00.1

42 5 0
                                    

Aku menghilang.

Sepertinya.

Tapi, bagaimana caranya kembali? Sebenarnya aku tak ingin kembali, mengingat kehidupan ku yang itu-itu saja setiap harinya. Aku bosan.

Mungkin memang terkesan aneh. Anak kecil seusiaku bisa merasa bosan hidup karena menjalani hidup yang selalu monoton.

Wajar, aku ingin seperti yang lainnya memiliki ayah dan ibu. Atau setidaknya ada yang memperhatikan dan menyayangi aku. Memang setiap hari aku selalu dipuji karena rambutku yang menurut mereka indah, padahal aku tak menyukainya.

Kenapa rambutku berbeda? Aku bahkan tak tau warna apa ini. Setiap hari akan berubah, bahkan setiap saat. Bukannya tak bersyukur, tapi ini menjadi penyebab aku selalu menjadi pusat perhatian. Mereka mendekatiku hanya karena penasaran, bahkan ada yang mau menggunting atau mencoba bereksperimen aneh pada rambutku.

Pernah sekali, aku diculik oleh preman dekat gang sekolahku. Aku selalu melewati gang itu saat pergi ke sekolah. Mereka menjambak rambutku dan menangkapku, menyekap mulutku dengan kain kotor entah bekas apa. Aku bahkan tak sempat menjerit. Rasanya ingin muntah saat bau busuk dari kain itu tertangkap oleh indera penciumanku.

Tangan dan kaki ku diikat dengan tali tambang. Mereka menyaksikan rambutku yang berubah warna di setiap hal yang mereka lakukan padaku. Mulai dari membuka rok ku dan mengintip ke dalam pakaian dalam ku.

Aku berusaha menjerit sekuat tenaga walaupun mulutku disekap dengan kain menjijikan itu. Untungnya ada seorang paman yang tau dan menyelamatkanku. Paman itu terlihat sangat gagah dan tampan, aku tak bisa menolak mengatakan paman itu tampan. Di tubuhnya tercetak jelas otot-otot yang akan membuat perempuan manapun melirik ke arahnya walaupun sudah bersuami.

Aku mengagumi setiap detik yang dia gunakan untuk membasmi preman itu. Menatap bokong montok dan dada yang menimbul itu lamat-lamat, melupakan fakta bahwa mulutku sedang disekap dengan kain menjijikkan.

Jangan bilang aku aneh.
Karena aku memang aneh. Apalagi rambutku.

Paman itu membawaku ke rumahnya. Oh, sebelum itu, kami sempat pergi belanja baju ganti untukku. Di perjalanan, kami sempat bercanda atau sekedar tertawa dengan hal-hal simpel sekalipun.

Aku suka paman ini!

Aku menghabiskan waktu seharian di rumah paman ini. Meskipun tak luas, tetapi tetap sangat nyaman menurutku. Kami membaca novel entah tentang apa, aku belajar banyak kata baru dari novel itu. Dia baru mengantarkan ku pulang saat hari sudah malam.

Aku masih mengingat wajahnya dan aku tak akan melupakannya. Dia memiliki surai hitam dan iris hijau. Di wajahnya terdapat bekas luka tajam, tepatnya di tepi bibir kanannya.

Paman yang tampan, gagah dan berani
o(>w<)o

Memandangmu || Inumaki TogeWhere stories live. Discover now