01

59 7 0
                                    

Cahaya mentari memasuki ruangan kamar tidurku pertana sudah pagi. Aku bangun, mengucek mataku dan keluar dari kamar. Berpapasan dengan seorang anak laki-laki seumuran denganku. Dia sangat pendiam, begitupun aku. Kami tak sering berbicara, hanya paman saja yang begitu cerewet setiap paginya.

Kami berdua diasuh oleh paman tinggi itu. Namanya Gojo Satoru. Wataknya menyebalkan dan selalu ceria entah kenapa. Dia adalah seorang guru dari sebuah sekolah yang mirip seperti kuil. Dia sering bilang eskrim mochi sangat enak. Setiap pulang bekerja, dia selalu membawakan oleh-oleh seperti eskrim mochi dan makanan manis lainnya, tapi terkadang dia tidak pulang.

Aku tak peduli.

•°¯'••°¯'••°¯'••°¯'••°¯'••°¯'••°¯'••°¯'••°¯'•

"Neko-chan, ganbatte!" Kata paman Gojo.

Dia memanggilku dengan sebutan neko-chan, padahal aku bukan kucing. Oh iya, Megumi, nama anak laki-laki yang seumuran denganku. Dia memiliki dua anjing yang selalu makan sesuatu yang aneh. Aku menyukainya. Maksudku menyukai kedua anjingnya. Aku sering bermain dengan anjingnya saat waktu senggang. Megumi hanya menyaksikanku bermain dengan anjingnya karena ia sedang latihan mengendalikan kutukannya.

Kutukan Megumi itu, ia bisa menciptakan hewan lewat bayangan. Aku pernah mencoba membuat anjing yang mirip seperti miliknya, tapi malah berakhir mengenaskan. Untung saja saat itu ada paman Gojo di sana, paman menghentikan kutukan yang kubuat. Memang sih, muncul anjing, tapi anjingnya tidak imut seperti milik Megumi dan malah merusak halaman rumah. Bahkan akupun sempat dikejarnya. Salahku, aku menyuruhnya kemari ke tempatku tapi aku berakhir takut dan kemudian dikejar.

"Urusai!" Bentak ku.
"Aku sedang fokus!" Sambungku lagi.

"Ya, ya. Perhatikan Alice mu, neko-chan."
"Megumi. Jangan lengah! Neko-chan sangat menyermkan sekarang." Kata paman Gojo, ia menunjukkan gaya takutnya untuk meledekku.

"Urusai!" Bentak ku lagi.

Kami pun memulai duelnya.
Megumi dengan shikigami anjingnya menahan serangan dari Alice. Aku mengambil pasir dari tanah, membentuknya menjadi senapan dan menggunakannya untuk menembak Megumi. Reflek Megumi memang bagus, ia langsung menghindar dan menciptakan nue yang langsung menuju ke arahku. Aku menutup mata, menanti nue yang menyetrumku.

"Ugoku na"

Eh? Kenapa tidak ada?

Aku membuka mataku. Menemukan sepasang iris ungu yang menatapku khawatir. Aku terdiam sejenak.

"Daijobu desu ka?"

"Kimi wa dare desu ka?" Tanya Megumi yang entah sejak kapan sudah ada di tempatku. Ia memegang pundakku menyuruhku ke belakangnya. Bertindak defensif

"Takana?"

Mata kami berkedip, kenapa tiba-tiba daun sawi?

"Sujiko."

Kami masih tak mengerti. Atau mungkin cuman aku?

"Sepertinya dia khawatir padamu." Kata Megumi.

"Ah, begitukah?" Aku menatap manik ungu itu. "Daijobu desu." Kataku mengacungkan jempol. "Ano san, kimi wa dare desu ka?"

Pemilik manik ungu itu mengambil telepon pintarnya dan mengetik sesuatu. Ia memperlihatkan tulisan yang diketiknya kepadaku.

'Watashi no namae wa inumaki toge desu. Aku bersekolah di sini. Apakah tadi kalian sedang berduel? Maaf jika aku mengganggu kalian, tapi wajah kalian terlihat asing. Kukira kau sedang diserang, jadi aku hanya bermaksud menyelamatkanmu. Apakah kalian kenal dengan orang yang bernama Gojo Satoru? Aku sedang mencarinya. Dia memiliki rambut putih dengan penutup mata.'

