written by weirdppl13
Yuto terbangun dari tidurnya dengan keadaan panik. Hal yang pertama ia lihat adalah seorang lelaki yang duduk di jendela samping kasurnya dengan senyum merekah dan sebuah handphone di tangannya yang menghadap pada Yuto.
"Telat!" pekik Yuto.
Lelaki yang ada di jendela itu tertawa keras.
"Apaan sih, Yuto. Hari ini kan hari Minggu," tegurnya. "Kamu sudah kelas 2 SMP tapi masih nggak tahu hari, ya."
Yuto terdiam sejenak. Ia memproses otaknya. Ah, benar. Hari ini masih hari Minggu. Ia menghela napas panjang.
"Asyik, deh.. dapet video Yuto yang lagi panik, hehe," gurau lelaki itu.
"Lagian kamu ngapain ada di rumahku pagi-pagi, Kino..." gerutu Yuto.
Lelaki yang dipanggil Kino itu tersenyum masam. Ia memandangi Yuto yang rambutnya masih kusut berjalan keluar kamar hendak ke kamar mandi.
Tak lama, Yuto kembali.
"Yuto, hari ini mau main apaa?" tanya Kino dengan nada gembira.
"Sst.. Jangan keras-keras. Nanti ketahuan orang tuaku," tegur Yuto, membuat Kino refleks menutup mulut. Hal tersebut sangat menggemaskan bagi Yuto, membuatnya tersenyum tipis, "Ayo main petak umpet di bukit belakang,"
Ya, Yuto dan Kino merupakan sahabat yang begitu dekat sejak mereka kelas 1 SD. Ke mana-mana mereka selalu bersama. Namun entah mengapa sejak Yuto menginjak bangku SMP, orang tua Yuto nampaknya mulai tidak suka dengan Kino hingga mereka meminta Yuto untuk menjauhi Kino. Demi kebaikan Yuto, katanya. Tapi namanya Yuto dan Kino, mereka tetap saja selalu bermain bersama. Meski harus bermain secara diam-diam. Meski terkadang ia pernah ketahuan masih bermain dengan Kino, berakhir dengan dirinya yang dimarahi oleh sang ayah.
Begitu dekat, hingga Yuto memiliki perasaan spesial terhadap Kino.
- - -
Setahun Kemudian.
Yuto berlari terburu-buru menuju kamarnya. Ia begitu senang setelah ia dipuji Ibunya karena ia masuk peringkat lima besar di sekolahnya.
Memasuki kamar, ia mengunci pintu. Seperti biasa, Kino sedang duduk menunggu Yuto pulang sekolah sembari membaca komik di jendela kamar Yuto.
"Kino!" pekiknya tidak sabar.
Yang dipanggil namanya ikut tersenyum girang menoleh ke arah Yuto, meski ia belum mendengar kabar apapun darinya.
"Aku masuk lima besar seangkatan!" ucapnya bangga. Ia menunjukkan kertas berisi capaiannya yang bertuliskan bahwa ia berada di rangking lima seangkatan kelas 3 SMP.
Kino melompat-lompat kegirangan sambil bertepuk tangan melihatnya.
"Yuto keren banget!" Kino begitu senang. "Di sekolahku nggak ada ranking, sih. Tapi aku juga pengen tau rankingku di sekolah berapa."
Yuto tersenyum. Ia duduk di kasurnya, masih memperhatikan Kino yang bercerita. Cahaya mentari sore yang diam-diam masuk ke kamar Yuto seakan memberi efek pada Kino yang terlihat bersinar. Begitu indah. Senyum Kino dengan cahaya matahari, merupakan perpaduan yang sempurna.
Seakan, ia adalah seorang peri.
"Kino, besok lusa kamu mau dimasakin apa?" tanya Yuto tiba-tiba.
Kino sedikit terkejut mendengarnya. Benar juga, Besok adalah hari ulang tahunnya.
"Aku mau pancake," jawabnya.
Yuto kembali tersenyum mendengarnya, kemudian mengangguk.
Ya, besok adalah hari ulang tahun Kino. Namun setiap hari ulang tahunnya, Kino tak bisa menemani Yuto. Ia selalu pergi. Jadi sudah menjadi kebiasaan bahwa Yuto akan merayakan ulang tahun Kino sehari setelah ia berulang tahun.
YOU ARE READING
The Window || Yuto x Kino
Fanfiction[ONE SHOT] Kino selalu ada sebagai tempat ternyaman Yuto. Namun di lain sisi, Yuto sadar bahwa ini semua tidak abadi. Genre: Drama, Angst.
