minta Jevan yang bikin,oke."Drie hanya mengangguk.

"Hari ini sibuk banget ya,Bang?"tanyanya cemberut.Mark mengangguk,
"Drie pengen jalan-jalan sama Kevin sama Nara tapi mereka ada tugas sekolah yang harus diselesaiin,kan Drie bosan dirumah."

Sang abang tersenyum lalu mengacak surai coklat nya gemas."Ajak Jevan sama Mas Jun,mereka dirumah hari ini,kalau Haikal harus kekampus ada kuis pagi soalnya,semalam udah bilang ke Abang."

"Iya,ya udah abang hati-hati ya perginya,Drie kekamar dulu,rada pusing."Si abang mengangguk."Ya udah sana istirahat."

Kebetulan,semenjak Drie jatuh sakit kamarnya pindah kekamar yang ada dilantai bawah,kata mereka biar jagainnya bisa leluasa.

Mark Alexander,si sulung tersenyum setelah Drie,atau yang bernama lengkap Adriano Nathaniel itu menghilang dibalik pintu kamarnya.

"Nggak terasa ya,dek.Lo udah sebesar ini.Udah 17 tahun aja,padahal mah dulu suka ngikutin abang diem-diem kalo abang pergi main."gumamnya yang terdengar oleh Arjuna Devandra,adik keduanya.

"Dulu paling petakilan melebihi Haikal tapi sekarang kebalikannya."timpal Arjun yang duduk di seberang Mark.

"Jagain dia,tadi bilang pengen jalan-jalan tapi nggak ada temen,lo bisakan nemenin? Takutnya kabur kayak dulu,dulu sih mending masih baik-baik aja,kalau sekarang,abang khawatir."Juna mengangguk.

"Dari semalem ngerengek minta jalan-jalan sih,tapi belum gue jawab,takut ingkar janji gue,lo tahu sendiri kerjaan gue suka dadakan."Mark terkekeh lalu mengangguk.

"Ya udah gue pergi dulu,awasi dia minum obatnya,jangan sampai ayah pulang dia kambuh,bisa kena masalah kita."

"Iya,bang.Nggak usah khawatir kalo soal itu mah.Bisa di atur asal tuh bocah bisa di nasehatin kalau gue udah berkomplot sama Jevan, Haikal pasti nurut anaknya,tuh bocah nggak bisa berkutik."

Mark tertawa lalu beranjak pergi.Kini hanya hening karena penghuni rumah yang lain sudah melakukan aktifitas mereka masing-masing kecuali,Drie dan Jevan.Drie mungkin istirahat,kalau Jevan memang sengaja belum dibangunkan,karena ia baru saja pulang subuh tadi.

Juna memilih untuk melihat Drie dikamarnya.Ia tersenyum ketika melihat sang adik tertidur.Juna menatap sendu sang adik,dimana ia melihat perbedaan yang signifikan,berat badan Drie turun drastis,pipi chubbynya hilang entah kemana,porsi makannya juga berkurang banyak.

"Penyakit sialan,kenapa lo tiba-tiba muncul ? Lo bikin gue ngerasa nggak berguna,please lo jangan bikin adek gue menderita.Coba lo nggak ada,adek gue bakal bisa jalanin hari-harinya tanpa obat-obatan itu."batinnya tak terasa air matanya menetes.

Melihat adiknya yang kini harus bertahan hidup dengan obat dari dokter yang harus rutin diminumnya,lantaran penyakit Acute Myeloid Leukemia (AML) yang dideritanya sejak 2 tahun yang lalu.Hal itu membuat keluarganya kini sangat overprotektive padanya,bahkan sempat Ayah melarangnya untuk sekolah dan melakukan homescholling dirumah namun,bukan Drie namanya kalau tak keras kepala.
Ia memaksa kakak-kakaknya untuk membujuk ayah agar ia bisa bersekolah lagi.Ayah hanya bisa pasrah saat Drie mengancam tak akan meminum obatnya apalagi check up kerumah sakit.

Sejak Bunda meninggal dengan penyakit yang sama,Ayah kini fokus pada Drie.Bahkan Oma dan Tante Naya sering berkunjung kerumah karena Ayah menolak untuk tinggal bersama mereka.

Dan siang ini ternyata Oma datang bersama Om Yogi dan Tante Naya juga Opa.
Drie makin cemberut setelah Jevan menolak ajakannya,acara jalan-jalannya pasti gagal,karena Oma dan Tante Naya yang tak ingin ia kelelahan atau apapun.

This Pain (NCT DREAM LOKAL)Where stories live. Discover now