"Um, iya kami sedang berduel tadi. Paman tadi ada di sini, tapi sekarang entah di mana." Jelasku. "Terimakasih telah menyelamatkanku, senpai." Aku membungkukkan badan dan tersenyum padanya.

Dia juga ikut tersenyum.

"Neko-chan! Siapa yang menang?"

Akhirnya paman datang juga, jadi aku tak perlu membantu senpai ini mencari.

"Ah! Inumaki-kun, ternyata di sini."
"Neko-chan, ini senpaimu. Namanya Inumaki Toge. Dia ini pengguna kutukan ucapan. Sangat keren kan?" Kata paman dengan gaya fangirling nya.

"Uhm, ya?" Aku tak tau harus bereaksi apa, ini sangat canggung. "Aku sudah tau, tapi kenapa hanya aku? Megumi-kun juga di sini."

"Oh? Megumi masih di sini?" Paman celingak-celinguk tak jelas, pura-pura tak melihat. "Oh di sini, ya. Haha"

"Jadi siapa yang menang?"

"Tidak ada. Tadi dihentikan oleh senpai." Singkat Megumi.

"Souka. Ingin ulang?" Paman mendekatkan wajahnya ke tempatku, sangat dekat hingga aku terpaksa memundurkan wajahku yang rupawan ini.

"Tidak. Tadi harusnya aku sudah kalah. Tidak perlu mengulang." Aku berjalan ke arah kursi yang ada di pinggir lapangan.

"Eeh? Neko-chan! Kau memiliki potensi, jangan menyia-nyiakannya. Lihat! Alis mu, dia jadi sedih."

"Alice! Bukan alis!" Bentak ku.
"Tidak ada eskrim mochi? Kenapa cuaca hari ini sangat terik?" Gumam ku sesaat setelah duduk di kursi lapangan. Paman langsung membuka sebungkus eskrim mochi untukku. Otomatis aku langsung melahapnya.

"Ack!" Aku memegang kepalaku karena terkena brain freeze. Kebiasaanku dari kecil.

"Pelan-pelan." Kata Megumi.

•°¯'••°¯'••°¯'••°¯'••°¯'••°¯'••°¯'••°¯'••°¯'•

Aku berkenalan dengan tiga senpai hari ini. Yang pertama inumaki-senpai, lalu zenin-senpai dan panda-senpai.

Inumaki senpai pengguna cursed speech atau kutukan ucapan. Jadi dia tidak pernah berbicara seperti yang lainnya. Ia memiliki bahasanya sendiri, kami memanggilnya dengan bahasa onigiri karena yang dia katakan hanya isian onigiri. Dia memiliki tanda lahir atau segel seperti tatto di lidahnya dan kedua pipinya. 

Zenin senpai tak memiliki kekuatan kutukan, dia juga tak bisa melihat kutukan. Tapi dia menggunakan alat bantu, kacamata yang dia pakai adalah alat bantu itu. Kacamata itu berisi kutukan hingga bisa membuatnya dapat melihat kutukan. Senpai memiliki banyak senjata kutukan dari berbagai tingkatan. Dia mengandalkan senjata terkutuk itu untuk bertarung membasmi kutukan. Senpai satu ini memiliki ketahanan fisik yang tak main-main. Dia memiliki saudara kembar yang sekolah di sekolah yang sama namum berbeda kota. Saudara kembarnya bernama Zenin Mai dan senpai bernama Zenin Maki.

Panda senpai adalah mayat terkutuk yang diciptakan oleh kepala sekolah Masamichi Yaga. Dia bisa berbicara layaknya manusia, mungkin lebih seperti manusia daripada hewan panda. Penampilannya seperti panda asli yang sudah dewasa. Daripada menyebutnya mayat terkutuk, aku lebih suka dengan panggilan boneka. Senpai satu ini sangat fluffy, lembut, dan peluk-able. Mulai sekarang aku akan sering memeluknya. Haha!

Memandangmu || Inumaki TogeWhere stories live. Discover now