" Ssh.. Siapa? "

Di lihatnya beberapa mahasiswa laki-laki berdiri di hadapannya. Salah satu dari mereka adalah yang mendorongnya barusan dan terlihat sekali itu di sengaja.

" Jelas-jelas kau hanya pria biasa seperti yang lain. Apa yang membuat kau begitu menarik di mata Ace. Kau tidak ada bedanya dengan yang lain kan, lalu kenapa? "

Srak!

" Akh.. Lepaskan rambutku! Apa yang kau lakukan! "

Jimin memegang tangan lelaki itu yang terus menarik rambutnya. Rasanya rambutnya akan terlepas saking kuatnya cengkraman yang laki-laki itu lakukan.

" Aku sebenarnya tidak masalah mau kau biasa saja atau luar biasa sekalipun. Tapi beraninya orang seperti mu menolak perasaan Ace! Beraninya kau membuatnya patah hati oleh orang macam kau!! ! "

Jimin di hempaskan membentur tembok kembali namun sekarang kepalanya yang lebih dulu menerima.

' Rasanya sakit. '

" Aku membiarkan kalian dekat karena ku pikir kau berbeda. Senyuman Ace saat bersama mu sangat berbada dengan sebelumnya. TAPI KENAPA KAU MALAH MENGHANCURKAN KEPERCAYAAN ACE! "

Kemeja Jimin di cengkram dan dia mendapat pukulan dari lelaki itu yang masih tidak dia pahami kenapa. Ace? Apa lelaki itu punya hubungan dengan Jun?

" Hey berhenti. Kau bilang hanya berbicara dengannya. Dia bisa mati kalau kau seperti ini. "

Teman-teman lelaki itu mencoba menarik mundur agar tidak memukuli Jimin lagi. Keadaan Jimin benar-benar kacau bahkan wajahnya sudah terdapat lebam dan sudut bibirnya yang kini terluka.

" Biarkan saja. Orang tidak tau diri macam dia pantas menerima ini! "

Jimin menunduk dan melindungi kepalanya ketika satu tendangan kembali dia dapatkan.

" Ayo pergi. Nanti ada orang yang tau. K-kau jangan bilang pada siapapun ya.. "

" Kenapa kalau aku menolak? "

Ucapan Jimin membuat langkah mereka berhenti.

" Ya! kau diam saja! Kau mau mati! " Sahut teman lelaki yang memukuli Jimin tadi.

" Kau tidak berhak mengatur perasaan ku atas siapa saja yang akan ku terima atau ku tolak. Lagipula Jun pantas mendapat perasaan tulus bukan hanya palsu karena keterpaksaan seseorang. Aku tau kau menyukainya walaupun aku tidak tau ada hubungan apa di antara kalian. Karena itu kau marah saat orang lain membuatnya terluka. Tapi apa yang kau lakukan adalah salah. "

" Tau apa kau!! "

" Membuat orang lain menjadi sumber kebahagiaan tanpa di inginkan orang itu bukankah kamu egois. Kalau kamu memang mencintai Jun dan ingin membuat dia bahagia, jadikan dirimu sendiri sumber kebahagiaannya bukan memaksa orang lain melakukannya untuk mu. "

" Hey kau tidak tau apapun. Yu lebih berkorban daripada siapapun. Kau-- "

" DIAM! "

" Tidak. Aku tidak akan diam. Mencintai seseorang dan berkorban adalah hal yang berbeda. Dan yang kau lakukan bukanlah keduanya. Kau hanya putus asa dengan usaha mu sendiri, karena itu kau membuat orang lain untuk menggantikan mu. Kau tidak berusaha lebih keras lagi. Ku pikir Jun akan mengerti kalau kamu menunjukkannya. "

" Orang seperti mu yang hanya tau di perhatikan jangan sok mengerti apa yang ku rasakan. "

" Benar. Aku tidak mengerti perasaan mu. Tapi aku tidak akan pernah melakukan hal yang sama seperti apa yang kamu lakukan. Aku percaya bahwa siapapun bisa menentukan kebahagiaan nya sendiri, begitu juga Jun. Dengan kamu melakukan hal ini kamu menunjukkan ketidakpercayaan mu padanya. Mencampuri kehidupannya dan menentukan kebagiaan seseorang bukanlah hal yang diinginkan. Aku yakin dia akan kecewa jika mengetahui hal ini. "

" Bang**t!! Sialan! Apa aku kurang keras memukul mu hah! Kau hanya besar mulut! Kau tidak tau bagaimana perasaan ku! "

Menyadari akan di pukul Jimin langsung melindungi kepalanya menggunakan lengan tangannya.

" Yu sudah cukup, kita pergi saja. Bisa jadi masalah kalau sampai ketahuan. "

" Tcih. "

" Hey Jimin, sebaiknya jangan bilang pada siapapun soal ini. Kalau Jun sampai tau masalah ini Yu tidak akan segan-segan menghabisi mu. Aku memperingati karena kasian padamu. Dia bisa berbuat di luar batas kalau sedang marah. "

Mereka langsung pergi meninggalkan Jimin di toilet sendirian.

' A-aku takut. '

Jimin mencuci wajah sebentar dan menata penampilannya yang sedikit acak-acakan. Untung saja poninya lumayan panjang setidaknya bisa menutupi dahinya yang terluka.

" Seharusnya tadi aku sedikit membalas.. Ugh ini sakit. Sepertinya akan membekas beberapa hari. "

" Apa yang harus ku katakan kalau sampai mereka tau. "
.

Sejak tadi semua orang menatap Jimin di buat heran karena wajah yang biasanya mulus kini terdapat banyak lebam. Bahkan ada yang menatap ngeri mengingat siapa yang berani melakukan itu padanya.

Bahkan dosen pun sampai bertanya langsung takut kalau adik dari salah satu orang berpengaruh di Korea mendapat bullying di Universitas mereka. Ingatlah betapa menakutkannya seorang Park Chanyeol jika menyangkut adik-adik manisnya.

Namun lebih daripada ketakutan para dosen, ada beberapa orang yang kini tidak dapat berkata-kata ketika menyaksikan orang yang paling mereka jaga terlihat tidak sebagaimana mestinya sebagai sosok yang tidak tersentuh.

" Apa yang harus kita laporkan padanya? "

" Entahlah. Ku pikir kita tidak akan bertemu lagi setelah ini. "

Salah satunya tertawa.

" Kau benar. Haahh.. Padahal aku punya rencana kencan dengan kekasih ku besok malam. "
.
.

TBC.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SekianBye :b

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekian
Bye :b

Instagram Bangtan || Jimin x All ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang