Toko Buku

37 11 0
                                    

"Tara, aku mau beli buku buat sekolah. Kalo ada duit sisa, aku mau beli novel juga." Kata Caca padahal tidak ada yang bertanya. Tara hanya manggut tanda paham, dan detik berikutnya dia bertanya,
"Buku pelajaran apa? Kita ke sisi sana mungkin ya." Sambil menunjuk arah sudut buku disana.

"Eum, IPS ta. Aku lupa beli kemarin." Caca menjawab sambil memanyunkan bibirnya, melihat itu Tara merasa gemas dan mengusak surai Caca,
"Kalo seperti itu kamu mirip ikan koi, Ca." Ucapnya.

"Dih, Tara kok ikan koi si ga banget." Kata Caca, tak terima dibilang ikan koi kemudian Caca mencubit perut Tara, lalu tangan Caca yang habis mencubit perut Tara tadi digengam oleh Tara, dan diajak agar sampai ke buku yang sedang dicari.

Sebenarnya hati kedua insan ini tidak karuan, namun mereka tidak ingin merusak hubungan persahabatan ini. Mereka sudah bersahabat sejak duduk di bangku sd, dulu saat awal pertama kali Caca pindah ke rumah dekat Tara, waktu itu Tara sedang bermain sepeda dekat rumah Caca dan saat itu pula entah ajakan siapa mereka berdua berkenalan dan berteman sampai saat ini. Caca yang bawel dan selalu ceria ini, begitu membuat Tara nyaman bersamanya.

Sudah mendapat buku yang Caca mau, mereka menuju tempat makan untuk mengisi perut.

"Sedang ingin makan apa, Ca?" Tanya Tara kepada Caca yang sedang melihat sekita outlet makanan.

"Eum, mau apa ya? Baso enak kali yaa, tapi laper banget mie ayam kali ya.. okey! Deal! Mie ayam! Mau kan ta?" Jawab Caca, memang sangat labil namun dia punya pilihan yang pasti.

"Boleh, tapi Caca terakhir makan mie kapan?" Tanya Tara kemudian.

"Kemarin, ehh tapi gapapa ko minggu ini aku baru sekali makan mie, janji deh kali ini terakhir yaa ya yaa plis ya ta." Jawab Caca sambil memohon dan dijawab anggukkan oleh Tara.

Sekarang mereka sedang duduk berhadapan dan dengan syahdu memakan mie ayam pesanan mereka.

"Abis ini ingin kemana?" Tanya Tara disela makan mereka.

"Gada sih, langsung pulang aja. Udah mau gelap juga." Jawab Caca.

"Baik, langsung pulang. Habiskan makannya biar tidak masuk angin nanti." Jawab Tara. Dan mereka melanjutkan makan mie ayam.

Selesai makan, Tara membayar makanan tadi dan segera beranjak pergi untuk mengantarkan Caca pulang ke rumahnya menggunakan motor miliknya. Di buka jaket Tara dan diserahkan ke Caca,
"Pakai Ca, sudah malam nanti dingin." Kata Tara.

"O-okey, kamu gapapa? Nanti dingin gimana?" Tanya Caca ragu. Padahal dia tahu jika Tara sudah menawarkan itu berarti bukan basa basi.

"Tidak akan, saya sudah biasa. Cepat pakai." Titah Tara dan Caca menurutinya.

Setelah itu, dua insan dan motor matic Tara melaju membelah jalanan Ibukota malam itu. Hanya keheningan dan angin malam yang menemani mereka.

Sampai di depan rumahnya, Caca pun turun dan melepaskan helm juga jaketnya Tara, diserahkan ke si pemilik.

"Nih, makasih yaaa buat semuanya." Ucap Caca sambil tersenyum.

Tara pun mengambil helmnya,
"Jaketnya di kamu dulu, sudah dipakai kamu, jangan lupa di cuci biar wangi." Ucap Tara.

"Dih, iya deh iya dicuci eh ga deh di LAUNDRY biar w.a.n.g.i." Ucap Caca kesal.

Melihat Caca kesal membuat Tara gemas, terulur tangan Tara untuk mengusak rambut Caca pelan, namun membuat agak berantakan dan itu membuat Caca tambah kesal.

"Taaa ah nyebelin banget, berangkat cantik pulang udik. Tau ah." Kata Caca sambil memanyunkan bibirnya yang menurut Tara seperti ikan koi. Dan ia masuk ke rumahnya, menyisakan Tara dengan tawa kecilnya, untung saja sepi jika tidak dia akan dianggap tidak waras karna tertawa sendiri.

Setelah itu Tara menyalakan motornya dan meluncur ke rumah. Tidak butuh waktu lama untuk sampai karna rumah Tara dengan Caca hanya selisih lima rumah saja.

Sampai di rumah, Tara memarkirkan motornya dan melihat ponselnya, ada foto Caca disana yang ia ambil diam-diam saat Caca tengah fokus membaca buku di toko buku tadi. Seperti tidak ada capenya tersenyum, dari pagi hingga malam pun senyum Tara tak hilang, semua itu berkat Caca.

 Seperti tidak ada capenya tersenyum, dari pagi hingga malam pun senyum Tara tak hilang, semua itu berkat Caca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CallistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang